Halaman

15 June 2008

Bank Jadul

Ketika masih kanak-kanak tidak aneh jika merengek untuk minta dibelikan celengan. Baik yang berbentuk tabung yang terbuat dari plastik, maupun yang terbuat dari tanah liat berbentuk ayam jago ataupun yang lain. Ya, dahulu kita menggunakan itu untuk menabung, agar di akhir tahun atau di masa liburan sekolah kita bisa jalan-jalan, beli baju atau mainan, bahkan mungkin untuk biaya masuk sekolah baru.

Pada masa modern sekarang ini pun ternyata orang masih menggunakan alat tradisional ini. Buktinya, masih banyak celengan yang dijual di warung-warung. Entahlah, padahal sekarang ini banyak bank. Bahkan ada pula bank yang mendatangi kita, tanpa harus kita capek-capek datang ke kantor bank untuk sekedar menyetor uang.

Mungkin ada kenikmatan atau apa gitu jika kita menabung di celengan. Dahulu di kampung, karena tidak punya uang unuk membeli celengan, banyak anak-anak yang kreatif dan membuat sendiri celengan dari bambu. Meskipun tidak baik untuk uang kertas karena bisa jadi kalau kelamaan dimakan kutu.

Bagusnya, semua itu memberikan kita pelajaran jika kita memang mau berpikir. Kita ini harus menabung guna mempersiapkan sesuatu untuk masa depan, hari esok. Walaupun umur kita belum tentu sampai hari esok, tetapi kita tetap opstimis jika kita menabung.

Dan sekarangpun baru saja aku membeli dua celengan yang harganya cuma seribuan. Untuk apa? Belum jelas. Yang jelas mudah-mudahan dengan semua ini aku bisa mengamalkan hidup hemat, dan tidak lagi asal beli padahal tidak butuh atau hanya ingin (hawa nafsu). Semoga