Ramadlan, Ramadlan, Ramadlan, kini kau datang lagi membawa segala keberkahan dari-Nya. Kau datang di kala manusia telah banyak lupa, lalai, dan penuh dosa. Kau datang dengan rahmat, berkah dan ampunan.
Padamu ada bonus bagi kami, pelipatgandaan pahala, yang sunat senilai wajib, yang mubah senilai sunat.
Tapi sayang, rasanya kami sama sekali tidak senang akan kedatanganmu. Bahkan kami merasa berat untuk memasukimu wahai Ramadlan mulia.
Semoga saja aku, kita bisa meraih segala kebaikan yang ada pada bulan Ramadlan kali ini. Amin
29 August 2008
27 July 2008
Pensiun sama dengan mati ...
Pensiun ...mungkin ketika aku mati .... sekarang aku lebih koncern pada blog di wordpress itu karena aku mengalami berbagai kesulitan dalam menikmati kegiatan postingku di blogger. Namun pada suatu saat aku akan melanjutkannya.
Hanya, saat ini aku belum bisa menikmati fasilitas blogger secara maksimal ...
prestatif.wordpress.com
Hanya, saat ini aku belum bisa menikmati fasilitas blogger secara maksimal ...
prestatif.wordpress.com
09 July 2008
Jalan-jalanlah!
Jalan-jalan, itulah mungkin salah satu hal yang kita lakukan di hari libur, pada waktu senggang, atau saat pikiran kacau bin mumetz. Tapi mulai sekarang saya anjurkan Anda jalan-jalan ke tempatku yang lain, karena untuk semntara waktu aku rehat mengisi blog ini.
15 June 2008
Bank Jadul
Ketika masih kanak-kanak tidak aneh jika merengek untuk minta dibelikan celengan. Baik yang berbentuk tabung yang terbuat dari plastik, maupun yang terbuat dari tanah liat berbentuk ayam jago ataupun yang lain. Ya, dahulu kita menggunakan itu untuk menabung, agar di akhir tahun atau di masa liburan sekolah kita bisa jalan-jalan, beli baju atau mainan, bahkan mungkin untuk biaya masuk sekolah baru.
Pada masa modern sekarang ini pun ternyata orang masih menggunakan alat tradisional ini. Buktinya, masih banyak celengan yang dijual di warung-warung. Entahlah, padahal sekarang ini banyak bank. Bahkan ada pula bank yang mendatangi kita, tanpa harus kita capek-capek datang ke kantor bank untuk sekedar menyetor uang.
Mungkin ada kenikmatan atau apa gitu jika kita menabung di celengan. Dahulu di kampung, karena tidak punya uang unuk membeli celengan, banyak anak-anak yang kreatif dan membuat sendiri celengan dari bambu. Meskipun tidak baik untuk uang kertas karena bisa jadi kalau kelamaan dimakan kutu.
Bagusnya, semua itu memberikan kita pelajaran jika kita memang mau berpikir. Kita ini harus menabung guna mempersiapkan sesuatu untuk masa depan, hari esok. Walaupun umur kita belum tentu sampai hari esok, tetapi kita tetap opstimis jika kita menabung.
Dan sekarangpun baru saja aku membeli dua celengan yang harganya cuma seribuan. Untuk apa? Belum jelas. Yang jelas mudah-mudahan dengan semua ini aku bisa mengamalkan hidup hemat, dan tidak lagi asal beli padahal tidak butuh atau hanya ingin (hawa nafsu). Semoga
Pada masa modern sekarang ini pun ternyata orang masih menggunakan alat tradisional ini. Buktinya, masih banyak celengan yang dijual di warung-warung. Entahlah, padahal sekarang ini banyak bank. Bahkan ada pula bank yang mendatangi kita, tanpa harus kita capek-capek datang ke kantor bank untuk sekedar menyetor uang.
Mungkin ada kenikmatan atau apa gitu jika kita menabung di celengan. Dahulu di kampung, karena tidak punya uang unuk membeli celengan, banyak anak-anak yang kreatif dan membuat sendiri celengan dari bambu. Meskipun tidak baik untuk uang kertas karena bisa jadi kalau kelamaan dimakan kutu.
Bagusnya, semua itu memberikan kita pelajaran jika kita memang mau berpikir. Kita ini harus menabung guna mempersiapkan sesuatu untuk masa depan, hari esok. Walaupun umur kita belum tentu sampai hari esok, tetapi kita tetap opstimis jika kita menabung.
Dan sekarangpun baru saja aku membeli dua celengan yang harganya cuma seribuan. Untuk apa? Belum jelas. Yang jelas mudah-mudahan dengan semua ini aku bisa mengamalkan hidup hemat, dan tidak lagi asal beli padahal tidak butuh atau hanya ingin (hawa nafsu). Semoga
Label:
asal-asalan,
Iseng,
usil
26 May 2008
Lagi-lagi berharap
Baru beberapa menit yang lalu aku mengirimkan surat lamaran lewat kantor pos Pekayon. Untuk pertama kalinya aku menulis surat lamaran yang agak profesional. Dengan memerhatikan kelengkapan dan permintaan yang diajukan oleh PT yang dimaksud.
Tapi semua itu (bersambung)
Tapi semua itu (bersambung)
26 April 2008
Mang-mang
Aku yang sedang mesantren 'menganggur, santai tapi keren' terus berikhtiar mencari tempat dimana aku dapat memberikan dedikasiku untuk seseorang, perusahaan ataupun lembaga, yang memang membutuhkan.
Ada beberapa tempat yang telah aku kirimi surat ketersediaanku untuk menjadi bagian dari keluarganya, baik lewat surat ataupun lewat email. Ada yang sudah memanggilku tetapi belum ada kelanjutan, adapula yang memang sepi.
Sambil menunggu kesepianku akan rutinitas yang memang aku harapkan, aku pun tetap terus mengaktualisasikan diri dengan berbagai cara. Sampai, beberapa hari yang lalu ada yang memanggilku untuk psikotes. Padahal sekarang ini aku sedang berusaha memasuki sebuah lembaga pendidikan formal; bukan untuk belajar, tetapi untuk bekerja.
Memang sulit, dikala sesuatu lagi tanggung-tanggungnya eh...ada yang membuat kebimbangan akhirnya, karena aku tidak mau diselimuti keraguan maka aku pun tidak memenuhi panggilan psikotes tersebut. Tapi bukan karena tidak mau, tapi karena aku sakit -seperti disengaja jadinya.
Tapi aku tetap yakin, walaupun yang dihadapanku itu belum tentu seratus persen ditangan. Semoga
Ada beberapa tempat yang telah aku kirimi surat ketersediaanku untuk menjadi bagian dari keluarganya, baik lewat surat ataupun lewat email. Ada yang sudah memanggilku tetapi belum ada kelanjutan, adapula yang memang sepi.
Sambil menunggu kesepianku akan rutinitas yang memang aku harapkan, aku pun tetap terus mengaktualisasikan diri dengan berbagai cara. Sampai, beberapa hari yang lalu ada yang memanggilku untuk psikotes. Padahal sekarang ini aku sedang berusaha memasuki sebuah lembaga pendidikan formal; bukan untuk belajar, tetapi untuk bekerja.
Memang sulit, dikala sesuatu lagi tanggung-tanggungnya eh...ada yang membuat kebimbangan akhirnya, karena aku tidak mau diselimuti keraguan maka aku pun tidak memenuhi panggilan psikotes tersebut. Tapi bukan karena tidak mau, tapi karena aku sakit -seperti disengaja jadinya.
Tapi aku tetap yakin, walaupun yang dihadapanku itu belum tentu seratus persen ditangan. Semoga
25 April 2008
Nggak jadi ilmuwan, ane kabur!
Sebenarnya sudah beberapa minggu dari saat aku memenuhi panggilan ke BEJ. Ya yang namanya anak muda kayak aku pastilah dipenuhi dengan jiwa-jiwa penasaran.
Sesampainya di sana, walaupun belum waktunya, karena masih beberapa jam lagi dari waktu janjian akupun langsung naik ke lantai yang memang rencananya hendak dituju. Banyak rintangan yang tidak memilukan tetapi rasanya sungguh memalukan. Betapa tidak, aku masuk ke gedung yang berpengamanan sangat ketat. Disitu aku benar-benar kelihatan wong deso, urang kampung mulai dari pemeriksaan barang bawaan di pos penjagaan sampai mau masuk dengan kartu tanda pengunjung yang gimana... gitu aku jadi malu, benar-banar malu. Untungnya orang lain pada sibuk dengan mobilitasnya jadi aku sedikit merasa aman walaupun ya... wirang pisan.
Naik lift pun salah, untungnya bukan salah karena tidak bisa tapi salah tempat naik doank. Sesampai di lantai yang dimaksud, aku langsung masuk dan menemui satpam, terus disuruh menemui resepsionis. Ternyata yang tadinya mau datang jam dua siang malah sudah mengisi daftar tamu yang disediakan. Setelah selesai mengisis formulir aku pun langsung pamit untut sholat jum'at. Si resepsionis melarang, lalu aku kasih penjelasan nanti aku balik lagi.
Tau nggak ternyata, setelah sholat jum'at kayaknya aku dapat ilham. Dengan sedikit pikir-pikir dulu aku pun langsung naik bus way, tancap gas.....Jadi bohong nih hari ini.
Jadinya ane nggak jadi ilmuwan soalnya keburu kabur sebelum rasa ingin tahu ane terobati semuanya.
Sesampainya di sana, walaupun belum waktunya, karena masih beberapa jam lagi dari waktu janjian akupun langsung naik ke lantai yang memang rencananya hendak dituju. Banyak rintangan yang tidak memilukan tetapi rasanya sungguh memalukan. Betapa tidak, aku masuk ke gedung yang berpengamanan sangat ketat. Disitu aku benar-benar kelihatan wong deso, urang kampung mulai dari pemeriksaan barang bawaan di pos penjagaan sampai mau masuk dengan kartu tanda pengunjung yang gimana... gitu aku jadi malu, benar-banar malu. Untungnya orang lain pada sibuk dengan mobilitasnya jadi aku sedikit merasa aman walaupun ya... wirang pisan.
Naik lift pun salah, untungnya bukan salah karena tidak bisa tapi salah tempat naik doank. Sesampai di lantai yang dimaksud, aku langsung masuk dan menemui satpam, terus disuruh menemui resepsionis. Ternyata yang tadinya mau datang jam dua siang malah sudah mengisi daftar tamu yang disediakan. Setelah selesai mengisis formulir aku pun langsung pamit untut sholat jum'at. Si resepsionis melarang, lalu aku kasih penjelasan nanti aku balik lagi.
Tau nggak ternyata, setelah sholat jum'at kayaknya aku dapat ilham. Dengan sedikit pikir-pikir dulu aku pun langsung naik bus way, tancap gas.....Jadi bohong nih hari ini.
Jadinya ane nggak jadi ilmuwan soalnya keburu kabur sebelum rasa ingin tahu ane terobati semuanya.
22 April 2008
Hari Kartini? Nggak dech...!
Hari kartini ini ane nemuin opini yang agak gila ....Bukannya ane kagak menghargai jasa RA Kartini tapi ....
21 April 2008
Dengan Tanda Jasa
Jakarta, 18 November 2007
Berencana hanya untuk menemui seorang yang ingin anaknya di-les olehku ternyata pada obrolan itu menyentuh cukup jauh dan menjadi perbincangan hangat. Apa yang aku obrolkan? Ya, seputar pendidikan terutama masalah guru.
Kita semua tahu guru adalah orang lain yang paling berjasa dalam hidup kita. Ia membimbing kita tata cara menjalani hidup dimulai dengan membuka pola pikir kita, agar kita menjadi manusia yang “melek”. Dia membimbing agar kita mampu menyelesaikan persoalan hidup dengan sampel soal-soal latihan maupun ujian yang ia berikan. Ia selalu memerhatikan kita dengan mengabsen pada setiap pertemuan, dan seterusnya, dan seterusnya.
Di pandangan kita guru adalah teladan, panutan, tempat bermuaranya kebaikan karena ilmu yang ia berikan. Dan itu merupakan hal yang seyogyanya ada pada mereka. Begitu banyak dari mereka yang siang malang hanya memikirkan bagaimana anak didiknya bisa menjadi manusia seutuhnya.
Ketika di sekolah ada siswa yang nakal, ia bimbing agar menjadi baik. Ketika ada murid yang tidak mampu membayar uang sekolah maka sang guru tersebut melakukan berbagai upaya agar anak tersebut bisa tetap sekolah. Dengan membantu secara langsung, mengajukan ke pihak sekolah agar siswa tersebut dibebaskan dari biaya yang memberatkannya, atau dengan mengajukan ke pemerintah yang memiliki otoritas di bidangnya, dan sebagainya dan sebagainya. Asalkan anak didiknya dapat tetap bersekolah.
Sebegitu besarnya pengorbanan guru kadang tidak ada bekasnya di para murid yang pergi ditelan waktu. Mereka seolah tak pernah peduli akan jasa guru-guru yang mulia tersebut. Celakanya, masih ada saja yang mendurhakai para guru dengan tingkah polah mereka yang buruk di lingkungannya. Sungguh mengecewakan!
Seiring berjalannya waktu pergeseran dari kemuliaan kedudukan seorang guru pun akhirnya sedikit demi sedikit terkikis oleh para oknum guru yang secara mental tidak bermental seorang guru. Kasarnya, mereka tidak layak menjadi guru.
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA kini mulai tersingkirkan dengan adanya oknum guru yang menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis belaka. Dengan tidak memerhatikan fungsi utama seorang guru yaitu sebagai pendidik, teladan dan orang tua kedua, mereka berusaha mengeruk uang yang jumlahnya secuil bila dibandingkan kemuliaan pengabdian seorang guru yang tulus. Padahal mereka mendapat gaji (yang memang kecil) bila dibandingkan dengan jasanya, terutama mereka mendapat kemuliaan di mata Tuhan Yang Maha Melihat.
Lalu, ada yang menyengaja menjadi guru agar menjadi PNS, agar memiliki jam kerja yang relatif lebih sedikit dan seterusnya-dan seterusnya.
Fenomena tersebut tidaklah sepenuhnya salah, karena guru jua manusia yang memiliki keluarga, keinginan dan ambisi. Yang menjadi masalah adalah ketidak-berimbangan antara perannya sebagai guru dan ambisinya itu. Bolehlah ia menjadikan muridnya sebagai tambang emas (bila memang tidak ada cara lain), tetapi jangan sampai memberatkan. Karena tidak semua orang tua murid mampu untuk membayar uang sekolah apalagi tambahan-tambahannya.
Selanjutnya, tingkatkan kualitas mengajarnya. Agar para murid tidak merasa dibodohi dengan berbagai pengeluaran yang ternyata tidak dirasakan manfaatnya. Jangan sampai pada suatu saat murid yang kita ajar mungkin seorang menjadi seorang guru, kemudian mereka menerapkan hal-hal yang kurang baik, dan ternyata anak guru jualah yang menjadi korbannya. Hal ini tentu akan terus berputar bersama dengan roda kehidupan bila kita tidak segera mengantisipasinya.
Guru adalah orang yang selalu ada ketika kita merasa butuh seorang penyejuk, ketika orang tua kita kurang perhatian karena sibuknya, maka merekalah yang ada dan terus membimbing kita agar kita menjadi manusia seutuhnya. Semoga Allah senantiasa menjaga mereka. Amin.
Berencana hanya untuk menemui seorang yang ingin anaknya di-les olehku ternyata pada obrolan itu menyentuh cukup jauh dan menjadi perbincangan hangat. Apa yang aku obrolkan? Ya, seputar pendidikan terutama masalah guru.
Kita semua tahu guru adalah orang lain yang paling berjasa dalam hidup kita. Ia membimbing kita tata cara menjalani hidup dimulai dengan membuka pola pikir kita, agar kita menjadi manusia yang “melek”. Dia membimbing agar kita mampu menyelesaikan persoalan hidup dengan sampel soal-soal latihan maupun ujian yang ia berikan. Ia selalu memerhatikan kita dengan mengabsen pada setiap pertemuan, dan seterusnya, dan seterusnya.
Di pandangan kita guru adalah teladan, panutan, tempat bermuaranya kebaikan karena ilmu yang ia berikan. Dan itu merupakan hal yang seyogyanya ada pada mereka. Begitu banyak dari mereka yang siang malang hanya memikirkan bagaimana anak didiknya bisa menjadi manusia seutuhnya.
Ketika di sekolah ada siswa yang nakal, ia bimbing agar menjadi baik. Ketika ada murid yang tidak mampu membayar uang sekolah maka sang guru tersebut melakukan berbagai upaya agar anak tersebut bisa tetap sekolah. Dengan membantu secara langsung, mengajukan ke pihak sekolah agar siswa tersebut dibebaskan dari biaya yang memberatkannya, atau dengan mengajukan ke pemerintah yang memiliki otoritas di bidangnya, dan sebagainya dan sebagainya. Asalkan anak didiknya dapat tetap bersekolah.
Sebegitu besarnya pengorbanan guru kadang tidak ada bekasnya di para murid yang pergi ditelan waktu. Mereka seolah tak pernah peduli akan jasa guru-guru yang mulia tersebut. Celakanya, masih ada saja yang mendurhakai para guru dengan tingkah polah mereka yang buruk di lingkungannya. Sungguh mengecewakan!
Seiring berjalannya waktu pergeseran dari kemuliaan kedudukan seorang guru pun akhirnya sedikit demi sedikit terkikis oleh para oknum guru yang secara mental tidak bermental seorang guru. Kasarnya, mereka tidak layak menjadi guru.
PAHLAWAN TANPA TANDA JASA kini mulai tersingkirkan dengan adanya oknum guru yang menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis belaka. Dengan tidak memerhatikan fungsi utama seorang guru yaitu sebagai pendidik, teladan dan orang tua kedua, mereka berusaha mengeruk uang yang jumlahnya secuil bila dibandingkan kemuliaan pengabdian seorang guru yang tulus. Padahal mereka mendapat gaji (yang memang kecil) bila dibandingkan dengan jasanya, terutama mereka mendapat kemuliaan di mata Tuhan Yang Maha Melihat.
Lalu, ada yang menyengaja menjadi guru agar menjadi PNS, agar memiliki jam kerja yang relatif lebih sedikit dan seterusnya-dan seterusnya.
Fenomena tersebut tidaklah sepenuhnya salah, karena guru jua manusia yang memiliki keluarga, keinginan dan ambisi. Yang menjadi masalah adalah ketidak-berimbangan antara perannya sebagai guru dan ambisinya itu. Bolehlah ia menjadikan muridnya sebagai tambang emas (bila memang tidak ada cara lain), tetapi jangan sampai memberatkan. Karena tidak semua orang tua murid mampu untuk membayar uang sekolah apalagi tambahan-tambahannya.
Selanjutnya, tingkatkan kualitas mengajarnya. Agar para murid tidak merasa dibodohi dengan berbagai pengeluaran yang ternyata tidak dirasakan manfaatnya. Jangan sampai pada suatu saat murid yang kita ajar mungkin seorang menjadi seorang guru, kemudian mereka menerapkan hal-hal yang kurang baik, dan ternyata anak guru jualah yang menjadi korbannya. Hal ini tentu akan terus berputar bersama dengan roda kehidupan bila kita tidak segera mengantisipasinya.
Guru adalah orang yang selalu ada ketika kita merasa butuh seorang penyejuk, ketika orang tua kita kurang perhatian karena sibuknya, maka merekalah yang ada dan terus membimbing kita agar kita menjadi manusia seutuhnya. Semoga Allah senantiasa menjaga mereka. Amin.
10 April 2008
Nyobain jadi Ilmuwan
Waktu di MTsN Cililin yang tercinta aku belajar biologi tepatnya di kelas hidji kalau ga salah. Disitu tuh ada pelajaran tentang sifat-sikap ilmiah, salah satunya adalah rasa ingin tahu. And then....sekarang ane lagi ngerasain penasaran yang mendalam tapi sayangnya diiringi keraguan juga.
Tadi pagi ada yang nelepon dari sebuah PT di gedung BEJ katanya manggil ane buat interview. Terus ane nanya, "dari mana dapat data ane?" si penelepon bilang "dari internet". Oh ...gitu pikir ane.
Terus ane ngobrol beberapa menit untuk buat janji. Abis itu ane pulang, soalnya waktu ditelepon ane ada di rental komputer. Ane ga langsung pulang ke rorompok, tetapi mampir dulu ke warung internet buat nyari info tentang PT yang beralamatkan di BEJ itu.
Ternyata pas ane cari dengan bantuan mang google dengan kata kunci "gedung BEJ lantai 29" muncullah berbagai komentar di blog ataupun di situs-situs yang isinya negatif 99%. Setelah ane baca itu tadinya ane mau urung, tapi karena beberapa jam kemudian ada yang ngonfirmasi lagi dari pihajk yang sama akhirnya ane bilang aja akan ane coba. Tetapi sebelumnya ane bilang ke dia kalau ane bukan orang "berduit" jadi kagak bakalan bisa di jadiin investor.
Yah...sekarang sih ane cuma berdoa. Besok akan ane susul sambil maen aja sih. Soalnya ane khan belum tahu gedung BEJ. Mudah-mudahan aja ane ketemu jodoh di sana. Bukan cewek yang jelas, tapi gawean yang bisa bikin ane super hidup ....
Tadi pagi ada yang nelepon dari sebuah PT di gedung BEJ katanya manggil ane buat interview. Terus ane nanya, "dari mana dapat data ane?" si penelepon bilang "dari internet". Oh ...gitu pikir ane.
Terus ane ngobrol beberapa menit untuk buat janji. Abis itu ane pulang, soalnya waktu ditelepon ane ada di rental komputer. Ane ga langsung pulang ke rorompok, tetapi mampir dulu ke warung internet buat nyari info tentang PT yang beralamatkan di BEJ itu.
Ternyata pas ane cari dengan bantuan mang google dengan kata kunci "gedung BEJ lantai 29" muncullah berbagai komentar di blog ataupun di situs-situs yang isinya negatif 99%. Setelah ane baca itu tadinya ane mau urung, tapi karena beberapa jam kemudian ada yang ngonfirmasi lagi dari pihajk yang sama akhirnya ane bilang aja akan ane coba. Tetapi sebelumnya ane bilang ke dia kalau ane bukan orang "berduit" jadi kagak bakalan bisa di jadiin investor.
Yah...sekarang sih ane cuma berdoa. Besok akan ane susul sambil maen aja sih. Soalnya ane khan belum tahu gedung BEJ. Mudah-mudahan aja ane ketemu jodoh di sana. Bukan cewek yang jelas, tapi gawean yang bisa bikin ane super hidup ....
09 April 2008
note book jerami
Akhir- akhir ini ane ehm ...baca buku yang judulnya "Senyum untuk calon penulis" karya Eka Budianta. Sebenarnya aku dah cukup lama memiliki buku itu tapi baru kali ini saja aku agak intens membacanya. Ternyata, setelah aku pikir-pikir isinya sangat berbobot walaupun kalau lagi nggak mood malas banget bacanya, soale teksnya itu lho... padet banget.
Aku jadi terinspirasi dengan apa yang ia katakan dalam bukunya itu walaupun aku tak bisa mengungkapkannya untukmu. Tapi yang jelas benar-benar inspiratif dan ....gimana yah?
Memang saat ini aku lagi nggak terlalu bernafsu untuk posting, ngeblog soalnya lag boke... ke... ke... ke..., tapi meski bagaimanapun aku tetap nulis di my notebook. Bukan laptop kecil tapi benar-benar notebook -buku tulis yang bikinnya dari jerami.
Aku jadi terinspirasi dengan apa yang ia katakan dalam bukunya itu walaupun aku tak bisa mengungkapkannya untukmu. Tapi yang jelas benar-benar inspiratif dan ....gimana yah?
Memang saat ini aku lagi nggak terlalu bernafsu untuk posting, ngeblog soalnya lag boke... ke... ke... ke..., tapi meski bagaimanapun aku tetap nulis di my notebook. Bukan laptop kecil tapi benar-benar notebook -buku tulis yang bikinnya dari jerami.
06 April 2008
Jangan dibaca, ga seru!
Sahabat, kalau kita saat ini sedang bete alias ga mood alias malas ngapa-ngapain, terus gimana ngadepinnya ya? Yang jelas sih semuanya perlu kejelasan. Kejelasan akan apa yang kita mesti hadapi dan selesaikan.
Ketika kita malas ngeblog, kayak seperti aku sekarang ini, tapi aku tetap berharap dalam kemalasan dan keenggananku ini aku masih punya setidaknya sedikit inspirasi untuk dituliskan, dipublikasikan, diposting, dan seterusnya deh yang membuat kepalaku tidak terlalu penat, dijejali dengan pikiran-pikiran kacau balau, semrawut, kagak jelas kemana arah tujuannya.
Seperti halnya kamu mungkin saat ini, tetapi rasanya tidak. Kau membaca postingan ini, sengaja atau tidak, senang atau tidak, yang jelas aku bingung mau bilang apa, mau nulis apa lagi ya?
Ketika ada satu kejadian di hadapan mata kita, maka secara otomatis pikiran kita pun akan lebih terkonsenterasi terhadap kejadian yang ada di hadapan kita tersebut. Apakah itu ketika ada kejadian yang heboh, atau pun kejadian yang biasa-biasa saja. Mudah-mudahan kau tak bingung membaca tulisanku ini. Karena aku nulis dalam keadaan tidak mood. Ah ... dari pada ngebahas mood-ga mood mendingan kita berpikir untuk kehidupan kita kedepan ataupun hanya untuk saat ini.
Apa rencana kita nanti, setelah kita berkeluarga, kalau sudah, bagaimana rencana kita terhadap kehidupan anak-anak kita yang nanti tentunya akan menerusnya perjuangan kita walaupun dalam jalur, jalan yang berbeda ataupun sama denga kita karena dia mengidolakan kita sebagai orang tuanya.
Ketika kita malas ngeblog, kayak seperti aku sekarang ini, tapi aku tetap berharap dalam kemalasan dan keenggananku ini aku masih punya setidaknya sedikit inspirasi untuk dituliskan, dipublikasikan, diposting, dan seterusnya deh yang membuat kepalaku tidak terlalu penat, dijejali dengan pikiran-pikiran kacau balau, semrawut, kagak jelas kemana arah tujuannya.
Seperti halnya kamu mungkin saat ini, tetapi rasanya tidak. Kau membaca postingan ini, sengaja atau tidak, senang atau tidak, yang jelas aku bingung mau bilang apa, mau nulis apa lagi ya?
Ketika ada satu kejadian di hadapan mata kita, maka secara otomatis pikiran kita pun akan lebih terkonsenterasi terhadap kejadian yang ada di hadapan kita tersebut. Apakah itu ketika ada kejadian yang heboh, atau pun kejadian yang biasa-biasa saja. Mudah-mudahan kau tak bingung membaca tulisanku ini. Karena aku nulis dalam keadaan tidak mood. Ah ... dari pada ngebahas mood-ga mood mendingan kita berpikir untuk kehidupan kita kedepan ataupun hanya untuk saat ini.
Apa rencana kita nanti, setelah kita berkeluarga, kalau sudah, bagaimana rencana kita terhadap kehidupan anak-anak kita yang nanti tentunya akan menerusnya perjuangan kita walaupun dalam jalur, jalan yang berbeda ataupun sama denga kita karena dia mengidolakan kita sebagai orang tuanya.
26 March 2008
Dengan Karya Prestatif
Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur
Hidup ini, tidak cukup dengan hanya dalil dalam berdakwah, namun perlu karya nyata yang membagakan bagi ummat.
Kita sangat penting mengatakan kebersihan sebagaian dari pada iman, namun membersihkan kamar, halaman, pakaian dan lain sebagainya juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.
Kita sangat penting mengatakan tuntutlah ilmu sampai negeri Cina, namun segera memburu aneka keilmuan, agar kita segera mempunyai beberapa alternatif keilmuan sehingga mempermudah menghadapi persoalan hidup lebih produktif juga sangat penting sebagai bukti bersahabat dengan aneka permasalahan hidup dengan karya nyata prestatif.
Kita sangat penting mengetahui bahwa bukan termasuk orang beriman kalau dirinya kenyang sedangkan tetangganya kelaparan. Kita juga sangat penting mengetahui tentang perbanyak kuah kalau engkau membuat sayur. Kita juga sangat penting mengetahui anjuran untuk sering memberi walaupun sekedar kikil kambing. Namun, segera menyisihkan dana untuk tetangga yang memang memerlukan atau memberi oleh-oleh ke tetangga ketika kita pulang dari bepergian juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.
Kita sangat penting mengetahui peta perjalanan menuju Jakarta dan juga peta kota Jakarta, sebab itu adalah pengetahuan bagi kehidupan kita. Namun, segera pergi ke Jakarta dengan segala resiko salah jalan, macet, mobil bocor dan lain sebagainya juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.
Sahabat yang budiman,
Banyak ilmu, merupakan keharusan, namun banyak karya nyata setelah kita mempunyai ilmu, juga merupakan keharusan hidup sebagai karya nyata prestatif.
Go … go……go……. Dengan segala kekurangan kita, mari memperbanyak karya nyata prestatif.
Berani hadapi karya nyata prestatif !!! Bagaimana pendapat sahabat ???
adaftasi dari cybermq
Hidup ini, tidak cukup dengan hanya dalil dalam berdakwah, namun perlu karya nyata yang membagakan bagi ummat.
Kita sangat penting mengatakan kebersihan sebagaian dari pada iman, namun membersihkan kamar, halaman, pakaian dan lain sebagainya juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.
Kita sangat penting mengatakan tuntutlah ilmu sampai negeri Cina, namun segera memburu aneka keilmuan, agar kita segera mempunyai beberapa alternatif keilmuan sehingga mempermudah menghadapi persoalan hidup lebih produktif juga sangat penting sebagai bukti bersahabat dengan aneka permasalahan hidup dengan karya nyata prestatif.
Kita sangat penting mengetahui bahwa bukan termasuk orang beriman kalau dirinya kenyang sedangkan tetangganya kelaparan. Kita juga sangat penting mengetahui tentang perbanyak kuah kalau engkau membuat sayur. Kita juga sangat penting mengetahui anjuran untuk sering memberi walaupun sekedar kikil kambing. Namun, segera menyisihkan dana untuk tetangga yang memang memerlukan atau memberi oleh-oleh ke tetangga ketika kita pulang dari bepergian juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.
Kita sangat penting mengetahui peta perjalanan menuju Jakarta dan juga peta kota Jakarta, sebab itu adalah pengetahuan bagi kehidupan kita. Namun, segera pergi ke Jakarta dengan segala resiko salah jalan, macet, mobil bocor dan lain sebagainya juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.
Sahabat yang budiman,
Banyak ilmu, merupakan keharusan, namun banyak karya nyata setelah kita mempunyai ilmu, juga merupakan keharusan hidup sebagai karya nyata prestatif.
Go … go……go……. Dengan segala kekurangan kita, mari memperbanyak karya nyata prestatif.
Berani hadapi karya nyata prestatif !!! Bagaimana pendapat sahabat ???
adaftasi dari cybermq
20 March 2008
Child Maker
Cobalah lihat di sekitar kita, apakah banyak ibu-ibu muda yang baru berumur 17-21 tahun? Kalaupun tidak banyak, pastilah ada dan lebih dari satu orang. Ya, mereka adalah ibu-ibu yang 'tumbuh' karena paradigma pemikiran dan pola pergaulan yang kurang 'terdidik' -terarahkan.
Bayangkan saja, seusia mereka sudah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mendidik generasi-generasi baru yang nantinya akan memegang tampuk -kendali bangsa.
Padahal, banyak diantara mereka yang menguasai dan menjaga dirinya saja tidak sanggup. Mereka berumah tangga lantaran dorongan yang sebenarnya tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Karena hawa nafsu, dorongan ekonomi, suruhan orang tua karena anaknya terlalu nakal dalam bergaul, karena 'kecelakaan', karena takut kekasihnya direbut orang lain, dll.
Semua itu nantinya tentu akan berdampak pada psikologis -kejiwaannya. Bahkan, kecenderungan bubarnya pernikahan akan lebih besar peluangnya. Pada usia itu dominasi emosional lebih kentara dan memengaruhi jiwa serta pemikiran.
Akan tetapi, lain halnya dengan anak perempuan yang memang sudah siap secara keilmuan dan kedewasaan berpikir. Meskipun masih relatif muda ia akan mampu menjalani amanah yang ia emban. Tetapi tetap, bimbingan dan arahan dari orang yang berpengalaman terutama orang tua atau keluarga sangat penting.
Perkara ini tidak melulu ada pada kaum hawa, tetapi pun terjadi pada kaum adam. Hanya frekuensinya berbeda
Bayangkan saja, seusia mereka sudah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mendidik generasi-generasi baru yang nantinya akan memegang tampuk -kendali bangsa.
Padahal, banyak diantara mereka yang menguasai dan menjaga dirinya saja tidak sanggup. Mereka berumah tangga lantaran dorongan yang sebenarnya tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Karena hawa nafsu, dorongan ekonomi, suruhan orang tua karena anaknya terlalu nakal dalam bergaul, karena 'kecelakaan', karena takut kekasihnya direbut orang lain, dll.
Semua itu nantinya tentu akan berdampak pada psikologis -kejiwaannya. Bahkan, kecenderungan bubarnya pernikahan akan lebih besar peluangnya. Pada usia itu dominasi emosional lebih kentara dan memengaruhi jiwa serta pemikiran.
Akan tetapi, lain halnya dengan anak perempuan yang memang sudah siap secara keilmuan dan kedewasaan berpikir. Meskipun masih relatif muda ia akan mampu menjalani amanah yang ia emban. Tetapi tetap, bimbingan dan arahan dari orang yang berpengalaman terutama orang tua atau keluarga sangat penting.
Perkara ini tidak melulu ada pada kaum hawa, tetapi pun terjadi pada kaum adam. Hanya frekuensinya berbeda
19 March 2008
>>> JAS MERAH, pakailah!
Jas Merah, sesuatu ungkapan yang mampu membuat bangsa ini bangkit dan maju dengan percepatan yang luar biasa. Betapa tidak, jika manusia Indonesia mampu menghayati dan mengamalkan apa-apa yang terkait dalam 'Jasmerah' maka, aku benar-banar yakin akan semua kemajuan bangsa secara signifikan.
***
Ketika aku duduk di bangku Tsanawiyah ada pelajaran yang sangat aku sukai, yaitu SKI, Sejarah Kebudayaan Islam. Saat itu aku benar-benar tergila-gila akan pelajaran itu. Namun aku tidak hendak mengungkap hal itu, yang aku ungkapkan adalah kebenaran yang kini aku temukan yang dahulu mungkin tidak sejelas ini.
Saat aku belajar, dijelaskan tentang kehebatan-kehebatan Dari Daulah Umayyah dan Abbasiyah yang keduanya memimpin ke-khalifah-an Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Yang aku ketahui saat itu adalah mereka memimpin Islam dengan baik, sepertinya tidak ada cela. Sekarang aku tahu bahwa ternyata dari kedua Daulah tersebut hanya sedikit khalifah yang benar-benar menjalankan syariat Islam.
Bahkan yang membuat aku miris dan haru ketika para ulama yang memegang teguh kebenaran mati syahid bersimbah darah keimanan di tangan para penguasa dzalim Umayyah dan Abbasiyah. Sebut saja Abu Hanifah, Ahmad bin hambal, dan ulama-ulama kharismatik lainnya. Sungguh itu benar-benar membuat aku heran, bukan kepalang.
Saat aku belajar, dijelaskan tentang kehebatan-kehebatan Dari Daulah Umayyah dan Abbasiyah yang keduanya memimpin ke-khalifah-an Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Yang aku ketahui saat itu adalah mereka memimpin Islam dengan baik, sepertinya tidak ada cela. Sekarang aku tahu bahwa ternyata dari kedua Daulah tersebut hanya sedikit khalifah yang benar-benar menjalankan syariat Islam.
Bahkan yang membuat aku miris dan haru ketika para ulama yang memegang teguh kebenaran mati syahid bersimbah darah keimanan di tangan para penguasa dzalim Umayyah dan Abbasiyah. Sebut saja Abu Hanifah, Ahmad bin hambal, dan ulama-ulama kharismatik lainnya. Sungguh itu benar-benar membuat aku heran, bukan kepalang.
***
Kembali ke 'Jasmerah', dengan hal ini kita akan mengetahui segala kesalahan umat pada masa lampau, pemerintahan yang kacau, umat-umat yang durhaka, dll. Tentu saja jika kita memang mengambil pelajaran dan memang benar-benar mempraktikannya pada kehidupan kita sekarang.
Ya, Jasmerah "Jangan Sekali-kali Melupakan sejarah". Karena dengan sejarah kita dapat belajar dan menumbuhkan semangat dikala kita down. Kita akan merasa tergugah manakala kita membaca betapa semangatnya para pejuang -pahlawan bangsa, kita pun tergugah manakala kita membaca diary yang merupakan sejarah hidup kita.
Pokoknya, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tapi inget, baca dan gali sejarah dari sumber yang memang dapat dipertanggung-jawabkan agar nilai-nilai luruh tetap terjaga. Wallahu'alam.
Ya, Jasmerah "Jangan Sekali-kali Melupakan sejarah". Karena dengan sejarah kita dapat belajar dan menumbuhkan semangat dikala kita down. Kita akan merasa tergugah manakala kita membaca betapa semangatnya para pejuang -pahlawan bangsa, kita pun tergugah manakala kita membaca diary yang merupakan sejarah hidup kita.
Pokoknya, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tapi inget, baca dan gali sejarah dari sumber yang memang dapat dipertanggung-jawabkan agar nilai-nilai luruh tetap terjaga. Wallahu'alam.
16 March 2008
>>>Biar Nggak Penat ...?! Ngapain ya..?
Remaja atau yang mengaku "remaja"pada era sekarang, tapi sepertinya memang dari dulu senang bila memiliki pendamping 'pacar'. Mereka merasa pede jika mereka sudah punya doi dan merasa minder jika belum memiliki si doi.
Inilah salah satu sifat manusiawi. Manusia inginkan tempat curhat, orang yang mau mendengarkan dan "menyanginya". Dengan memiliki pacar atau kekasih maka ia mampu mencurahkan sebagian atau mungkin semua unek-unek yang ia miliki kepada sang kekasih.
Dari situ kita bisa mengambil salah satu kesimpulan bahwa seseorang membutuhkan tempat untuk melepaskan penat di kepalanya, dan salah satu caranya dengan curhat atau berbagi.
Senang berbagi, itulah hal yang perlu kita lakukan. Kenapa demikian? Karena dengan berbagi maka secara psikologis akan mengurangi tekanan batin kita dari hal-hal yang membebani pikiran kita. Tentu saja tidak melulu dengan memiliki pacar atau kekasih. Apalagi, jika kita termasuk orang yang sangat menaati peraturan agama maka hal ini sangat terlarang.
Kita sebenarnya dapat mencurahkan sesuatu yang menjadi unek-unek kita dengan cara lain, misalnya dengan menulis diary, sharing dengan sahabat-sahabat, konsultasi dan lain sebagainya yang sesuai dengan kesenangan dan minat masing-masing.
Tentu akan lebih baik bila cara kita melepaskan penat adalah dengan sesuatu yang positif dan nantinya akan menjadi nilai tambah bagi kehidupan kita. Baik itu berupa materil ataupun spirituil. Dengan demikian maka kita akan mendapat dua keuntungan, yang pertama keuntungan saat kita melepaskan penat saat itu dan yang kedua adalah keuntungan pada suatu hari nanti karena kita melakukan sesuatu yang positif. Semoga.
Inilah salah satu sifat manusiawi. Manusia inginkan tempat curhat, orang yang mau mendengarkan dan "menyanginya". Dengan memiliki pacar atau kekasih maka ia mampu mencurahkan sebagian atau mungkin semua unek-unek yang ia miliki kepada sang kekasih.
Dari situ kita bisa mengambil salah satu kesimpulan bahwa seseorang membutuhkan tempat untuk melepaskan penat di kepalanya, dan salah satu caranya dengan curhat atau berbagi.
Senang berbagi, itulah hal yang perlu kita lakukan. Kenapa demikian? Karena dengan berbagi maka secara psikologis akan mengurangi tekanan batin kita dari hal-hal yang membebani pikiran kita. Tentu saja tidak melulu dengan memiliki pacar atau kekasih. Apalagi, jika kita termasuk orang yang sangat menaati peraturan agama maka hal ini sangat terlarang.
Kita sebenarnya dapat mencurahkan sesuatu yang menjadi unek-unek kita dengan cara lain, misalnya dengan menulis diary, sharing dengan sahabat-sahabat, konsultasi dan lain sebagainya yang sesuai dengan kesenangan dan minat masing-masing.
Tentu akan lebih baik bila cara kita melepaskan penat adalah dengan sesuatu yang positif dan nantinya akan menjadi nilai tambah bagi kehidupan kita. Baik itu berupa materil ataupun spirituil. Dengan demikian maka kita akan mendapat dua keuntungan, yang pertama keuntungan saat kita melepaskan penat saat itu dan yang kedua adalah keuntungan pada suatu hari nanti karena kita melakukan sesuatu yang positif. Semoga.
15 March 2008
Panduan >>semua butuh Panduan
Jika kita berada pada sebuah perjalan yang jauh dan belum kita ketahui rutenya, maka kita membutuhkan panduan. Apakah itu berupa peta, ataupun navigator yang memberitahukan setiap seluk beluk mengenai perjalanan tersebut. Dan sepertinya semua segi kehidupan membutuhkan hal itu.
Ketika kita sekolah dan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran maka kita akan membutuhkan panduan baik itu berupa buku ataupun penjelasan lebih lanjut dari guru atau orang yang lebih tahu. Ketika kita inginkan hidup yang bahagia maka kita harus memiliki panduannya berupa ilmu untuk menghadapi permasalahan yang membuat hidup kita tidak bahagia.
So semuanya membutuhkan panduan jika memang kesuksesan yang kita inginkan. Lain halnya jika kita tidak mempedulikan akan hasil yang kita capai. Kita akan melakukan sesuatu dengan serabutan, asal garap saja. Tidak memenuhi standar dan protap yang memang harus dijalani.
Ketika kita di akhirat nanti menginginkan syurga yang Tuhan janjikan, maka kita harus mau mematuhi semua panduan-Nya yang ada di dunia ini. Panduan yang dicontohkan oleh utusan-Nya, wahyu yang diturunkan, dan para penerus dari utusan Tuhan tersebut. Jika tidak, maka jangan harap mendapatkan syurganya Allah.
Intinya, semua hal pasti butuh panduan -apapun itu. Walaupun hanya berupa naluri manusiawi.
Ketika kita sekolah dan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran maka kita akan membutuhkan panduan baik itu berupa buku ataupun penjelasan lebih lanjut dari guru atau orang yang lebih tahu. Ketika kita inginkan hidup yang bahagia maka kita harus memiliki panduannya berupa ilmu untuk menghadapi permasalahan yang membuat hidup kita tidak bahagia.
So semuanya membutuhkan panduan jika memang kesuksesan yang kita inginkan. Lain halnya jika kita tidak mempedulikan akan hasil yang kita capai. Kita akan melakukan sesuatu dengan serabutan, asal garap saja. Tidak memenuhi standar dan protap yang memang harus dijalani.
Ketika kita di akhirat nanti menginginkan syurga yang Tuhan janjikan, maka kita harus mau mematuhi semua panduan-Nya yang ada di dunia ini. Panduan yang dicontohkan oleh utusan-Nya, wahyu yang diturunkan, dan para penerus dari utusan Tuhan tersebut. Jika tidak, maka jangan harap mendapatkan syurganya Allah.
Intinya, semua hal pasti butuh panduan -apapun itu. Walaupun hanya berupa naluri manusiawi.
12 March 2008
pengalaman
Hari ini aku mendapat lagi pengalaman yang sangat berharga. Mungkin bagi Anda pengalaman ini tak begitu berarti tetapi lain halnya denganku.
Hari ini adalah pertama kali aku naik busway dan pertama kali aku naik lift. Betapa tidak hal itu sangat berkesan pada diriku dan membuat bertambahnya pengalamanku. Lalu aku pun pertama kali pergi ke kota, Jakarta Pusat. Aku merasa senang dengan semua itu, karena semua seakan begitu lancar dan tak ada hambatan.
ngomong-ngomong tadi di busway aku melihat sebuah sepeda motor yang tergilas oleh busway. entahlah, apakah pengemudinya mati atau tidak yang jelas motornya sudah berada tepat di bawah busway. Seram kan.
Ya begitulah banyak kenikmatan yang aku rasakan ketika aku naik busway tetapi ada juga yang membuat tak nyaman, yaitu masih banyaknya kemacetan yang sebenarnya tidak perlu menimpa busway karena dia punya jalur tersendiri.
Kendaraan pribadi yang menggunakan jalur khusus busway begitu banyak, sehingga mau tidak mau busway harus berjalan di belakang kendaran lain yang sudah barang tentu mengurangi kecepatan yang pada akhirnya keterlambatan yang mungkin merugikan bagi banyak orang yang memburu waktu.
Hari ini adalah pertama kali aku naik busway dan pertama kali aku naik lift. Betapa tidak hal itu sangat berkesan pada diriku dan membuat bertambahnya pengalamanku. Lalu aku pun pertama kali pergi ke kota, Jakarta Pusat. Aku merasa senang dengan semua itu, karena semua seakan begitu lancar dan tak ada hambatan.
ngomong-ngomong tadi di busway aku melihat sebuah sepeda motor yang tergilas oleh busway. entahlah, apakah pengemudinya mati atau tidak yang jelas motornya sudah berada tepat di bawah busway. Seram kan.
Ya begitulah banyak kenikmatan yang aku rasakan ketika aku naik busway tetapi ada juga yang membuat tak nyaman, yaitu masih banyaknya kemacetan yang sebenarnya tidak perlu menimpa busway karena dia punya jalur tersendiri.
Kendaraan pribadi yang menggunakan jalur khusus busway begitu banyak, sehingga mau tidak mau busway harus berjalan di belakang kendaran lain yang sudah barang tentu mengurangi kecepatan yang pada akhirnya keterlambatan yang mungkin merugikan bagi banyak orang yang memburu waktu.
>>Refleksi<<
Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, apapun itu. Asalkan, kita mau berpikir jernih dengan dibarengi jiwa atau hati yang jernih pula.
Setiap hari, selama kita hidup pasti akan ada kejadian yang baru. Baik itu memberikan kesan yang mendalam atau biasa-biasa saja. Kejadian-kejadian yang kita alami tersebut terus bertambah dan terakumulasikan menjadi sebundel pengalaman yang nantinya akan kita gunakan, baik kita sadari atau tidak.
Seperti halnya ketika kita pertama kali naik busway di kota megapolitan Jakarta, atau pertama kali naik lift di gedung percakar langit. Hal itu sepertinya biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa. Padahal, kalau kita adalah orang kampung, daerah yang jauh dari keramaian kota maka hal itu adalah sesuatu yang sangat berkesan dan mungkin sesuatu yang tidak akan terulangi lagi di lain waktu karena hanya sekali-kalinya.
05 March 2008
Ketika aku liburan minggu kemarin ada sms yang masuk. Tahunya itu dari bekas tempat kerjaku. Ada konfirmasi rupanya.
Aku pernah berkata lewat sms kepada teman yang menjadi pengganti aku di kantor tersebut.
"...afwan akhi antum jadi korban..."
terus ternyata -mungkin sms itu sampai kepada seseorang yang memang berkepentingan dengan hal itu dan bilang padaku,
"Emang antum dikorbanin apa di ...( tempat kerjaku dulu) bukannya semua sudah sesuai kesepakatan?"
Kalau menurut kamu nyambung tidak komentar seperti itu? Aku jadi ketawa sendiri. Mudah-mudahan sih tidak gila.
Padahal secara nalar juga hal itu sudah jelas, maksudku orang yang menggantikan aku itu jadi korban dalam artian itukan hanya bahasa percakapan dikarenakan dia dapat tugas dari ketidakadaannya aku di situ.
Jujur saja, aku sudah melepaskan semua hal yang berkenaan dengan hal-hal yang memang tidak mengenakan bagi diriku. Baik itu karena pandanganku atau pun jelas-jelas karena ketidakadilan yang menimpaku. Aku serahkan semuanya kepada-Nya.
Terserah orang mau berpendapat seperti apa, yang jelas aku jadikan semuanya sebagai pelajaran agar suatu hari aku dapat menghadi masalah-masalahku dengan baik dan benar. Amin
Aku pernah berkata lewat sms kepada teman yang menjadi pengganti aku di kantor tersebut.
"...afwan akhi antum jadi korban..."
terus ternyata -mungkin sms itu sampai kepada seseorang yang memang berkepentingan dengan hal itu dan bilang padaku,
"Emang antum dikorbanin apa di ...( tempat kerjaku dulu) bukannya semua sudah sesuai kesepakatan?"
Kalau menurut kamu nyambung tidak komentar seperti itu? Aku jadi ketawa sendiri. Mudah-mudahan sih tidak gila.
Padahal secara nalar juga hal itu sudah jelas, maksudku orang yang menggantikan aku itu jadi korban dalam artian itukan hanya bahasa percakapan dikarenakan dia dapat tugas dari ketidakadaannya aku di situ.
Jujur saja, aku sudah melepaskan semua hal yang berkenaan dengan hal-hal yang memang tidak mengenakan bagi diriku. Baik itu karena pandanganku atau pun jelas-jelas karena ketidakadilan yang menimpaku. Aku serahkan semuanya kepada-Nya.
Terserah orang mau berpendapat seperti apa, yang jelas aku jadikan semuanya sebagai pelajaran agar suatu hari aku dapat menghadi masalah-masalahku dengan baik dan benar. Amin
sedikit curhat
Hasil perjalananku selama empat hari memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang sangat berharga. Benarlah kalau berjalan bermusafir melihat keagungan Allah dapat memberikan pencerahan. Mentadaburi alam yang memiliki banyak keindahan memberikan inspirasi dan semangat bagi kita untuk terus mencari keridhoan Allah lewat jalan yang memang kita kuasai.
Bersilaturahim dengan teman, guru-guru, adik-adik kelas, kenalan-kenalan memberikan sedikit sesuatu untuk dijadikan i'tibar bagi kemajuan wawasan -cakrawala berpikirku. Bernostalgia dengan keluarga yang notabene adalah orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah, tetapi memiliki kekuatan ukhuwah yang luar biasa. Tidak bisa tergoyahkan dan terpecahkan dengan bergulirnya waktu yang memisahkan masa kebersamaan, dengan berbedanya tempa yang memisahkan tempat berkreasi. Namun, ketika kita kembali bertemu dengan mereka maka mereka pun membuka diri, menyapa dan berlaku selayaknya. Itulah hal yang mungkin dan memang benar kita butuhkan untuk memondasi jiwa ukhuwah kita. Wallahu'alam
Bersilaturahim dengan teman, guru-guru, adik-adik kelas, kenalan-kenalan memberikan sedikit sesuatu untuk dijadikan i'tibar bagi kemajuan wawasan -cakrawala berpikirku. Bernostalgia dengan keluarga yang notabene adalah orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah, tetapi memiliki kekuatan ukhuwah yang luar biasa. Tidak bisa tergoyahkan dan terpecahkan dengan bergulirnya waktu yang memisahkan masa kebersamaan, dengan berbedanya tempa yang memisahkan tempat berkreasi. Namun, ketika kita kembali bertemu dengan mereka maka mereka pun membuka diri, menyapa dan berlaku selayaknya. Itulah hal yang mungkin dan memang benar kita butuhkan untuk memondasi jiwa ukhuwah kita. Wallahu'alam
01 March 2008
Pasti Diuji
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad diantara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. At-Taubah:16)
Jika waktu kecil kita pernah bersekolah, maka setiap catur wulan atau semester kita akan menghadapi ujian. Baik itu ujian kenaikan kelas atau ujian kelulusan. Kita akan dan harus siap menghadapi dan menyelesaikan, karena ujian itu merupakan syarat mutlak untuk melanjutkan ke jenjang atau tingkat selanjutnya.
Ketika kita ingin sekolah di SMP maka kita harus menghadapi dan menyelesaikan ujian akhir SD ditambah ujian saringan masuk SMP apabila memang ada.
Itulah warna kehidupan. Apabila kita ingin mendapat kedudukan yang lebih tinggi, kedudukan yang lebih mulia di hadapan Allah, maka kita harus menjalani ujian-ujian keimanan yang Allah berikan kepada kita.
Jika waktu kecil kita pernah bersekolah, maka setiap catur wulan atau semester kita akan menghadapi ujian. Baik itu ujian kenaikan kelas atau ujian kelulusan. Kita akan dan harus siap menghadapi dan menyelesaikan, karena ujian itu merupakan syarat mutlak untuk melanjutkan ke jenjang atau tingkat selanjutnya.
Ketika kita ingin sekolah di SMP maka kita harus menghadapi dan menyelesaikan ujian akhir SD ditambah ujian saringan masuk SMP apabila memang ada.
Itulah warna kehidupan. Apabila kita ingin mendapat kedudukan yang lebih tinggi, kedudukan yang lebih mulia di hadapan Allah, maka kita harus menjalani ujian-ujian keimanan yang Allah berikan kepada kita.
23 February 2008
Sono Euy !
Dengan segenap kekuatan jiwa dan raga yang telah Allah azza wajalla titipkan -sampai hari ini aku mampu menikmati indahnya dunia, kecantikan yang memesona, seakan dunia ini tak ada dukanya. Benarkah kau juga ada dan sedang membaca tulisan ini? Saudaraku, sahabatku, cintaku, pujaan hatiku, ganteng, cantik, imut, ngangenin, yang senantiasa memberikan getar hati tatkala memory masa lalu muncul pada layar terdepan dari benakku.
Nostalgia -nostalgila datang memberikan warna dan harapan baru untuk terus menjalani kehidupan yang terasa menghimpit karena memang kubuat semakin sempit dengan pola pikirku.
"Kapan masa indah dulu dapat kita perbincangkan bersama. Tatkala kita bermain, ucing sumput, rerebonan, galah, dampu, dan yang lainnya wahai sahabat kecilku?"
"Kapan kita bisa mengenang bersama ketika kita mulai dihinggapi cinta monyet, cerita cinta yang selalu memilukan dan tak pernah manis, wahai sahabat remajaku?"
Terkadang, biarpun disini sangat ramai, tetapi karena ingat akan masa lalu -masa dimana setiap hari kita bersama -melihat sesuatu dengan pandangan dan sifat geng -terasa begitu hening. Apalagi jika di sini memang benar-banar dalam sepi.
Namun, satu harapan dan doa yang terpanjatkan -kau berada dalam keadaan yang terbaik, keadaan yang semoga bisa mempertemukan kita kembali dalam satu purnama ataupun dalam satu "revolusi".
Nostalgia -nostalgila datang memberikan warna dan harapan baru untuk terus menjalani kehidupan yang terasa menghimpit karena memang kubuat semakin sempit dengan pola pikirku.
"Kapan masa indah dulu dapat kita perbincangkan bersama. Tatkala kita bermain, ucing sumput, rerebonan, galah, dampu, dan yang lainnya wahai sahabat kecilku?"
"Kapan kita bisa mengenang bersama ketika kita mulai dihinggapi cinta monyet, cerita cinta yang selalu memilukan dan tak pernah manis, wahai sahabat remajaku?"
Terkadang, biarpun disini sangat ramai, tetapi karena ingat akan masa lalu -masa dimana setiap hari kita bersama -melihat sesuatu dengan pandangan dan sifat geng -terasa begitu hening. Apalagi jika di sini memang benar-banar dalam sepi.
Namun, satu harapan dan doa yang terpanjatkan -kau berada dalam keadaan yang terbaik, keadaan yang semoga bisa mempertemukan kita kembali dalam satu purnama ataupun dalam satu "revolusi".
22 February 2008
Abizz nonton ...curhat azza !?
Tak sengaja menonton sebuah sinema lokal di suatu stasiun televisi swasta yang lumayan inspiratif -penuh dengan nilai pofitif kehidupan.
Seseorang, bolehlah tidak memiliki kecantikan atau ketampanan dalam penampilan fisik. Tetapi, bukan berarti harus kehilangan kesempatan dengan tidak diberdayakannya kelebihan lain yang ada pada dirinya. Akal pikiran yang diiringi dengan kemauan keras serta hati yang tulus akan mampu mengubah segala yang secara logika "tidak mungkin". Tentu dengan izin-Nya.
Keteguhan, harapan-harapan yang ingin diwujudkan harus selalu terbayang menghiasi benak kita setiap saat. Agar, ketika kita down, maka dengan segera kita bangkit dengan harapan itu.
Yakin, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, jika Dia menghendaki. Sekarang jauh, mungkin suatu saat begitu dekat merapat dengan kita. Sekarang lemah, mungkin besok akan datang sesuatu yang memaksa -membuat- kita jadi kuat.
Suatu kebahagiaan akan datang, ketika kita mampu mengendalikan pikiran, sikap kita. Insya Allah.
baca juga di prestatif.wordpress.com
Seseorang, bolehlah tidak memiliki kecantikan atau ketampanan dalam penampilan fisik. Tetapi, bukan berarti harus kehilangan kesempatan dengan tidak diberdayakannya kelebihan lain yang ada pada dirinya. Akal pikiran yang diiringi dengan kemauan keras serta hati yang tulus akan mampu mengubah segala yang secara logika "tidak mungkin". Tentu dengan izin-Nya.
Keteguhan, harapan-harapan yang ingin diwujudkan harus selalu terbayang menghiasi benak kita setiap saat. Agar, ketika kita down, maka dengan segera kita bangkit dengan harapan itu.
Yakin, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, jika Dia menghendaki. Sekarang jauh, mungkin suatu saat begitu dekat merapat dengan kita. Sekarang lemah, mungkin besok akan datang sesuatu yang memaksa -membuat- kita jadi kuat.
Suatu kebahagiaan akan datang, ketika kita mampu mengendalikan pikiran, sikap kita. Insya Allah.
baca juga di prestatif.wordpress.com
18 February 2008
Hari ini, adalah hari yang begitu terasa bebas bagi diriku. Entah mengapa, perasaan itu timbul begitu saja. Penasaran jadinya.
Kalau dipikir-pikir bulan depan aku tidak akan lagi berada di kantor yang saat ini sedang aku tempati, karena aku akan mengundurkan diri pada akhir bulan Pebruari ini.
Banyak memang yang menjadi alasan mengapa aku berniat pindah. Diantaranya aku ingin merasakan suasana lain, ilmu dan pengalaman baru disamping merampungkan target yang di kantorku sekarang ini tidak bisa ku capai.
Dikala orang lain berlomba-lomba mencari pekerjaan, justru aku melepasnya. Tetapi, hanya keyakinan kepada-Nya-lah yang membuat aku berani ambil resiko.
Akan ada dua kemungkinan yang terjadi pada diriku selanjutnya, apakah aku akan mendapatkan lebih baik dari sekarang atau malah sebaliknya. Pengharapanku tentu saja aku dapat yang lebih baik dan dapat mengaktualisasikan diri dengan percepatan yang lebih sehingga target-target yang hendak aku capai dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mendapatkan berkah dan ridha Allah swt.
Selamat tinggal masa lalu, selamat datang masa depan. Masa lalu yang kelam biarlah tenggelam. Masa lalu yang indah penuh makna semoga menyemangati hari berikutnya. Masa depan yang kelam semoga dapat aku hadapi demi memperoleh masa depan yang penuh makna.
Tiada lagi hal yang lebih baik untuk menyikapi masa depan melainkan denga sikap optimis.
Kalau dipikir-pikir bulan depan aku tidak akan lagi berada di kantor yang saat ini sedang aku tempati, karena aku akan mengundurkan diri pada akhir bulan Pebruari ini.
Banyak memang yang menjadi alasan mengapa aku berniat pindah. Diantaranya aku ingin merasakan suasana lain, ilmu dan pengalaman baru disamping merampungkan target yang di kantorku sekarang ini tidak bisa ku capai.
Dikala orang lain berlomba-lomba mencari pekerjaan, justru aku melepasnya. Tetapi, hanya keyakinan kepada-Nya-lah yang membuat aku berani ambil resiko.
Akan ada dua kemungkinan yang terjadi pada diriku selanjutnya, apakah aku akan mendapatkan lebih baik dari sekarang atau malah sebaliknya. Pengharapanku tentu saja aku dapat yang lebih baik dan dapat mengaktualisasikan diri dengan percepatan yang lebih sehingga target-target yang hendak aku capai dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mendapatkan berkah dan ridha Allah swt.
Selamat tinggal masa lalu, selamat datang masa depan. Masa lalu yang kelam biarlah tenggelam. Masa lalu yang indah penuh makna semoga menyemangati hari berikutnya. Masa depan yang kelam semoga dapat aku hadapi demi memperoleh masa depan yang penuh makna.
Tiada lagi hal yang lebih baik untuk menyikapi masa depan melainkan denga sikap optimis.
15 February 2008
Jangan ragu untuk beralih jika memang saat ini kau dalam keadaan yang tidak menentu.
Suatu saat kita pasti akan merasa bosan pada rutintas kita sehari-hari. Mau tidak mau, suka-tidak suka, tetap saja hal itu akan terjadi -datang menghampiri kita. Dan, kejenuhan itu bukan merupakan kejenuhan sesaat yang bisa hilang dengan rekreasi atau cuti beberapa waktu. Lalu, bagaimana kita harus menyikapi hal itu? Apakah kita mesti pindah sekolah, pindah kuliah, pindah kerja, atau bahkan pindah rumah?
Entahlah, mana yang mesti kita pilih? Yang jelas semuanya memerlukan kematangan berpikir agar suatu saat tidak terjadi penyesalan yang terlalu.
Bagaimana dengan Anda?
Suatu saat kita pasti akan merasa bosan pada rutintas kita sehari-hari. Mau tidak mau, suka-tidak suka, tetap saja hal itu akan terjadi -datang menghampiri kita. Dan, kejenuhan itu bukan merupakan kejenuhan sesaat yang bisa hilang dengan rekreasi atau cuti beberapa waktu. Lalu, bagaimana kita harus menyikapi hal itu? Apakah kita mesti pindah sekolah, pindah kuliah, pindah kerja, atau bahkan pindah rumah?
Entahlah, mana yang mesti kita pilih? Yang jelas semuanya memerlukan kematangan berpikir agar suatu saat tidak terjadi penyesalan yang terlalu.
Bagaimana dengan Anda?
09 February 2008
Baca dan perhatikan sesuatu dengan baik, tenang, dan penuh penghayatan, agar kau memperoleh apa yang dimaksud dan dituju oleh sesuatu yang kamu baca tersebut.
Setiap saat, kalau kita membaca berita atau memerhatikan sesuatu hal, maka setelahnya akan muncul berbagai opini yang keluar dari benak kita sebagai reaksi dari apa yang disuguhkan oleh wacana tersebut. Tidak jarang rasa kagum, takjub, kesal, muak, dan sebagainya muncul sebagai buah dari apa yang kita baca.
Tetapi sahabat, sadarkah kita kalau tidak jarang sesuatu yang kita pikirkan tidaklah sesuai dengan apa yang dimaksud dari wacana atau masalah yang kita perhatikan tersebut. Karena kesalahan kita dalam memahami maksud dan tujuan objek yang kita baca.
Sebenarnya, kalau wacana atau masalah itu dibaca dan diperhatikan dengan benar maka kita akan memberikan komentar yang baik, eh ..ternyata malah komentar yang sebaliknya yang keluar dari pikiran kita.
Memang ini tidak terlalu bermasalah, tetapi ingatlah komentar yang salah -sedikit banyak- akan memengaruhi pola pikir kita selanjutnya. Untuk itu, diperlukan konsentrasi yang baik, pemahaman terhadap suatu permasalahan agar kita mampu memberikan masukan, kritik yang mampu meningkatkan kualitas.
Setiap saat, kalau kita membaca berita atau memerhatikan sesuatu hal, maka setelahnya akan muncul berbagai opini yang keluar dari benak kita sebagai reaksi dari apa yang disuguhkan oleh wacana tersebut. Tidak jarang rasa kagum, takjub, kesal, muak, dan sebagainya muncul sebagai buah dari apa yang kita baca.
Tetapi sahabat, sadarkah kita kalau tidak jarang sesuatu yang kita pikirkan tidaklah sesuai dengan apa yang dimaksud dari wacana atau masalah yang kita perhatikan tersebut. Karena kesalahan kita dalam memahami maksud dan tujuan objek yang kita baca.
Sebenarnya, kalau wacana atau masalah itu dibaca dan diperhatikan dengan benar maka kita akan memberikan komentar yang baik, eh ..ternyata malah komentar yang sebaliknya yang keluar dari pikiran kita.
Memang ini tidak terlalu bermasalah, tetapi ingatlah komentar yang salah -sedikit banyak- akan memengaruhi pola pikir kita selanjutnya. Untuk itu, diperlukan konsentrasi yang baik, pemahaman terhadap suatu permasalahan agar kita mampu memberikan masukan, kritik yang mampu meningkatkan kualitas.
05 February 2008
Jangan lihat keburukan orang lain, dan lihatlah kelebihannya, maka kita akan lebih dapat menghargainya.
Mungkin itulah sebuah ungkapan yang sedikit perlu kita renungkan. Betapa, hari-hari kita lebih banyak digunakan untuk membahas kekurangan, keburukan, ketidaknyamanan orang lain dinadingkan dengan sisi positif yang ia miliki.
Masih hangat dalam bayangan kita, Bapak Alm. soeharto yang telah membangun bangsa ini selama kurang lebih 32 tahun meninggal dunia. Begitu banyak orang yang meneteskan air mata haru ...Tatkala beliau dikabarkan meninggal. Aku adalah salah satunya.
Padahal, kita tidak memungkiri kalau akhir-akhir ini dan bahkan sejak sepuluh tahun lalu, Pak Harto selalu dikaitkan dengan masalah-masalah yang timbul sampai sekarang ini. Korupsilah, pelanggaran HAM-lah, dan sebagainya. Mungkin, banyak diantara kita yang sangat membenci beliau.
Tapi, ketika beliau wafat, seakan semuanya sirna tanpa ada bekasnya. Betapa tidak, sebenarnya jasa-jasa beliau jauh lebih banyak dibandingkan dengan cela yang mungkin sebenarnya tidak pernah beliau niatkan.
Tak dipungkiri, banyak warga yang merasa bahwa saat pemerintahan beliau semuanya jauh lebih baik. Tapi saudaraku, dunia ini terus berputar dan janganlah menyamaratakan masa lalu yang gemilang dengan masa kini yang sulit, pelik, dan penuh nestapa. Yang penting kita bisa legowo.
Mungkin itulah sebuah ungkapan yang sedikit perlu kita renungkan. Betapa, hari-hari kita lebih banyak digunakan untuk membahas kekurangan, keburukan, ketidaknyamanan orang lain dinadingkan dengan sisi positif yang ia miliki.
Masih hangat dalam bayangan kita, Bapak Alm. soeharto yang telah membangun bangsa ini selama kurang lebih 32 tahun meninggal dunia. Begitu banyak orang yang meneteskan air mata haru ...Tatkala beliau dikabarkan meninggal. Aku adalah salah satunya.
Padahal, kita tidak memungkiri kalau akhir-akhir ini dan bahkan sejak sepuluh tahun lalu, Pak Harto selalu dikaitkan dengan masalah-masalah yang timbul sampai sekarang ini. Korupsilah, pelanggaran HAM-lah, dan sebagainya. Mungkin, banyak diantara kita yang sangat membenci beliau.
Tapi, ketika beliau wafat, seakan semuanya sirna tanpa ada bekasnya. Betapa tidak, sebenarnya jasa-jasa beliau jauh lebih banyak dibandingkan dengan cela yang mungkin sebenarnya tidak pernah beliau niatkan.
Tak dipungkiri, banyak warga yang merasa bahwa saat pemerintahan beliau semuanya jauh lebih baik. Tapi saudaraku, dunia ini terus berputar dan janganlah menyamaratakan masa lalu yang gemilang dengan masa kini yang sulit, pelik, dan penuh nestapa. Yang penting kita bisa legowo.
26 January 2008
Imbangi Masalah Dengan Ilmu
Setiap hari, setiap saat, selalu saja ada masalah yang muncul. Darimanapun itu, yang jelas membuat kita mengerutkan dahi. Semuanya datang tak pernah terduga, tiba-tiba saja sudah nampak di depan kita, dan mau tidak mau harus kita hadapi.
Tetapi, masalahnya bagaimana kita bisa menghadapinya saja tanpa menyelesaikannya. Untuk itu kita memerlukan pengetahuan yang sesuai dengan masalah yang sedang kita hadapi tersebut. Dan, sudah barang tentu masalah itu dapat kita tebak akan datang sehingga kita bisa menyiapkan ilmu untuk menghadapinya.
Untuk itu, percepatan kita dalam mencari ilmu harus jauh lebih baik ketimbang permasalahan yang terus datang kepada kita. Kalau permasalahan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan ilmu, maka kita akan merasa terbelenggu dan tidak bisa berbuat banyak. Mending kalau kita tidak stress dan bunuh diri, kalau demikian, kan repot dunia akhirat.
Kemudian, ketika masalah itu menimpa maka kita harus bisa dan berani menghadapi, hayati dan menikmatinya. Agar, masalah tersebut nantinya akan menjadi pemacu semangat bagi kita untuk menghadapi masalah-masalah selanjutnya dengan lebih baik, bijak, dan dewasa.
Selamat Menuntut Ilmu!
Tetapi, masalahnya bagaimana kita bisa menghadapinya saja tanpa menyelesaikannya. Untuk itu kita memerlukan pengetahuan yang sesuai dengan masalah yang sedang kita hadapi tersebut. Dan, sudah barang tentu masalah itu dapat kita tebak akan datang sehingga kita bisa menyiapkan ilmu untuk menghadapinya.
Untuk itu, percepatan kita dalam mencari ilmu harus jauh lebih baik ketimbang permasalahan yang terus datang kepada kita. Kalau permasalahan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan ilmu, maka kita akan merasa terbelenggu dan tidak bisa berbuat banyak. Mending kalau kita tidak stress dan bunuh diri, kalau demikian, kan repot dunia akhirat.
Kemudian, ketika masalah itu menimpa maka kita harus bisa dan berani menghadapi, hayati dan menikmatinya. Agar, masalah tersebut nantinya akan menjadi pemacu semangat bagi kita untuk menghadapi masalah-masalah selanjutnya dengan lebih baik, bijak, dan dewasa.
Selamat Menuntut Ilmu!
22 January 2008
Kesepian
Kesepian bukanlah hal yang menyenagkan. Itulah sebabnya kenapa manusia dikatakan makhluk sosial. Ketergantungannya akan keberadaan orang lain tidak bisa terelakkan.
Ketika kita berada dalam suatu lingkungan, maka kita membutuhkan interaksi dengan tetangga atau orang lain yang kebetulan lewat dan seterusnya. Apalagi, jika kita berada pada organisasi atau lembaga, adalah hal yang tidak mungkin bagi kita untuk menutup diri -tidak berkomunikasi dengan orang lain.
BT, butuh teman. itulah hal yang sering terjadi pada seseorang yang sedang mengalami keruwetan dalam hidupnya. Walau, sebenarnya temannya banyak dan ada di mana-mana, tetapi ia tidak merasakan keberadaan mereka. Sehingga mereka lebih memilih mencari teman yang bisa diajak curhat, sering dan mau mendengarkan keluh kesahnya. Itulah sebenarnya yang mesti kita garis bawahi.
Ketika kita berada dalam suatu lingkungan, maka kita membutuhkan interaksi dengan tetangga atau orang lain yang kebetulan lewat dan seterusnya. Apalagi, jika kita berada pada organisasi atau lembaga, adalah hal yang tidak mungkin bagi kita untuk menutup diri -tidak berkomunikasi dengan orang lain.
BT, butuh teman. itulah hal yang sering terjadi pada seseorang yang sedang mengalami keruwetan dalam hidupnya. Walau, sebenarnya temannya banyak dan ada di mana-mana, tetapi ia tidak merasakan keberadaan mereka. Sehingga mereka lebih memilih mencari teman yang bisa diajak curhat, sering dan mau mendengarkan keluh kesahnya. Itulah sebenarnya yang mesti kita garis bawahi.
18 January 2008
Biar Semangat Lagi ...!
Sedang tidak semangat ...?
Kurang ber-ghirah dalam menjalani kehidupan ....?
Mungkin salah satu sebabnya adalah usangnya motivasi yang kita miliki. Lalu, ... bagaimana agar semangat kita bisa kembali memuncak -pada performa terbaik?
Salah satunya adalah dengan menata kembali hal-hal yang menjadi motivasi bagi kita untuk melakukan aktifitas tersebut. Termasuk di dalamnya menata ulang cita-cita, niat, dan harapan-harapan yang ingin kita wujudkan.
Dengan menata ulang semua ini maka kekuatan visualisasi lewat imajinasi yang kita hadirkan akan lebih nampak dan ini secara otomatis akan meningkatkan semangat kita karena berbagai hal yang sukses dan membahagiakan mungkin segera kita nikmati.
Pentingnya menata kembali niat kita dalam melakukan aktifitas pun sangatlah penting. Dengan ini, maka niat yang tadinya dapat 'rontok' hanya karena masalah sepele menjadi super kuat dan tak tergoyahkan karena dibarengi dengan keyakinan yang mendalam.
Dengan menata ulang cita-cita yang kita miliki, maka diharapkan segala hal, perbuatan yang kita lakukan akan lebih teratur dan terarah. Mana yang harus didapatkan dalam waktu yang cepat dan mana cita-cita yang mungkin akan kita peroleh lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Ini semua memerlukan kejelasan agar kita mampu berpikir realistis tetapi tetap dibarengi dengan optimis.
Kurang ber-ghirah dalam menjalani kehidupan ....?
Mungkin salah satu sebabnya adalah usangnya motivasi yang kita miliki. Lalu, ... bagaimana agar semangat kita bisa kembali memuncak -pada performa terbaik?
Salah satunya adalah dengan menata kembali hal-hal yang menjadi motivasi bagi kita untuk melakukan aktifitas tersebut. Termasuk di dalamnya menata ulang cita-cita, niat, dan harapan-harapan yang ingin kita wujudkan.
Dengan menata ulang semua ini maka kekuatan visualisasi lewat imajinasi yang kita hadirkan akan lebih nampak dan ini secara otomatis akan meningkatkan semangat kita karena berbagai hal yang sukses dan membahagiakan mungkin segera kita nikmati.
Pentingnya menata kembali niat kita dalam melakukan aktifitas pun sangatlah penting. Dengan ini, maka niat yang tadinya dapat 'rontok' hanya karena masalah sepele menjadi super kuat dan tak tergoyahkan karena dibarengi dengan keyakinan yang mendalam.
Dengan menata ulang cita-cita yang kita miliki, maka diharapkan segala hal, perbuatan yang kita lakukan akan lebih teratur dan terarah. Mana yang harus didapatkan dalam waktu yang cepat dan mana cita-cita yang mungkin akan kita peroleh lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Ini semua memerlukan kejelasan agar kita mampu berpikir realistis tetapi tetap dibarengi dengan optimis.
17 January 2008
Apa yang kau dapatkan jika kau bangun lebih pagi, lebih awal? Jawabannya tentu beragam, namun yang jelas semua itu bisa menambah produktifitas hidup kita karena semakin panjangnya hari yang kita jalani.
Makanya, kenapa ajaran islam menganjurkan agar umatnya melakukan shalat tahajud, bangun pada dini hari. Tiada lain dan tiada bukan salah satunya adalah agar umat islam menjadi umat yang produktif dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebagai tanda syukur kepada Allah swt.
Namun demikian, masih saja bangun malam ini dianggap hanya untuk beribadah dalam artian yang sempit. Misalnya, seorang akhwat tidak lagi bangun malam karena ia sedang berhalangan -haidh.
Padahal, meskipun berhalangan ia masih tetap bisa melakukan ibdah atau amalan lain yang baik meskipun tidak dengan sholat malam.
bersambung ...
Makanya, kenapa ajaran islam menganjurkan agar umatnya melakukan shalat tahajud, bangun pada dini hari. Tiada lain dan tiada bukan salah satunya adalah agar umat islam menjadi umat yang produktif dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebagai tanda syukur kepada Allah swt.
Namun demikian, masih saja bangun malam ini dianggap hanya untuk beribadah dalam artian yang sempit. Misalnya, seorang akhwat tidak lagi bangun malam karena ia sedang berhalangan -haidh.
Padahal, meskipun berhalangan ia masih tetap bisa melakukan ibdah atau amalan lain yang baik meskipun tidak dengan sholat malam.
bersambung ...
10 January 2008
Mari Berhijrah
Sepertinya, ... momentum tahun baru hijriyah tak se-semarak tahun baru Masehi. Tak ada yang digembor-gemborkan untuk diikuti atau dihadiri. tapi, ... bukan berarti kita harus ciut dan tak bersemangat untuk memanfaatkan momentum ini. Momentum di mana rasulullah mengajarkan kepada kita umatnya untuk senantiasa mengoptimalkan nalar dan ikhtiar.
Menelisik sedikit dari kisah hijrahnya Nabi Muhammad saw., ketika beliau hendak berhijrah maka beliau menggunakan nalar atau pikirannya untuk dapat pergi dengan aman ke kota yatsrib (madinah) dengan aman. Betapa tidak, saat itu kaum Quraisy berniat membunuh rasul.
Tapi dengan izin Allah, berkat kecerdikan beliau memanfaatkan segala potensi maka beliaupun dapat lolos dari niat jahat kaum tersebut. Padahal, kalau kita perhatikan beliau adalah kekasih Allah maka kenapa beliau tidak langsung meminta perlindungan kepada Allah berupa mukjizat atau sejenisnya, dan itu pasti dikabulkan. Tetapi beliau tidak melakukan itu agar kita umatnya dapat mengambil pelajaran yang berharga akan makna hijrah ini.
Adalah sebuah kewajiban bagi kita untuk menggunakan akal kita, menggunakan tenaga, dan potensi lain yang Allah berikan pada kita. Agar ... kita dapat memperbaiki hidup kita, keluarga, lingkungan dan seterusnya. Demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Menelisik sedikit dari kisah hijrahnya Nabi Muhammad saw., ketika beliau hendak berhijrah maka beliau menggunakan nalar atau pikirannya untuk dapat pergi dengan aman ke kota yatsrib (madinah) dengan aman. Betapa tidak, saat itu kaum Quraisy berniat membunuh rasul.
Tapi dengan izin Allah, berkat kecerdikan beliau memanfaatkan segala potensi maka beliaupun dapat lolos dari niat jahat kaum tersebut. Padahal, kalau kita perhatikan beliau adalah kekasih Allah maka kenapa beliau tidak langsung meminta perlindungan kepada Allah berupa mukjizat atau sejenisnya, dan itu pasti dikabulkan. Tetapi beliau tidak melakukan itu agar kita umatnya dapat mengambil pelajaran yang berharga akan makna hijrah ini.
Adalah sebuah kewajiban bagi kita untuk menggunakan akal kita, menggunakan tenaga, dan potensi lain yang Allah berikan pada kita. Agar ... kita dapat memperbaiki hidup kita, keluarga, lingkungan dan seterusnya. Demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
06 January 2008
Koran Layak Baca
Setiap hari kita pasti akan selalu mendengar atau membaca berita, apapun itu. Dari koran, televisi, radio, brosur atau dari mulut ke mulut. Bahkan kabar angin sekalipun. Berita yang sampai kepada kita tentu sedikit banyak akan mempengaruhi pemikiran kita. Memberi wawasan baru yang mungkin akan menambah semangat hidup kita atau sebaliknya. Membuat kita suka terhadap sesuatu hal yang diberitakan atau membencinya. Semua itu tergantung pada media yang memberikan berita tersebut.
Untuk itu agar kita tidak sia-sia dalam memperoleh berita kita harus bisa memilah-milih mana sumber berita yang kualitas, keakuratannya dapa dipertanggung jawabkan. Bukan hanya membuat senang pembaca belaka.
Kita fokuskan bahasan kita pada surat kabar atau koran nasional. Dari sekian banyak koran yang beredar, baik itu yang bersifat lokal, maupun nasional manakah surat kabar yang memiliki kualitas yang paling baik. Apakah itu Kompas, Republika, Sindo, Pos Kota, Pikiran Rakyat, Tempo, Warta Kota, dan atau ada surat kabar lain yang memang lebih baik?
Untuk itu agar kita tidak sia-sia dalam memperoleh berita kita harus bisa memilah-milih mana sumber berita yang kualitas, keakuratannya dapa dipertanggung jawabkan. Bukan hanya membuat senang pembaca belaka.
Kita fokuskan bahasan kita pada surat kabar atau koran nasional. Dari sekian banyak koran yang beredar, baik itu yang bersifat lokal, maupun nasional manakah surat kabar yang memiliki kualitas yang paling baik. Apakah itu Kompas, Republika, Sindo, Pos Kota, Pikiran Rakyat, Tempo, Warta Kota, dan atau ada surat kabar lain yang memang lebih baik?
Subscribe to:
Posts (Atom)