Halaman

23 December 2007

Kaleidoskop 2007

Tahun 2007 sudah mendekati masa terakhirnya. Kini Desember basah merata hampir di seluruh pelosok negeri. Entah bagaimana pandangan kita-kita terhadap waktu yang terus bergulir dengan cepat ini.

Berbagai kejadian, masalah, senyum, tangis, bahagia, derita semuanya telah hadir di tahun ini. Akan segera berlalu tahun yang begitu berkesan baik, bagi sebagian orang sehingga ia berat hati untuk meninggalkannya dan beranjak ke tahun berikutnya, 2008. Tapi sebagian orang lagi berharap agar tahun ini cepat-cepat berlalu, karena begitu banyak kenangan pahit dan kejadian yang tidak enak baginya.

Entah dari sudut mana kita memandang tahun 2007 yang akan segera berlalu ini, yang jelas yang terpenting adalah kita mampu menghadirkan berbagai makna yang selama ini terpendam atau sengaja dipendam. Pelbagai pelajaran hidup semestinya dapat kita peroleh sehinnga kita memiliki bekal yang lebih banyak untuk menghadapi hidup di tahun dan di masa yang akan datang.

Bertambah tahun berarti berkurang jatah umur kita di dunia ini. Dan semakin dekat kita kepada kematian. Bukan takut akan mati itu sendiri, tetapi takut jika kita tidak memiliki bekal untuk kehidupan mendatang yang seyogyanya kita peroleh, kita kumpulkan di dunia ini.

Kemudian, apakah kita akan membiarkan keadaan hidup kita sama dengan tahun depan? Jangan sampai itu terjadi, karena bila terjadi maka kita termasuk orang yang sangat merugi. Oleh karena itu, perencanaan yang matang mesti kita buat agar tata hidup kita di masa depan lebih baik dan lebih bermakna.

Lalu sisi mana dari hidup kita yang mesti diperbaiki? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Tergantung pada permasalahan yang kita hadapi. Kalau masalah itu menyangkut karir kita maka itulah yang pertama harus kita perbaiki. Kalau silaturahim dengan teman kita yang jadi masalah, maka kita perbaiki hal itu. Seandainya begitu banyak hal yang harus kita perbaiki maka pilah-pilahlah urusan yang perlu diprioritaskan.


22 December 2007

Sekarang ini aku sedang nggak mood, soalnya ada masalah dari layanan blogger-nya. Tadinya sih pengen curhat, nulis tapi karena kurang mendukung, aku jadi mengurungkan niatku. Biarlah lain waktu aku nulis -nge-Blog lagi.

21 December 2007

Selalu ...pasti di warung internet aku nge-Blog. Ya mau tidak mau karena memang baru di situ aku bisa mencurahkan segala keluh kesahku lewat tulisan. Dalam pemikiran selalu saja ada harapan agar aku dapat terus meng-upgrade penampilan blog. Padahal, kalau dilihat blogku nggak jelek-jelek amat buat seorang yang gaptek alias ga tahu apa-apa soal web design.

Akan tetapi tetap saja aku ingin selalu agar blog lebih ngejreng dan dapat lebih aku nikmati di setiap sisinya. Kemudian aku pun ingin agar konten -isi dari blogku lebih berbobot dan lebih bermakna. sehingga aku tidak merasa malu, canggung dikala orang lain berkunjung ke blogku.
Bisa nggak Ya ...?

Aku memang sedikit tidak konsisten akan kejiwaanku -psikologiku, tetapi aku dapat menyadari semua itu dan dapat segera ambil langkah untuk memperbaikinya. Masalahnya, aku sekarang tidak memiliki sohib yang kalau aku dulu waktu sekolah dapat mengungkapkan segala keinginanku kepada teman, guru, adik-adik kelasku, kakak kelasku.

Kalaupun ada amarah yang ingin aku luapkan aku bisa meluapkannya ketika aku nge-mentoring ke adik-adik kelasku atau bahkan ke teman-temanku He..he...
Maaf ya teman-temanku.

Ya, kesepianlah yang menjadi temanku ketika aku mulai meninggalkan sekolahku di Cililin. Memang benar kalau ada orang yang bilang masa SMA adalah salah satu masa terindah yang kita alami, dan itu memang terjadi padaku. Semoga saja aku dapat mengamalkan setiap ilmu yang aku dapatkan selama ini, agar aku tidak menjadi hamba yang merugi, hamba yang menyia-nyiakan waktu. Amin.

18 December 2007

Ruahan Hati

Banyak kenangan indah bersama kawan-kawan seperjuangan kita. Baik di masa SMA, ataupun di masa kita kecil -remaja. Diantara mereka ada pula yang pergi jauh dan tak bisa kita temui kembali. Kita merasa sangat iba apabila ingat -bernostalgia akan kenangan-kenangan yang menjadi penyemangat hidup kita.
Ada kawan sejati kita yang pergi begitu jauh -kembali kehadirat ilahi rabbi. Maka untuk kawan yang kita sayangi ini kita hanya bisa mendoakannya, hanya bisa mengenang jasa-jasa baiknya, meneruskan kebiasaan baiknya, dan seterusnya.
Kawan yang sejati -sejatinya selalu memerhatikan kita. Ia tidak mau kalau sahabatnya yang satu ini kenapa-napa. Akan tetapi, semua itu bukan berarti dapat kita jadikan alasan untuk memilih -memilah mana orang yang mesti kita jadikan kawan. Ingat, kita jangan hanya ingin menjadi objek, tetapi mesti mau menjadi subjek untuk kawan kita.
ber-Kawan yang hanya dilandaskan pada nilai-nilaii ilahiyah-lah yang semestinya kita jadikan pegangan dalam menikmati perkawanan, persahabat yang nantinya bisa kita kenag di dunia -di hari tua, di mana cucu-cucu kita bercengkrama, memanggil kita dengan sebutan nenek/kakek. Ya jika Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk menikmati hari tua. Akan tetapi, bila Allah tidak mengizinkan, semoga saja buah dari persahabata, silaturahim kita menjadi sesuatu yang berharga di akhirat sana. Dimana hanya keridloan-Nya-lah yang berkuasa atas nasib kita. Bukan karena amal baikk kita di dunia. Karena, berapa banyak pun amalan yang kita kumpulkan, niscaya tak akan mampu mengganti dengan syurga Allah. Bahkan orang yang paling mulia di dunia ini pun -Muhammad SAW.
Itulah sebabnya kawan, mari kita berlomba-lomba dalam mencari keridloan-Nya. Bagaimana pun caranya. Yang penting kita terus bersemangat. bolehlah kita terkadang drop -down. Begitu merasa malas untuk beribadah bahkan cenderung maksiat. Tapi, semua ada waktunya, akan ada waktu dimana kita sadar dan ingin kembali.
Seperti halnya aku dulu. Pada waktu sekolah di Aliyah aku begitu menikmati kejauh-dekatan dengan-Nya. Tetapi, setelah aku keluar dari lingkungan sekolah seakan aku kehilangan arah ruhiah dan seakan hanya terobsesi pada duniawiyah belaka.
Manusia tidak akan tetap, itulah fitrah. Sehingga biarpun kita begitu jauh pergi darinya, tetap saja kita memiliki kecenderungan untuk kembali, bertaubat atas segala khilaf. Memang tidak akan langsung kembali pada rel yang tetap -istiqamah, tetapi setidaknya sifat manusiawi yang tidak bisa lepas dari nurani ini akan tetap ada sampai kapanpun. Sampai dimana ia mengalahkan hawa nafsunya atau hawa nafsunya yang menglahkan dia.

16 December 2007

Sampah ?!


Selain banjir, masalah apakah yang sedang dan akan selalu dihadapi kota Jakarta tercinta?

Sampah, ya itulah masalah yang sangat krusial dan perlu perhatian yang serius. Tidak bisa diperhatikan ketika sudah tidak tertampung saja, melainkan harus sejak dini. Karena mau tidak mau sampah ini diproduksi setiap saat baim oleh rumah tangga, maupun oleh pabrik atau perusahaan-perusahaan.

Salah satu penyebab banjir inilah yang sering merepotkan. Karena dengan sampah, maka berbagai penyakit tumbuh sumbur, sehingga apabila banjir datang, diiringi dengan berbagai penyakit. Dan diantaranya adalah penyakit yang disebabkan oleh sampah.

Jakarta, banjir untuk selamanya


Jakarta, masih dan akan selalu banjir. Bagaimanapun Jakarta adalah kota yang berada pada dataran yang lumayan rendah. Jadi, mau tidak mau sebagian warga harus rela menikmati banjir setiap musim penghujan.

Selama pembangunan kota mega politan ini tidak dapat menggunakan pemikiran yang matang, dan tidak ada yang sungguh untuk memperbaikinya, maka selamat menikmati Jakarta banjir untuk selamanya

inter mezzo


"Aa Gym" kangen dengan berita dai yang satu ini? kalo kamu sebagai orang yang senang dengan ceramah Aa dan pengen tau kabarnya ini dia.

SENIN (4/12) pagi, Alfarini Eridani (37)--istri kedua K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)--berjumpa dengan "PR" di sebuah rumah di kompleks Pesantren Daarut Tauhiid (DT). Keponakan mantan Presiden RI, B.J. Habibie ini menyatakan terkejut mengetahui foto dirinya terpampang di halaman 1 "PR", Senin (4/12).

Dia menanyakan asal usul foto tersebut, dan "PR" pun menjelaskan foto setengah badan berbusana hitam itu diterima "PR" dari pasangan Hj. Ninih Muthmainnah (Teh Ninih) dan Aa Gym tatkala makan bersama di sebuah kafe di Jln. Dago Bandung pada Minggu (3/12) malam. Mendengar hal itu, Rini--begitu panggilan Alfarini Eridani--tersenyum.

Senin (4/12), memang hari istimewa bagi Rini.

04 December 2007

Masa Depanmu?

Puja dan puji marilah selalu kita panjatkan ke hadirat ilahi robbi yang memberikan keleluasaan kepada kita untuk berkarya, nge-blog atau kegiatan apapun yang kita lakukan sehari-hari. Betapa jarang kita menyinggung kebesaran dan karunia Tuhan yang diberikan olehnya melalui tulisan-tulisan kita. Baik itu di internet ataupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu, marilah kita singgung Zat yang Maha segalanya itu dalam setiap kesempatan yang kita miliki, terutama saat kita nge-Blog.

Sahabat, sudah sejauh mana Anda memprioritaskan masa depan? Atau, kita adalah orang yang terlena dengan kenikmatan, kemudahan yang kita alami saat ini. Marilah kita nikmati hari-hari yang kita lalui tetapi tetap memerhatikan untuk masa depan kita. Sebab, bagaimanapun masa depan adalah masa yang pasti kita alami, bagaimanapun bentuknya.

Selamat menata ulang cita-cita yang mungkin telah usang

01 December 2007

Jalak Harupat in Memorian

Tahun 2005 dimana saat itu aku masih duduk di bangku Aliyah, tepatnya di Madrasah Aliyah Negeri Cililin Bandung aku ikut meresmikan stadion yang diberi nama Jalak Harupat. Stadion itu dibangun begitu megahnya di areal pesawahan, Soreang Kabupaten Bandung.
Stadion itu diresmikan oleh Bupati Bandung Obar Sobarna. Pada upacara peresmian itu ada upacara yang sangat utama yang diikuti oleh 1000 orang atlet Pencak Silat yang ada di Bandung dan sekitarnya. Dan yang lebih membanggakan adalah kami semua adalah salah satu orang yang pertama kali mnginjakkan kaki di stadion itu.
Kini waktu telah berlalu, dan banyak dari para sukarelawan yang pada saat itu ikut meresmikan si Jalak Harupat kini hanya bisa menyaksikan dari jauh, dari layar televisi. Itupun hanya sesekali saja, kalau ada pertandingan penting yang digelar di situ. Maklumlah Persikab-nya belum masuk ke divisi utama alias masih atah adol.
Begitu banyak kenangan yang tersimpan dari si Jalak Harupat. Bayangkan saja, saat itu sekolah kami hendak menghadapi UN dan kami tetap merelakan diri untuk mengikuti acara tersebut. Untungnya, kami masih bisa menjaga konsistensi belajar kami.

29 November 2007

Semoga Dikabulkan

Anda pernah berpikir mengapa harapan Anda belum terwujud?
Doa-doa pada setiap malam yang aku haturkan belum terijabah, apa gerangan yang membuat demikian?
Kita sebagai individu yang penuh dengan kekurangan tidak akan mampu menghadapi berbagai persoalan hidup tanpa pertolongan dari Allah. Untuk mendapatkan pertolongan Allah ini kita harus berdoa. Namun, tak selamanya doa itu manjur, karena adanya hijab yang membuat doa kita terhalang. Salah satunya adalah dosa kita. Untuk itu kita memerlukan bantuan dalam menggapai pertolongan Allah tersebut.
Seorang ustadz pada pengajian pagi di sebuah radio bertutur tentang seorang ibu yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak oleh Allah subhanahu wata’ala. Berbagai upaya telah dilakukan tetapi toh tanda-tanda akan mempunyai anak belum muncul. Akhirnya dia bertemu dengan seorang kyai di Bandung dan dia pun meminta sebuah doa dari kyai itu, dan kyai itu memberi sebuah doa. Selain memberikan sebuah doa untuk diamalkan, kyai tersebut pun memberikan sebuah pesan kepada si ibu tadi untuk mencatat siapa-siapa saja temannya yang juga menginginkan kehadiran seorang anak. Kemudian, si ibu menulis. Ada beberapa nama yang ia tulis dan ia serahkan kepada kyai itu. Lalu kyai itu berkata, “itu bukan untukku, tetapi untukmu, kamu doakan mereka agar mereka diberi apa yang mereka harapkan”.
Terselang beberapa bulan, si ibu tadi memeriksakan dirinya ke dokter dan alhasil ternyata dia dinyatakan positif hamil.
Lalu apa yang mesti kita perhatikan dari kisah tersebut di atas?
Yang mesti kita perhatikan dari kisah tersebut adalah bahwasanya apabila kita menginginkan doa kita dikabulkan oleh Allah azza wajalla, maka kita harus mendoakan orang lain. Mengapa demikian? Karena dengan kita mendoakan orang lain maka kita akan didoakan oleh para malaikat. Dengan demikian, kita akan terbantukan oleh doa makhluk Allah yang selalu taat itu.
Jangan lupa, jaga keikhlasan doa kita dengan merahasiakan bahwa kita telah mendoakannya.

Hariku-Ilmuku

Orang yang dalam satu hari yang dilewatinya tanpa memperoleh ilmu maka ia telah melewatkan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Dan, kita jarang sekali merisaukan keadaan ini. Yang kita risaukan adalah ketika pada suatu hari kita tidak bisa mendapatkan untuk makan.

Ingat, kata rasulullah!

Orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia adalah orang yang “beruntung”, orang yang hari ini sama dengan kemarin maka ia merugi, dan orang yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka ia celaka.

Sudah semestinya setiap hari kita mendapatkan ilmu baru, apapun itu. Ilmu tak harus didapat dengan membaca, tetapi juga bisa dengan mendengar orang lain yang berbicara, melihat fenomena di sekitar kita, atau berpikir dalam kegiatan kita siapa tahu ada inspirasi yang bisa menambah wawasan kita dari kerjaan yang kita lakukan. Semoga sukses!

Guruku Teladanku, Kebanggaanku

Jakarta, 18 November 2007

Apa yang aku dapatkan hari ini?

Berencana hanya untuk menemui seorang yang ingin anaknya di-les olehku ternyata pada obrolan itu menyentuh cukup jauh dan menjadi perbincangan hangat. Apa yang aku obrolkan? Ya, seputar pendidikan terutama masalah guru.

Kita semua tahu guru adalah orang lain yang paling berjasa dalam hidup kita. Ia membimbing kita tata cara menjalani hidup dimulai dengan membuka pola pikir kita, agar kita menjadi manusia yang “melek”. Dia membimbing agar kita mampu menyelesaikan persoalan hidup dengan sampel soal-soal latihan maupun ujian yang ia berikan. Ia selalu memerhatikan kita dengan mengabsen pada setiap pertemuan, dan seterusnya, dan seterusnya.

Di pandangan kita guru adalah teladan, panutan, tempat bermuaranya kebaikan karena ilmu yang ia berikan. Dan itu merupakan hal yang seyogyanya ada pada mereka. Begitu banyak dari mereka yang siang malang hanya memikirkan bagaimana anak didiknya bisa menjadi manusia seutuhnya.

Ketika di sekolah ada siswa yang nakal, ia bimbing agar menjadi baik. Ketika ada murid yang tidak mampu membayar uang sekolah maka sang guru tersebut melakukan berbagai upaya agar anak tersebut bisa tetap sekolah. Dengan membantu secara langsung, mengajukan ke pihak sekolah agar siswa tersebut dibebaskan dari biaya yang memberatkannya, atau dengan mengajukan ke pemerintah yang memiliki otoritas di bidangnya, dan sebagainya dan sebagainya. Asalkan anak didiknya dapat tetap bersekolah.

Sebegitu besarnya pengorbanan guru kadang tidak ada bekasnya di para murid yang pergi ditelan waktu. Mereka seolah tak pernah peduli akan jasa guru-guru yang mulia tersebut. Celakanya, masih ada saja yang mendurhakai para guru dengan tingkah polah mereka yang buruk di lingkungannya. Sungguh mengecewakan!

Seiring berjalannya waktu pergeseran dari kemuliaan kedudukan seorang guru pun akhirnya sedikit demi sedikit terkikis oleh para oknum guru yang secara mental tidak bermental seorang guru. Kasarnya, mereka tidak layak menjadi guru.

PAHLAWAN TANPA TANDA JASA kini mulai tersingkirkan dengan adanya oknum guru yang menjadikan sekolah sebagai ladang bisnis belaka. Dengan tidak memerhatikan fungsi utama seorang guru yaitu sebagai pendidik, teladan dan orang tua kedua, mereka berusaha mengeruk uang yang jumlahnya secuil bila dibandingkan kemuliaan pengabdian seorang guru yang tulus. Padahal mereka mendapat gaji (yang memang kecil) bila dibandingkan dengan jasanya, terutama mereka mendapat kemuliaan di mata Tuhan Yang Maha Melihat.

Lalu, ada yang menyengaja menjadi guru agar menjadi PNS, agar memiliki jam kerja yang relatif lebih sedikit dan seterusnya-dan seterusnya.

Fenomena tersebut tidaklah sepenuhnya salah, karena guru jua manusia yang memiliki keluarga, keinginan dan ambisi. Yang menjadi masalah adalah ketidak-berimbangan antara perannya sebagai guru dan ambisinya itu. Bolehlah ia menjadikan muridnya sebagai tambang emas (bila memang tidak ada cara lain), tetapi jangan sampai memberatkan. Karena tidak semua orang tua murid mampu untuk membayar uang sekolah apalagi tambahan-tambahannya.

Selanjutnya, tingkatkan kualitas mengajarnya. Agar para murid tidak merasa dibodohi dengan berbagai pengeluaran yang ternyata tidak dirasakan manfaatnya. Jangan sampai pada suatu saat murid yang kita ajar mungkin seorang menjadi seorang guru, kemudian mereka menerapkan hal-hal yang kurang baik, dan ternyata anak guru jualah yang menjadi korbannya. Hal ini tentu akan terus berputar bersama dengan roda kehidupan bila kita tidak segera mengantisipasinya.

Guru adalah orang yang selalu ada ketika kita merasa butuh seorang penyejuk, ketika orang tua kita kurang perhatian karena sibuknya, maka merekalah yang ada dan terus membimbing kita agar kita menjadi manusia seutuhnya. Semoga Allah senantiasa menjaga mereka. Amin.

17 November 2007

Tanpa Judul

Assalamu'alaikum sahabat, apa kabarmu?
sekarang aku nulis lagi nih. Tulisanku kali ini hanya ingin berbagi bahwasanya aku telah berhasil sedikit memodifikasi sebuah blogku lho. Lumayan, buatexperimen pertamaku. Maklumlah dari kemarin aku gagal terus memperbanyak fitur di blogku karena kurang telitinya aku dalam memahami konteks tutorialnya.

09 November 2007

Ayat-ayat Semangat

Mahasuci Allah yang senantiasa memerhatikan diri kita sehingga tak satupun hal yang luput ketika kita membuka mata, terbangun dari mimpi kita di malam hari. Allah Yang senantiasa menanti hamba-hamba-Nya agar terjaga di penghujung malam dan berdoa, memohon ampun dan berdzikir. Allah yang sangat senang terhadap hamba-hamba-Nya yang berbuat dosa lalu ia bertaubat dan lebih dekat dengan-Nya dibanding sebelum ia bertaubat.

Hidup di dunia bagi seorang Islam mungkin bisa dikata sangat berat. Apalagi bila kehidupan bermasyarakat sudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran luar Islam yang notabene sangat bertolak belakang dengan Islam. Dalam menghadapi kesulitan ini, tentunya kita memerlukan pegangan, petunjuk untuk menempuhinya, agar semuanya itu bisa dijadikan nikmat walau pada kasat mata berupa sesuatu yang menyesakkan jiwa.

Untuk menghadapi pelbagai ujian yang sudah barang tentu dapat menurunkan ghirah juang itu, tiada lain dan tiada bukan adalah yang memiliki semua permasalahan kita. Siapa lagi kalau bukan Allah azza wajalla. Akan tetapi, kita sebagai manusia biasanya membutuhkan motivator berupa hal yang dapat kita raba, kita lihat dengan kasat mata, sedangkan Allah mustahil dapat kita lihat pada saat kita di dunia ini kecuali dengan mata hati dan itupun hanya dimiliki oleh orang-orang yang benar-banar khusyuk kepada-Nya.

Jangan khawatir, Allah swt telah memberikan jalan keluarnya. Yaitu dengan wahyu yang Dia turunkan kepada nabi Muhammad salallahu’alaihi wasallam, al-Quran al-kariim yang di dalamnya begitu banyak terkandung motivasi yang dapat selalu menyemangati hidup kita dikala kita berada pada strata terendah dalam semangat hidup dan jihad kita.
Dalam al-Quran setiap permasalahan hidup manusia dibahas oleh Allah azza wajalla. Ada yang secara gamlang dan ada pula yang hanya sebagian besarnya saja. Yang sebagian besar ini sebagiannya lagi diterangkan dalam hadits-hadits rasul salallahu’alaihi wasallam.

Lalu, ayat mana yang termasuk ayat- ayat penyemangat? Sebelum kita membahasnya marilah kita urut permasalahan-permasalahan yang pada umumnya sering menerpa kita dan bagaimana komentar al-Quran terhadap masalah tersebut.
+++

permasalahan hidup yang biasanya membuat kita turun semangat sangatlah beragam. Mulai dari masalah yang timbul dalam diri kita, keluarga, tetangga, lingkungan kantor, masyarakat, termasuk masalah bernegara.

Ketika diri kita sedang dihadapkan pada dilema, misalnya dalam menentukan jalan hidup kita. Maka permasalahan ini akan dapat membuat kita patah arang. Apalagi kalau ternyata kepribadian baik yang selama ini kita bangun dengan susah payah ternyata hancur karena perbuatan cela sedikit, ini sudah barang tentu membuat kita stress dan dongkol.

Katika kita sedang berusaha memperbaiki diri –bertaubat, ternyata kita malah kembali terjerumus ke dalam dosa yang sama. Mungkin pada saat itu kita merasa hancur dan betapa tidak berartinya diri kita di hadapan Allah. Maka agar hambanya tidak berputus asa dan terus semangat, Allah subhana wata’ala berfirman dalam al-Quran: bersambung...

03 November 2007

Tulislah!

Menulis memang merupakan kenikmatan tersendiri bagi para penggilanya. Dengan menulis ia merasa bagai terlepas dari berbagai unek-unek yang menjejali otaknya. Ia terasa memiliki ruang untuk menguasai dunianya. Betapa tidak, semua yang ia ingin ungkapkan tak akan ada yang menggubris apalagi yang melarang. Karena menulis merupakan salah satu sarana untuk mengaktualisasikan diri, maka ia sering dijadikan penambah semangat bagi mereka para aktivis.

24 October 2007

Lakukan yang Lebih Baik

Terkadang, kita memang merasa mendapatkan semangat kembali tatkala kita mendengar sebuah lagu yang membuat hati kita terenyah. Hidup seakan se-mangat kembali, apalagi jika kita baru saja mengalami masalah yang me-nguras pemikiran kita. Entah itu masalah keluarga, pekerjaan, pergaulan, atau masalah dengan diri kita sendiri.

Dengan mendengarkan lagu tersebut kita seakan punya semangat lagi dan bergairah dalam menjalankan aktivitas kita. Tak bisa dipungkiri, musik me-mang membuat manusia di dunia ini terasa memiliki warna hidup. Dan jarang sekali orang yang tidak menyukai musik, apapun jenis musik tersebut.

Dengan kembalinya semangat yang telah menghilang beberapa saat, maka kita akan kembali pada performa kita untuk mengukir prestasi. Segala ke-galauan hati pun terasa hilang. Ringan pula langkah kaki yang kita ayunkan. Namun, sadarkah kita bahwasanya ada yang lebih bisa membuat kita lebih memiliki warna hidup ketimbang dengan mendengarkan musik tersebut.

Ya itulah al-Quran, bacaan yang memiliki lagu-lagu yang pun dapat membuat hati terenyuh. Apalagi bila dibawakan oleh ahlinya. Selain tentunya men-dapatkan pahala dari Allah, bacaan al-Quran pun bisa menjadi obat yang menghilangkan stress yang mungkin kita alami karena terlalu memikirkan urusan duniawi.

Dengan membaca al-Quran kita pun akan memilki ketajaman dalam berpikir sehingga akhirnya prestasilah yang akan selalu menghampiri kehidupan kita. Kemuadian, selain sebagai kenikmatan yang langsung bisa kita nikmati tak ubahnya seperti entertainment, al-Quran juga dapat kita jadikan pegangan hidup kita, panduan menata masa depan yang lebih depan. Wallahu’alam.

17 October 2007

Ayat-ayat Semangat

Mahasuci Allah yang senantiasa memerhatikan diri kita sehingga tak satupun hal yang luput ketika kita membuka mata, terbangun dari mimpi kita di malam hari. Allah Yang senantiasa menanti hamba-hamba-Nya agar terjaga di penghujung malam dan berdoa, memohon ampun dan berdzikir. Allah yang sangat senang terhadap hamba-hamba-Nya yang berbuat dosa lalu ia bertaubat dan lebih dekat dengan-Nya dibanding sebelum ia bertaubat.

Hidup di dunia bagi seorang Islam mungkin bisa dikata sangat berat. Apalagi bila kehidupan bermasyarakat sudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran luar Islam yang notabene sangat bertolak belakang dengan Islam. Dalam menghadapi kesulitan ini, tentunya kita memerlukan pegangan, petunjuk untuk menempuhinya, agar semuanya itu bisa dijadikan nikmat walau pada kasat mata berupa sesuatu yang menyesakkan jiwa.
Untuk menghadapi pelbagai ujian yang sudah barang tentu dapat menurunkan ghirah juang itu, tiada lain dan tiada bukan adalah yang memiliki semua permasalahan kita. Siapa lagi kalau bukan Allah azza wajalla. Akan tetapi, kita sebagai manusia biasanya membutuhkan motivator berupa hal yang dapat kita raba, kita lihat dengan kasat mata, sedangkan Allah mustahil dapat kita lihat pada saat kita di dunia ini kecuali dengan mata hati dan itupun hanya dimiliki oleh orang-orang yang benar-banar khusyuk kepada-Nya.

Jangan khawatir, Allah swt telah memberikan jalan keluarnya. Yaitu dengan wahyu yang Dia turunkan kepada nabi Muhammad salallahu’alaihi wasallam, al-Quran al-kariim yang di dalamnya begitu banyak terkandung motivasi yang dapat selalu menyemangati hidup kita dikala kita berada pada strata terendah dalam semangat hidup dan jihad kita.
Dalam al-Quran setiap permasalahan hidup manusia dibahas oleh Allah azza wajalla. Ada yang secara gamlang dan ada pula yang hanya sebagian besarnya saja. Yang sebagian besar ini sebagiannya lagi diterangkan dalam hadits-hadits rasul salallahu’alaihi wasallam.

Lalu, ayat mana yang termasuk ayat- ayat penyemangat? Sebelum kita membahasnya marilah kita urut permasalahan-permasalahan yang pada umumnya sering menerpa kita dan bagaimana komentar al-Quran terhadap masalah tersebut.
+++

permasalahan hidup yang biasanya membuat kita turun semangat sangatlah beragam. Mulai dari masalah yang timbul dalam diri kita, keluarga, tetangga, lingkungan kantor, masyarakat, termasuk masalah bernegara.

Ketika diri kita sedang dihadapkan pada dilema, misalnya dalam menentukan jalan hidup kita. Maka permasalahan ini akan dapat membuat kita patah arang. Apalagi kalau ternyata kepribadian baik yang selama ini kita bangun dengan susah payah ternyata hancur karena perbuatan cela sedikit, ini sudah barang tentu membuat kita stress dan dongkol.

Katika kita sedang berusaha memperbaiki diri –bertaubat, ternyata kita malah kembali terjerumus ke dalam dosa yang sama. Mungkin pada saat itu kita merasa hancur dan betapa tidak berartinya diri kita di hadapan Allah. Maka agar hambanya tidak berputus asa dan terus semangat, Allah subhana wata’ala berfirman dalam al-Quran:

17 August 2007

PELATIHAN PARIPURNA

Kawan, pernahkah kita sadar hakikat Ramadhan yang Allah suguhkan kepada kita? Mungkin kita sudah dapat menemukan hakikat dari Ramadhan yang kita jalani, tapi sudahkah kita tahu dan sadar bahwa Ramadhan adalah bulan Pelatihan bagi umat-umat-Nya yang beriman, sekaligus mengharapkan peningkatan taqwa.

Ya, bulan Ramadhan adalah bulan pelatihan yang Allah sediakan untuk kita. Ia melatih kesabaran kita, kedermawanan kita, ibadah kita, dan yang paling utama adalah pelatihan untuk qalbu kita.

Dengan pelatihan inilah diharapkan umat islam dapat lebih kokoh pertahanan imannya. Ia menjadi umat yang sempurna yaitu umat yang selalu gigih memperbaiki diri, bukan hanya menjauhi larangan-Nya dan mengerjakan segala perintah-Nya semata sehingga orang cenderung bosan mendengar istlah ini.

Selain menambah dekat secara vertikal (hubungan dengan Allah), kita juga lebih dekat secara horisontal yaitu sesama manusia. Betapa tidak, pada bulan Ramadhan orang lebih banyak bersedekah. Ada yang menggunakan momentum bulan Ramadhan untuk membayar zakat-zakatnya, ada yang berusaha menyajikan makanan-makanan untuk berbuka, ada yang berusaha dengan memberikan sandang, pangan dan lain sebagainya yang semua itu ditujukan semata-mata mencari ridha Allah azza wajalla.

Hal lain yang tentu sudah sama-sama kita ketahui bahwa shaum itu dapat meningkatkan kualitas fisik kita. Dengan shaum berapa banyak orang yang sembuh dari penyakitnya, padahal ia telah lama melakukan pengobatan dengan berbagai alternatif. Tetapi dengan ber-shaum penyakitnya itu sembuh.

Kita pun tahu bahwa sepanjang tahun lambung kita bekerja terus menerus tanpa henti, padahal organ tubuh ini yak ubahnya seperti mesin yang tentu perlu perawatan. Kita mungkin telah merawatnya dengan cara memakan makanan yang sehat. Tapi perlu diingat bahwa tubuh ini hakikatnya milik Allah maka Ia lebih tahu bagaimana merawat atau menyervisnya. Dengan shaum inilah sebagai sarana perawatan bagi organ tubuh kita terutama pencernaan.

Ketika kita sedang tidak shaum sadarkah kita bahwa kerja organ tubuh itu terbagi dua yaitu satu untuk organ tubuh bagian atas dan satunya lagi untuk bagian bawah, sehingga aliran darah keotak kita akan lebih baik ketika kita shaum. Inilah moment yang sangat menjanjikan bagi orang yang gemar menuntut ilmu atau menggunakan otaknya. Dengan demikian otak kita akan lebih mudah menyerap ilmu. Insya Allah.

Memang terlalu banyak apabila keutamaan bulan Ramadhan ini dibahas. Disamping semua nilai plus yang telah diketahui tentu ada banyak lagi keutamaan-keutamaan yang belum diketahui dari Ramadhan ini.

Pelipatgandaan pahala yang Allah janjikan begitu menjadi acuan utama untuk beribadah di bulan Ramadhan. Kalau bulan yang lain bisa berkomentar pasti mereka akan merasa iri kepada bulan mulia ini.

Semoga kita tidak termasuk orang yang hanya berpuasa demi mendapatkan pahala-pahala dari Allah tetapi kita menjadi hamba yang beribadah semata-mata karena rasa cinta kita kepada-Nya sehingga kita benar-benar ikhlash-ridha dalam beramal dan semoga Allah pun memberikan keridhaan-Nya kepada kita. Amin.

MERDEKA-kan Diri dan Hati Kita



Tujuh belas Agustus tahun empat lima
itulah hari ke-merdeka-an kita
hari merdeka nusa dan bangsa
hari lahirnya bangsa Indonesia
mer…de…ka…

Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Cuplikan syair di atas merupakan pengingat kita bahwa bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, 62 tahun silam. Lagu yang selalu menjadi penyemangat kita pada hari ulang tahun kemerdekaan ini.

Bangsa Indonesia memang sudah ada sejak jaman dahulu. Akan tetapi, karena penjajahan yang melanda negeri ini, seakan-akan begeri kita mati dan lahir kembali sebagai negara yang berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945.

Perjuangan merebut kemerdekaan bukanlah perjuangan yang mudah. Pengorbanan jiwa dan raga para pahlawan kita sebagai penopangnya. Tanpa pengorbanan ini kita tidak akan mungkin memperoleh kemerdekaan yang sekarang sering disalah-artikan ini.

Jika beberapa waktu setelah merdeka adalah waktu untuk mempertahankan kemerdekaan maka sekarang adalah waktu dimana kita mengisi kemerdekaan dengan membangun bangsa tercinta ini dengan sebaik-baiknya. Bukan malah pesta pora tidak karuan. Kita tentu saja boleh menikmati kemerdekaan ini, tapi harus sambil mengisinya dengan sesuatu yang membuat citra bangsa semakin baik. Setidaknya kita masih bisa menunjukkan bahwa kita masih memiliki rasa cinta dan semangat membara untuk membela negara ini.

Tentu saja rasa merdeka ini dapat diapresiasikan dengan berbeda. Perlombaan-perlombaan yang rutin kita temui pada Agustusan ini, pun merupakan apresiasi yang bernilai positif selama tidak menimbulkan tawuran demi memperebutkan hadiah. Tetapi kita tahu bahwa yang namanya peringatan hanya beberapa saat.
Pada dasarnya semangat kemerdekaan ini mesti kita hadirkan dalam keseharian kita sepanjang tahun. Namun bukan berarti harus secara seremonial, tetapi dengan bersemangat menuntut ilmu, mencari nafkah, semangat bergotong-royong dan lain sebagainya demi kehidupan yang lebih baik.

Karena tidak mungkin bangsa kita menjadi lebih baik apabila setiap individu tidak memiliki kualitas hidup yang baik. Selama kemiskinan, kebodohan, perpecahan, KKN, kesehatan yang buruk dan masalah lain menjadi hal yang lebih dominan di negeri ini, jangan harap kita memperoleh kemerdekaan yang hakiki.

Selanjutnya, kita pun tahu dan sering dibahas oleh para tokoh dan mungkin sering dibahas di sekolah-sekolah oleh guru atau dosennya bahwa bangsa kita ini masih terjajah. Terjajah bukan dari segi kedaulatan, tetapi terjajah dalam bidang lain seperti ekonomi dan budaya. Inilah ternyata yang perlu kegigihan dan keuletan dalam menuntaskannya. Dan sekali lagi semangat kemerdekaan sangat perlu dihadirkan.

Selain kolonialisme ekonomi dan budaya yang melanda negeri ini, ternyata masalah utama datang dari dalam negeri sendiri. Betapa banyak warga negara Indonesia yang sadar atau tidak telah melakukan tindakan penjajahan terhadap bangsanya.

Birokrat-birokrat kotor yang selalu memangkas kepentingan rakyat, oknum-oknum dari aparat yang sering menggunakan wewenangnya untuk meraup untung, para pengusaha yang dengan liciknya memperdayai rakyat jelata, rasa tidak aman karena banyaknya kriminalitas dan segudang contoh lain yang sering terjadi di sekitar kita.

Tapi semua itu dapat diatasi selama mayoritas berharap perubahan bangsa ini terjadi.

Namun tahukah kita bahwa ternyata diri kita sendiri saja terjajah. Terjajah oleh sifat konsumtif kita, kemalasan kita, hawa nafsu kita, egoisme, arogan, anarki, yang semua itu adalah pangkal dari kebobrokan bangsa. Pangkal dari kehancuran Indonesia.

Untuk itu kita boleh berharap menikmati kemerdekaan senikmat-nikmatnya tetapi jangan kita lupa merdekakan diri kita, merdekakan diri kita, dan merdekakan diri kita dari segala penjajahan penyakit jiwa dan raga kita. Maka negeri yang kita cintai ini insya Allah menjadi negeri yang dicintai Allah dan menjadi negeri merdeka yang hakiki.

Mari merdeka-kan jiwa dan raga kita!

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

13 August 2007

Berpikiran Sempit

Tulisan yang anda baca saat ini merupakan kutipan dari buku PSIKOLOGI KESUKSESAN yang ditulis oleh Maulana Wahiduddin Khan, penerbit Robbani Press.

Menurut La Rochefeocauld, “Semangat yang tanggung hanya mengutuk segala sesuatu yang berada jauh melampaui posisinya.” Mempersepsikan kegagalan manusia pada umumnya, seorang penyair modern memohon dengan sangat kepada manusia, “Jangan mengkritik apa yang tidak Anda pahami.”

Masalahnya manusia cenderung untuk menilai permasalahan-permasalahan tentang bagaimana mereka memengaruhi dirinya. Mereka cepat mendukung segala sesuatu yang dapat meningkatkan posisi, atau tidak menurunkan derajat mereka dengan berbagai cara. Tetapi ketika sesuatu tampak membahayakan posisi mereka, maka mereka menentangnya, tanpa menghiraukan nilai intrinsiknya.

Sebagai contoh misalnya, kasus sekolah bangsa Arab (madrasah) yang berlaku di anak benua India. Biasanya, mereka memasukan satu pelajaran logika Aristoteles kunu dalam kurikulum-kurikulum mereka. Kita mengatakan, “logika”, atau begitulah orang menyebut sains ini, tetapi lebih akurat dengan menyebutnya “tidak logis”. Apa yang diajarkan dengan nama logika tidak memiliki keterkaitan dengan logika yang benar. Ini sangat tidak kondusif untuk mempresentasikan logika islam vis a vis dengan pendidikan modern.

Otoritas administratif dari salah satu sekolah Arab tersebut telah memutuskan dengan suara bulat untuk menarik kembali semua buku teks tentang logika klasik dari kurikulum mereka. Satu pelajaran baru tentang filsafat telah dipersiapkan, yang sesuai dengan standar akademis modern. Namun sayangnya, mereka tidak dapat mengimplementasikan keputusan ini. Mengapa? Karena guru besar logika yang ada di institusi mereka menentang mentah-mentah. Karena dia adalah seorang guru senior di sekolah tersebut, maka para administratur tidak dapat melanjutkan keputusan itu.

Seseorang tidak bisa memandang terlalu jauh hal ini. Guru besar ini hanya memiliki suatu pengetahuan tentang logika klasik; dia tidak mempunyai pengetahuan tentang filsafat modern. Dia merasa takut bahwa jika logika klasik dikeluarkan dari kurikulum, maka dia akan kehilangan statusnya di institusi tersebut. Dia akan ditinggal seperti seorang guru bahasa Prancis, yang berusaha untuk mendapatkan kedudukan di satu sekolah berbahasa Arab. Dalam masalah ini, adalah suatu kesempitan berpikir baginya dengan membiarkan ketidakamanan posisi profesinya di tengah modernisasi.

Semoga kutipan di atas memberi pencerahan bagi kita.

Marhaban!

Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, ia berkata ketika tiba bulan Ramadhan, Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan penuh berkah yang di dalamnya Allah mewajibkan puasa, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapat kebaikannya (Ramadhan) sungguh telah merugi”. (HR. Ahmad)

Ya, bulan Ramadhan kini sudah kembali berada di depan mata. Kita akan segera kembali menikmati jamuan Allah lewat Shaum, Tarawih, Qira’atulquran dan jamuan lainnya. Pelipat-gandaan pahala pun menjadi nilai tersendiri pada bulan Ramadhan yang kita songsong ini.

Namun dibalik itu semua kita pun harus berusaha agar Ramadhan kali ini lebih baik dari pada tahun lalu, tentu saja dengan mengadakan perencanaan dan persiapan lebih matang. Apa saja yang ingin kita peroleh dari pelatihan yang disediakan Allah untuk hamba-hambanya yang beriman ini.

Mungkin pada Ramadhan tahun lalu kita hanya menjalankan ibadah-ibadah sekedarnya saja, tanpa target yang jelas atau bahkan hanya sekedar menahan haus dan lapar belaka. Mungkin pula tahun lalu kita tidak terlalu memerhatikan alquran yang menjadi salah satu ciri khas bulan Ramadhan. Kalaupun kita tarawih ke mesjid itu mungkin hanya karena rasa malu kita kalau tidak ke mesjid. Nah mudah-mudahan tahun ini kita dapat menjalankan ibadah-ibadah pada bulan Ramadhan dengan lebih baik.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. Ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa sehingga kami mengira beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka hingga kami mengira beliau tidak berpuasa. Tidaklah kami melihat Rasullullah menyempurnakan puasanya sebulan penuh selain bulan Ramadhan, dan tidaklah kami melihat beliau puasa lebih banyak selain bulan Sya’ban” (HR. Bukhari)

Usamah bin Zaid berkata bahwa ia pernah bertanya kepada Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa (di bulan-bulan lain) seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang sering dilupakan manusia, padahal ia adalah bulan dimana amal-amal diangkat Allah Rabbul ‘alamin. Karena itu, aku ingin amalku diangkat kepada Allah dalam keadaan aku sedang berpuasa” (HR. Nasa’i).

Seorang penyair berusah menyingkap rahasia mengapa Rasulullah memberikan perhatian yang besar terhadap bulan Sya’ban, bahkan juga terhadap bulan Rajab. Pujangga membisikkan kaum muslimin dengan gubahan berikut:

Rajab telah berlalu
alangkah eloknya bila aku berada di dalamnya
kini tiba bulan Sya’ban yang penuh berkah
wahai orang-orang yang menyia-nyiakan waktu
dengan tidak mengetahui kehormatan bulan itu
sadarlah, waspadalah dari kebinasaanmu
kelak engkau akan dipaksa berpisah dengan kelezatan
kematian akan mencampakkanmu dengan nista
dari kampung halamanmu
sadarlah semampu dirimu dari kesalahanmu
dengan taubat yang ikhlash
jadikanlah kediamanmu terbebas dari neraka jahim
maka sebaik-baik pendosa adalah orang yang berhasil meraihnya

Bukan Ingin … Tapi Butuh


Sebagai manusia tentunya kita memiliki sifat-sifat yang menunjukkan kemanusiaan kita. Kita menyukai sesuatu yang indah ….. itu manusiawi. Kita menyukai makanan yang lezat menurut selera kita … itu manusiawi. Kita memiliki kecenderungan terhadap lawan jenis … itu pun manusiawi. Dan kita pun memiliki ambisi-ambisi serta keinginan ter-hadap kehidupan kita agar mendapatkan kebahagiaan.

Namun ada sebuah permasalahan yang semestinya kita angkat dan pada kesempatan kali ini pun aku ingin sedikit membahasnya. Karena siapa tahu saya, Anda, atau siapa pun yang mendapat informasi ini dapat turut larut dalam pemikiran untuk memperbaiki sedikit kelengahan kita dalam hidup. Insya Allah.

Adalah sebuah hal yang tidak aneh apabila pada suatu saat merasa ingin sekali me-lakukan sesuatu kegiatan, membeli atau memiliki suatu benda. Namun kita jarang sekali memikirkan esensi dari kegiatan atau benda tersebut.

Saya ambil contoh ketika kita tertarik untuk membeli sebuah handphone baru, sekaligus keluaran terbaru, tetapi sebenarnya kita sudah punya handphone yang dapat kita gunakan untuk kebutuhan. Kita tetap memaksakan untuk membeli padahal keadaan keuangan kita pas-pasan, itu pun harus ditambah dengan uang pinjaman.

Nah, hal seperti ini mungkin sudah tidak aneh lagi kita dengar atau bahkan kita alami. Namun, kita jarang memikirkannya. Padahal kalau kita pikir-pikir lagi masih banyak hal yang lebih penting. Kalau pun ada alasan, itu kan untuk hiburan, bagaimana bisa jadi hiburan kalau hal itu justru menambah beban pikiran.

Pernah saya mendengar seseorang bercerita bahwa orang yang ahli membuat handphone di negeri Asia Timur sana, dia hanya menggunakan model yang mungkin bisa disebut paling kuno. Padahal ia merupakan orang yang membuat model terbaru dari sebuah jenis handphone. Kemudian ia ditanya: “Pak, Anda kan bisa membuat handphone yang paling canggih tapi kenapa Anda kok menggunakan handphone seperti itu?”. Si Bapak itu menjawab, “Yang saya butuhkan dari alat ini hanya untuk berkomunikasi (telepon dan sms- pen) dan itu semua sudah ada di HP ini, jadi kenapa harus pakai yang baru?”

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita ini, yang manjadi bahan pemikiran kita adalah apabila kita ingin melakukan sesuatu hal harus kita timbang. Apakah ini kebutuhan atau hanya keinginan yang hanya bersifat temporal.

Lain halnya apabila kita memiliki cost yang memadai dan kita butuh hiburan. Itu bisa saja dilakukan.

Jangan sampai kita diperbudak oleh keinginan-keinginan yang membuat kita tambah tidak produktif. Marilah kita lihat semuanya dari sudut pandang terbaik agar kita mampu menikmati hidup yang dikaruniakan-Nya kepada kita.

Ini hanya sekadar pemikiran dari orang yang belajar berpikir. Mungkin Anda punya cerita yang lebih menarik?

10 August 2007

Saya Pikir ... Ide yang Bagus!

Merupakan sebuah kebiasaan temen-temen ekspedisi apabila sebelum berangkat memasarkan buku pastilah ngobrol rame-rame di gudang sambil mempersiapkan buku. Ngobrolnya apa aja, ngaler-ngidul sesuai kehendak. Terkadang membahas hal-hal yang serius tetapi kebanyakan bercanda.

Ialah Abdullah Umar salah satu temen kerja saya, ia bernarasi tentang Polisi yang menangkap pembuat SIM palsu yang beberapa waktu lalu tertangkap. Ia membahas bahwa sebenarnya para penjahat (pemalsu) itu sebaiknya jangan dihukum tetapi justru diarahkan dan kemampuannya itu dimanfaatkan untuk kepentingan negara.

Ia juga menambahkan dengan contoh lain yaitu para perakit bom, menurutnya para perakit bom itu sebaiknya dipekerjakan sehingga keahliannya itu dapat dimanfaatkan oleh negara. Hukuman yang semestinya dia terima anggaplah sudah ditebus dengan pengabdiannya tersebut.

Saya yang mendengarkan berpikir ternyata apa yang ia omongkan itu ada benarnya juga. Memang benar kebanyakan orang yang melakukan kejahatan berupa pemalsuan-pemalsuan adalah orang-orang yang memiliki kelebihan. Bayangkan saja, barang yang palsu saja bisa sulit diketahui.

Sebenarnya tujuan utama mereka kan mencari uang, kenapa tidak dipekerjakan saja? Padahal potensi yang mereka miliki itu berlebih. Mereka memang kriminal tetapi mereka kan hanya menyalahi administrasi saja. Tidak sekejam membunuh.

Pendapat Anda!

07 August 2007

Pil GUNCANG Kota Jakarta

Kali pertama pilkada DKI jakarta digelar pada agustus 2007 ini, dua kandidat yang muncul adalah Adang Darajatun-Dani Anwar dan Fauzi bowo-Prijanto. Adang-Dani merupakan pasangan yang diusung oleh PKS, sedangkan Fauzi-Prijanto didukung oleh multi partai, kurang lebih 20 partai.

Saat tulisan ini dibuat masa kampanye kedua calon telah selesai tinggal masa tenang. Namun, pada masa tenang ini muncul kampanye lewat belakang yang salah satunya seperti pada brosur di samping.

Jika anda warga Jakarta atau warga daerah manapun, apa yang terbesit dalam benak anda apabila membaca brosur disamping ?

Inilah salah satu fenomena hajatan pertama orang jakarte dalam pemilihan gubernurnya. Entah apa maksudnya, yang jelas isi kalimat dalam brosur ini menggambarkan siapa pembuatnya.

Pembuatnya takut apabila pasangan yang dimaksud menang, karena segala modal yang mungkin telah ia keluarkan akan sirna begitu saja tanpa 'istilahnya' mendapatkan proyek yang ia inginkan.

Selain itu brosur ini membuktikan sikap pengecutisme dari pembuatnya. Padahal dengan ini justru akan merugikan Fauzi-Prijanto karena mereka akan dinilai tidak bermoral meski mereka sama sekali tidak tahu masalah ini. Apalagi kalau mereka tahu dan sengaja melakukan propaganda seperti ini.

Media Tak Berimbang

Satu lagi masalah yang timbul pada Pilkada DKI yang pertama ini adalah media masa yang memberitakan tentang Pilkada tidak berimbang. Banyak media yang lebih condong terhadap salah satu pasangan calon. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan-ungkapan yang ada pada beberapa kolom yang membahas Pilkada.

Apabila ia membahas calon yang satu misalnya, sebut saja Fauzi-Prijanto maka ia akan mengomentari dengan nada yang positif. Akan tetapi apabila ia membahas pasangan Adang-Dani maka komentarnya cenderung negatif.

Selain itu, ada satu lagi yang agak mencolok yaitu pada quick count yang diadakan oleh kompas. Pada rubrik ini dipampang kedua pasang calon tetapi dengan kualitas gambar yang berbeda. Pasangan Fauzi-Prijanto dipampang dengan gambar yang sangat mulus sehingga gamarnya jelas. Tetapi gambar pasangan Adang-Dani dipasangan dengan gambar yang jelek dan hampir sama sekali tidak dapat dikenali. Mungkinkah ada unsur kesengajaan?

Dalam sebuah stasiun radio juga diberitakan bahwa beberapa media masa tidak berimbang dalam menyampaikan beritanya.

Sebagai media untuk publik semestinya mereka bersifat dewasa, jangan mementigkan ego masing-masing. Dengan demikian maka suasana yang kondusif kedepannya akan dapat kita nikmati sebagai warga Jakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Bagamaina menurut Anda?

28 July 2007

Life in Spirit

HIDUP DENGAN SEMANGAT

Pandangan seseorang tentang hidup dan kehidupannya sangatlah beragam. Ada orang yang menganggap bahwa hidupnya itu adalah untuk mencari rezeki, mencari ketenaran, mencari ilmu, mencari kesenangan, mencari keridhoan Allah dan banyak hal lainnya yang menjadi tujuan hidup seseorang.

Sekarang pertanyaannya, apa yang menjadi tujuan Anda dalam hidup? Apakah mencari kesenangan duniawi saja atau mencari sesuatu hal yang hakiki yang tentu saja dapat memberikan kesenangan di dunia dan di akhirat.

Apapun yang menjadi tujuan hidup Anda yang terpenting adalah kekuatan spirit atau semangat Anda dalam menjalaninya. Orang yang memiliki semangat (ghirah) maka ia akan mampu menerjang ombak dan mendaki gunung permasalahan.

Nah sahabat, semangat itu sering juga disebut dengan spirit. Pasti kita sudah familiar dengan kata ini. kemudian, ada kata spiritual yang lebih condong kepada hal-hal yang berbau agama. Lalu sekarang apa sebenarnya hubungan antara spirit (semangat) dengan spiritual (agama pada umumnya)?

Semangat adalah sebentuk energi yang memberikan kita tambahan kekuatan (power). Dengan tambahan kekuatan ini sesuatu hal yang kita anggap sudah tidak mungkin dilakukan karena kita sudah kelelahan misalnya, dapat kita kerjakan sebagaimana kita baru pertama kali melakukan pekerjaan tersebut.

Lantas, dari mana semangat itu muncul? Pasti ada penyebabnya. Itulah spiritual
bersambung ............

20 July 2007

Pandanganku terhadap rezeki

Segala puji bagi Allah zat yang Maha Menguasai makhluk-Nya baik yang meyakini keberadaan-Nya atau kufur terhadap keberadaan-Nya. Dia senantiasa memberikan rezeki kepada makhluk-makhluk-Nya tanpa diminta. Apalagi kalau diminta. Namun terkadang manusia berpikir mengapa ketika ia meminta rezeki merasa tak pernah dikabulkan.
Allah azza wajalla tidak mungkin salah dalam mengatur dan membagi-bagikan karunia-Nya. Oleh sebab itu kita mesti berpikir apa masalah sebenarnya. Apa memang Allah sengaja berbuat sesuatu yang tidak kita sukai atau malah sebaliknya, kita sendirilah yang membuat rezeki kita tersendat.
Banyak diantara kita yang tidak tahu apa sich sebenarnya yang dimaksud dengan rezeki itu? Apakah yang berupa finansial, sandang, pangan dan papan, atau ada hal lain yang lebih esensial?
Ya, ada hal yang lebih esensial yaitu suatu hal yang memberikan ketenteraman pada bathin kita, yang bisa memberikan penambahan rasa cinta kita kepada Allah swt dalam bentuk apapun. Itulah yang lebih tepat kita katakan sebagai rezeki karena dengan demikian berarti kita tidak memandang rezeki dari perspektif yang sempit. Dan itu akan menambah kualitas diri kita insya Allah.

17 July 2007

Jagalah Lisan

Oleh : Rahmat Hidayat Nasution

Lisan merupakan karunia yang sangat 'mahal' dan vital bagi manusia. Tanpa lisan, barangkali hidup bagi manusia tiada artinya. Dengan lisan, manusia dapat mengenal rasa dan dapat berbicara dengan sesama.

Dengan lisan pula manusia dapat berkomunikasi tanpa mengalami kesusahan. Selain itu, manusia bisa juga mulia dengan lisannya tersebut. Begitupun sebaliknya, manusia bisa hina karena lisannya. Hina, karena tidak bisa menggunakannya sesuai kehendak dan aturan-aturan yang ditetapkan penciptanya.

Banyak sekali hadits Rasulullah Saw. yang menganjurkan kita untuk selalu menjaga lisan. Bahkan Rasulullah juga sering mengecam orang yang tidak pandai menjaga lisannya.

Rasulullah pernah berpesan: ”Barang siapa yang diam (tidak banyak bicara) maka dia akan selamat” (H.R. At-Tarmizi).

Dalam hadits lain disebutkan, Al-Ma’shum Saw. juga pernah berwasiat: “Barang siapa yang bisa menjamin (keselamatan) antara dua rahangnya (lisan) dan dua kakinya (faraj) maka aku menjamin baginya surga” (H.R. Bukhari).

Lisan ibarat pisau bermata dua, bila digunakan pada hal-hal yang baik maka akan mendatangkan kemaslahatan (kebaikan). Namun sebaliknya, bila digunakan pada hal-hal yang buruk, kemudhratan pun akan mengiringinya.

Karena itu, Imam Al-Ghozâli dalam kitab Ihya'nya memaparkan bahwa ada sekitar 20jenis penyakit yang sering menjangkiti lisan manusia. Di antaranya:

Pembicaraan yang tidak Bermanfaat

Sering sekali manusia terlena dan lalai dengan ucapannya. Tanpa kita sadari, kadang-kadang waktu berlalu begitu saja karena asyik dengan obrolan yang sia-sia.

Seorang mukmin, seharusnya dapat memilah dan memilih kapan dan di mana dia harus berbicara. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. pernah mewanti-wanti dalam sabdanya: “Salah satu tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya” (H.R. At-Tarmizi).

Yang dimaksud dengan “tidak bermanfaat” dalam hadits tersebut antara lain, muncul melalui lisan seperti ghibah, fitnah, menggunjing, berbohong dll.

Padahal, pembicaraan yang tidak berarti sama sekali hanya membuang-buang waktu, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Banyak orang yang tidak mengetahui batasan-batasan perkataan yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan kebiasaan baginya.

Pada akhirnya nanti, kebiasaan yang tidak diketahui baik-buruknya itu sulit untuk merubahnya. Secara singkat mungkin bisa kita katakan bahwa batasan baik atau buruknya perkataan seorang adalah diamnya, tidak mengakibatkan celaka bagi orang lain dan tidak mengakibatkan rugi terhadap dirinya sendiri.

Perdebatan dan Pertengkaran

Perdebatan dan pertengkaran acapkali berbuntut pada perpecahan. Debat kusir yang tidak berakhir selalu saja menimbulkan polemik. Kalau perdebatan dalam mencari kebenaran, masih diterima sebagai amal. Tapi, kebenaran yang sudah jelas pun sering sekali menjadi bahan pertengkaran, sehingga mengakibatkan permusuhan satu dengan yang lain.

Makanya, Rasulullah Saw. melarang umatnya yang suka perdebatan seraya bertutur: “Tidaklah sesat suatu kaum (dahulu) setelah Allah menunjuki mereka, kecuali karena mereka suka berdebat atau bertengkar” (H.T. At-Tarmizi). Dalam sabdanya yang lain, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Tidak sempurna iman seorang hamba hingga dia meninggalkan pertikaian dan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar” (H.R. Ibnu Abi ad-Dunya).

Suka Melaknat

Marah sering kali membawa seseorang lupa diri, sehingga kata-kata yang terucap dari kedua bibirnya mengakibatkan tidak terkendali. Perkataan jorok dan melaknat kerap kali keluar tanpa dia sadari.

Melaknat, baik kepada benda mati, binatang atau manusia tetap saja dilarang oleh Rasullah Saw. Bahkan, Rasulullah pernah menegur Abu Bakar ra., karena beliau melaknat budaknya.

Kata Anas ra. ”Seseorang pernah dimarahi oleh Baginda Saw. karena melaknat kuda tunggangannya, seraya berkata: wahai Abdullah, jangan engaku berjalan bersama kami di atas tunggangan yang terlaknat”

Bercanda yang Berlebihan

Sejatinya canda itu lebih identik dilarang oleh Raulullah Saw. kecuali pada hal-hal yang sewajarnya. Sabda Rasulullah: “Jangan kamu mendebat saudaramu dan jangan kamu mencandainya” (H.R. At-Tarmizi). Artinya, canda terhadap sesama selama dalam batas-batas yang wajar tidaklah dilarang. Akan tetapi, yang sering terjadi ketika canda sudah melebihi batas, sehingga aib sesama tidak jarang terbongkar gara-gara canda yang berlebihan.

Imbasnya, berbuntut pada putusnya hubungan silaturahmi bahkan teman bisa menjadi lawan hanya karena canda yang berlebihan.

Mengejek dan Mencemoohkan orang lain

Allah SWT. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi orang (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). (Q.S. Al-Hujurat:11 ).

Mengejek, baik terhadap cacat sesorang atau ras seseorang sangat dikecam oleh Nabi Saw. Bahkan seorang sahabat Salman al-farisi ditegur oleh Nabi Saw. karena ketahuan memanggil nama Bilal (muadzdzin Rasul Saw), dengan sebutan ibn sauda (anak orang hitam).

Ghibah (gosip)

Secara singkat, ghibah (gosip) bisa diartikan dengan menyebut atau menceritakan hal yang tidak baik dari pribadi sesorang. Sehingga, jika yang diceritakan mengetahuinya akan mnimbulkan permusuhan diantara keduanya. Biasanya, sesorang yang suka mengghibah tidak akan tenang jika melihat orang bahagia, senang dan gembira.

Karena itu, Rasululullah sangat 'melarang keras' memiliki sifat suka mengghibah. Sebagaimana diriawayatkan dari Jabir dan Abi Said (mereka) berkata; Nabi Saw. Bersabda: ”hati-hatilah dengan ghibah, karena ghibah lebih berbahaya (dosanya) dari zina, sesungguhnya orang yang berzina jika bertaubat, Allah akan menerimanya, sedangkan orang yang menggibah tidak akan diterima, selama orang yang diceritai tidak memaafkan”.

Namimah (mengadu domba);

Adu domba adalah pekerjaan yang sangat dikecam oleh Allah Swt. Karena adu domba adalah kebiasaan setan untuk menimbulkan perkara dikalangan sesama. Kalau ghibah seperti yang dipaparkan di atas hanya sekedar menyebut-nyebut tentang sesorang, yang jika dia tidak senang, maka berdosalah si pelaku ghibah. Namun, jika menyebut dan menceritakan kebaikan sesorang, justru bisa menjadi pahala baginya.

Berbeda dengan namimah (adu domba), ghibah lebih kepada ingin melaga antara dua orang yang awalnya bersahabat akhirnya bermusuhan. Adu domba tidak saja dari perkataan, namun bisa juga dengan isyarat atau surat dsb. Kata Nabi Saw.”Tidakkah kamu ingin aku beritahukan orang yang paling jahat diantara kamu? Kata sahabat: “tentu wahai Rasulullah” kemudian nabi menyebutkan adu domba salah satunya.” (HR. Ahmad dari Abu Malik al-Asy’ari)

Memuji berlebihan;

Adalah sifat manusia ingin selalu dipuji. Namun, terkadang yang memuji terlalu berlebihan sehingga sampai pada batas dusta. Pernah seorang sahabat memuji sahabat yang lain (dengan berlebihan), lalu Nabi Saw. mendengarnya seraya berkata ”Celakalah engkau, karena engkau (seolah-olah) telah memotong leher saudaramu, sekalipun dia senang mendengar apa yang kau ceritakan.”

Kebiasaan seperti ini, sering kita jumpai ketika sesorang ingin mendapatkan maslahat dari yang dia puji. Karena itu, tak salah bila Umar bin Khattab berkata: “Pujian itu seperti sayatan” Artinya, bahwa ketika kita memuji sesorang dengan berlebihan sama saja kita menyayat-nyayat lehernya.

Oleh karena itu, marilah kita jaga lisan kita dari segala 'penyakit-penyakit' yang dapat membuat kita terjerumus dalam 'kubang' dosa dan membuat kita 'terkucilkan' oleh masyarakat sekitar kita, hanya karena salah menggunakan lisan.

Jatuhnya Baghdad ( 656h./ 1258m.)

Oleh : H. Aang Asy'ari,LC

Mengamati fase-fase sejarah peradaban Islam, segera akan didapatkan kenyataan bahwa umat Islam pernah -dan akan selalu- dihadapkan pada kondisi-kondisi sulit. Beberapa diantaranya meninggalkan trauma sejarah dan luka yang sulit disembuhkan. Diantara luka itu: pertama, peristiwa jatuhnya Baghdad ke tangan pasukan Tatar 656 H/ 1258M. Kedua, jatuhnya kekuasaan Islam di Andalus, Spanyol. Ketiga, hegemoni pemikiran Barat pada dunia Islam dewasa ini. Secara berturut-turut, ketiga peristiwa itu akan dikupas untuk direnungkan dan kita ambil hikmahnya.

Baghdad

Membandingkan konflik kepentingan dan perang saudara berkepanjangan di Irak paska jatuhnya Rezim Saddam Husein dengan sejarah jatuhnya Baghdad tahun656 H./ 1258M. mengantarkan pada satu kesimpulkan: ternyata konflik Sunni-Syiah di Irak menemukan akar sejarahnya. Konflik besar antar kedua kelompok pernah terjadi juga dulu. Pertanyaannya, kalau dulu pertikaian antar keduanya menjadikan salah satu sebab pendorong hancurnya kekuasan Abasiah, apakah friksi yang terjadi sekarang ini juga akan membuat Irak dibuat hancur juga tanpa kita tahu siapa pemenangnya? Kesimpulan di atas berdasarkan pada data sejarah sebagai berikut:

Sebagai pengantar, sebetulnya, susah untuk menjelaskan bagaimana strategis Kota Baghdad dalam bentangan sejarah peradaban Islam. Pada masa keemasannya terlalu banyak keindahan yang bisa ia banggakan. Ia terlalu "sempurna". Yakut al-Hamawi dalam Mu'jam al-Buldan menyebutnya sebagai Um ad-Dunya dan Sayidah al-Bilad –pusat peradaban dunia-. Saat itu, selain keindahan tata kotanya, Baghdad adalah center of excellence keilmuan dunia. Ulama-ulama dari berbagai disiplin ilmu, pusat-pusat kajian dan penelitian, universitas, kekayaan referensi, semuanya tumplek di Baghdad. Tak heran lebih dari seribu pengarang mencantumkan kalimat al-Bagdadi pada namanya. Mereka adalah orang yang berasal atau menimba ilmu di Baghdad yang kemudian hijrah keluar Baghdad. Adapun ulama-ulama yang tinggal d Baghdad atau bermukim di Baghdad, terlalu sulit untuk dihitung jumlahnya. Namun sejak 656 H. atau 1258 M, bahkan hingga ini, Baghdad seolah tak mau bangun dari tidur panjangnya. Tentara Amerika dan sekutunya kini bercokol di Irak. Warga Irak pun –Suni, Syiah dan Kurdi- asyik bertikai sesamanya. Memilukan memang!

Petaka 656H. 1258M. ini terjadi, selain karena lemahnya kepemimpinan Khalifah ke- 37–terakhir- dinasti Abasiah, al-Musta'shim (609- 656H/1212- 1258M.) juga karena ada konspirasi antara salah seorang menteri kepercayaan al-Musta'shim, Ibn al-Alqami (seorang penganut Syiah Rafidhah) dengan penguasa Tatar, Hulaku. Demikian para pakar sejarah menjelaskan.

Pada masa Abasiah dia merupakan orang kepercayaan khalifah. Tapi, sayang kepercayaan itu kemudian disalahgunakan. Dia berniat ingin menggusur Abasiah dari pentas kekuasaan dan kemudian di atas reruntuhannya mendirikan negara Syiah. Nafsu ini timbul karena adanya konflik fanatisme bermazhab antara kaum Suni kota Basrah dengan penduduk Kurkhi yang penduduknya penganut Syiah Rafidhah. Suatu hari penduduk Basrah lapor pada Pangeran Abu Bakar Ibn al-Mu'tashim –sebagian pakar mengatakan nama aslinya Abu Abas Ahmad- dan Ruknudin atas tindakan kekerasan yang dilakukan penduduk Kurkhi. Melihat gejala yang tidak sehat itu mereka berdua memerintahkan bala tentara menyerang Kurkhi. Akibatnya Kurkhi porak-poranda. Peristiwa ini ternyata meninggalkan rasa sakit dan dendam yang luar biasa bagi Ibn al-Alqami dan memicu keinginan di atas.

Untuk meluluskan hasratnya diaturlah tiga rencana besar yang semuanya dilakukan dengan rapih dan kecerdikan yang luar biasa:

Pertama, melemahkan kekuatan angkatan bersenjata Abasiah dengan cara memangkas anggaran militer dan mengurangi jumlah pasukan. Dari sekitar seratus ribu tentara pada masa ayah al-Mu'tashim -al-Mustansir-, dipangkas menjadi kira-kira sepuluh ribu pasukan saja. Latihan peperangan dan modernisasi peralatan perang pun tak pernah ada lagi.

Kedua, melakukan konpsirasi politik dengan Penguasa Tatar, Hulaku, dengan kompensasi dia akan dijadikan Khalifah nantinya. Ibn al-Alqami mendorong Hulaku menyerang Baghdad. Dia berhasil meyakinkan bahwa Bagdad dalam kondisi sangat lemah. Semua info yang berkaitan dengan Bagdad dikasihnya dengan segala kepolosan. Sementara pergerakan pasukan Tatar dia tutup-tutupi serapat mungkin, sehingga pihak Abasiah tidak tahu, bahkan tak merasakan ada maut yang sedang mengintip.

Ketiga, menasehati Khalifah untuk tidak menyerang Tatar. Dia meyakinkan bahwa opsi damai adalah pilihan terbaik demi menyelamatkan nyawa rakyat. Demikian Ibn al-Alqami membungkus niat busuknya dengan alasan kemanusiaan. Karena lemahnya insting politik, Khalifah begitu percaya dengan apa yang disarankan Ibn al-Alqami.

Maka pada 18 Januari 1258 M. bertepatan dengan 656 H. Khalifah dan seluruh umat Islam harus menanggung derita dan tercabik-cabiknya harga diri. Petaka ini adalah awal kemunduran peradaban umat Islam setelah mengalami masa keemasan berabad-abad. Tak hanya materi yang hilang, tapi jiwa dan kekayaan inteketual pun hilang. Entah kapan lagi kita bisa mengulanginya? Pada hari itu dengan segala keganasan pasukan Tatar yang jumlahnya berlipat-lipat dibandingkan pasukan muslim tak tertahankan lagi menerobos pertahanan kota Baghdad. Ratusan ribu jiwa, laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua habis dibunuh. Atas perintah Hulaku, ratusan ribu manuskrip buku karya ulama Islam yang tersimpan rapi di rak perpustakaan-perpustakaan dibuang ke sungai Dajlah. Para pakar sejarah menceritakan saat itu Dajlah penuh sesak dengan buku-buku, sehingga membentuk jembatan, dan tak heran, kalau kuda pun bisa melewati sungah Dajlah dengan mudah. Air Dajlah berubah jadi hitam oleh tinta. Manuskrip-manuskrip yang merupakan akumulasi peradaban Islam-Arab terdahulu hilang tanpa ampun. Kelompok keilmuan, universitas, masjid-masjid tak ada lagi, hilang ditelan bumi. Baghdad pun jadi kota mati. Hanya bau busuk mayat dan orang depresi berat yang tersisa. Penyakit menular mewabah ke seantero negeri. Negara tetangga – Mesir dan Syiria- hanya bisa meratap, menangis pilu tanpa bisa berbuat.

Pengkhinatan Ibnu al-Alqami

Pengkhianatan Ibnu al-Alqami sungguh tak akan terlupakan. Ketika pasukan Tatar mendekati kota Baghdad, Khalifah baru sadar, bau kematian sudah ada di depan mata. Dia pun memerintahkan pasukannya yang tinggal sedikit untuk menghadang laju pasukan Tatar. Tapi, Ibnu al-Alqami, dengan niat busuknya, menyarankan Khalifah untuk memilih opsi damai dengan konsekuensi hasil pajak Irak di bagi dua, antara Khalifah dan Tatar. Ibnu al-Alqami, sebagi juru runding, pun mengabarkan keinginan penguasa Tatar untuk mengambil mantu putra Khalifah, yaitu pangeran Abi Bakar. Maka berangkatlah Khalifah dengan disertai 700 tokoh. Mereka terdiri dari: fukaha, kaum sufi, petinggi negara dan tokoh masyarakat. Begitu mendekati kediaman Hulaku, mereka dihadang dan hanya 17 orang yang diizinkan masuk. Sementara sisanya dibunuh tanpa tersisa!

Sedangkan Khalifah, sementara masih dibiarkan hidup dan dipersilahkan kembali ke Istananya, tapi dengan status sebagai tahanan rumah. Kesempatan menikmati hidup sesaat ini lebih karena pertimbangan materi, dimana Khalifah dipaksa untuk memberikan semua kekayaan pribadi dan negara kepada Hulaku. Ditengah-tengah kesempatan sesaat yang diberikan Hulaku pada Khalifah, menurut Ibn Katsir, sekelompok Syiah Rafidhan dengan giat memprovokasi Hulaku untuk sekalian saja menghabisi nyawa Khalifah. Karena kalau dibiarkan, satu atau dua tahun ke depan Khalifah dipastikan akan memberontak. Maka, ketika Khalifah kembali datang ke hadapan Hulaku, dia memerintahkan untuk membunuhnya. Konon yang memberikan isyarat untuk membunuh adalah Ibnu al-Alqami dan Nashirudin Atthusi.

Pada tahun yang sama, Hulaku kembali ke negaranya. Ibnu al-Alqami ternyata tak mendapatkan apa yang dia cita-citakan! Dia hanya menjadi penguasa boneka. Semua kebijakan ada pada Tatar. Ternyata kedudukan pada masa Abasiah jauh lebih mulia dah terhormat dibanding masa Hulaku. Memang tak akan ada pengkhianat yang jadi orang besar. Andaipun ada hanya bermulut besar!

Seorang wanita, suatu hari, melihat Ibnu al-Alqami menunggangi kuda. Pada saat yang bersamaan tentara Tatar menggertak marah pada Ibnu al-Alqami dan menyuruh untuk mempercepat laju kudanya. Lalu, bertanyalah wanita itu pada Ibnu al-Alqami, "Apakah Abasiah juga memberlakukanmu seperti ini?" pertanyaan cerdas dan menyindir ini ternyata menyisakan kesan yang dalam pada diri Ibnu al-Alqami. Dia tahu betul, wanita itu sedang menertawakan kebodohannya. Setelah kejadian itu Ibnu al-Alqami menjadi pemurung dan seperti orang bingung. Tiga bulan kemudian, pada tahun yang sama- dia pun mati membawa penyesalan yang tak berarti. Namanya tidak dikenang kecuali sebagai ibrah bagi para pengkhianat! Wallau 'alam


Fakta ini berdasarkan data-data sejarah yang dibangun para sejarawan Suni. Adapun sejarawan Syiah, seperti Thabathabai, misalnya, menolak keras tuduhan bahwa Alqami berkhianat pada Abasia. Tapi pembelaan ini terasa lemah ketika diajukana pertanyaan: kenapa ketika Hulaku meninggalkan Baghdad, kok Alqami yang dipercaya sebagai kepala pemerintahan Baghdad? Bukankah dia salah-satu menteri kepercayaan Khalifah yang baru digulingkan? Ada apa dibalik semua itu?

06 July 2007

Mari perbaiki diri

Sebagai manusia yang Allah ciptakan dengan segala kelebihan, baik berupa akal fikiran, kesempurnaan bentuk fisik, maupun kelebihan-kelebihan lain yang Allah berikan, kita berada pada posisi utama dari makhluk lainnya. Namun di samping itu, kita juga diberi kesempatan apakah kita mau menjadi makhluk yang paling mulia atau makhluk yang paling hina dina.

Itulah kenapa manusia berpeluang melakukan berbagai kesalahan dalam hidupnya.
Ketika kita melakukan kesalahan, perasaan di hati kecil kita berkata bahwa kita telah berbuat salah. Dan sebagai manusia yang berpikir maka kita harus memperbaiki diri kita. Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran:

"Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisa:16)

"Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. Al-Maidah:39)

Sekadar Curhat

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang sangat sayang kepadaku, kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa berusaha memperbaiki diri kapan dan di manapun berada. Seorang hamba yang senantiasa belajar untuk terus meng-up grade keimanannya.

Jangan pernah kita lupa bahwa Allah tidak pernah lupa memberikan karunia-Nya kepada kita. Baik berupa rezeki yang dapat kita nikmati maupun berupa kenikmatan dalam beribadah-mendekat kepada-Nya.

Sudah dua minggu aku tidak menmbuka blogku, kangen rasanya hati ini tuk kembali menulis. Walaupun tulisanku belum terarah, belum memilki fokus yang dapat diandalkan.

20 June 2007

Jangan Sedih karena Tak Lulus UN!

Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, apapun itu. Adalah tidak mungkin Allah azza wajalla menciptakan atau menakdirkan sesuatu dengan sia-sia tanpa ada guna atau manfaatnya sama sekali.

Boleh jadi di hadaoan manusia sesuatu hal itu tidak berarti sama sekali, tetapi di hadapan Allah hal itu sangat bernilai. Seperti hal yang sedang dialami oleh beberapa orang siswa yang baru mendengar hasil ujian nasionalnya. Sebagian dari mereka yang ternyata tidak lulus UN tentu saja sangat terpukul, kecewa. Apalagi bila sejak pertama mereka optimis bakal lulus, ternyata mereka tidak lulus. Remuklah perasaan mereka.

Sebagai mantan atau siswa yang lulus mungkin kita bisa saja menasihati mereka untuk bersabar, tetapi segampang itukah? Coba kalau kita yang tidak lulus, tak akan terbayang bagaimana perasaan kita.

Namun yang perlu diingat adalah semua kejadian yang menimpa seseorang atau sekelompok orang pasti sudah Allah hitung dengan cermat dan Allah punya rencana terbaik bagi mereka yang tidak lulus. Ingat, kita bisa merencanakan apa pun, tetapi Allah pun punya rencana dan yang akan terwujud pastilah rencana Allah.

Yang menjadi bahan pemikiran kita sekarang adalah bagaimana caranya agar rencana kita selaras dengan rencana Allah, sehingga kita dapat menuai hasil dari program-program yang telah kita rencanakan dengan baik.

kita boleh berencana agar kita lulus UN, tetapi kan Allah juga punya rencana. Jangan tanya mengapa Allah tidak meluluskan saya, tetapi pikirkanlah apa sebenarnya pelajaran yang dapat kita petik dari semua kejadian ini.

Jangan bersedih kawan mari kita raih masa depan meski kita saat ini belun lulus Ujian Nasional.
Tetap semangat!

17 June 2007

Kiat Mengatasi Kegagalan

Semua orang pernah gagal. Pengalaman membuktikan, sukses diraih bukan tanpa usaha keras dan pengorbanan, bahkan setelah melalui kegagalan yang beruntun. Kegagalan, apalagi yang datangnya seketika, mampu mengguncangkan jiwa. Karenanya, dalam menerima kegagalan pun dibutuhkan kesiapan diri, caranya:

Kenalilah diri sendiri
Orang yang mengenali diri sendiri tidak akan mencari kambing hitam atas kegagalannya. Ia juga menyadari, sesuatu terjadi pastiada sebabnya. Karena itu, ia akan mencari sebab-sebab terdalam dari dirinya sendiri, selanjutnya ia akan berusaha mengatasi sebab-sebab itu.

Berusaha "pasrah"
Kemampuan manusia memang terbatas. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa di luar kemampuan kita sebagai manusia, ada kekuasaan lain yang maha hebat, yakni kekuasaan Tuhan. Oleh kaena itu, apabila mengharapkan sesuatu, serahkan dahulu berhasil dan tidaknya kepada Tuhan. Baru setelah itu berusaha sungguh-sungguh untuk mencapainya.

Memandang kejadian sebagai peristiwa positif
Orang bijak sering mengatakan bahwa kegagalan bukan berarti hacurnya segala kehidupan akan tetapi merupakanpenundaan sementara sebuah cita-cita. Jadikanlah kegagalan sebagai pendidikan terhadap diri kita sendiri, sehingga kegagalan itu diyakini mengandung kebaikan.

Beri Aku Kabar!

satu hari aku berlalu
satu pekan aku hilang
satu bulan aku terlupa
hampir satu tahun aku pergi

kemana rasa itu,
dimana rindu yang dulu
bagaimana janjiku
tetapkah kau disana?

aliran darahku kini
tiada lagi berdenyut
dengan namamu
tiada lagi bergebu
karena rindu .....
terhadapmu

wajahmu, kini tiada lagi terbayang
kangenku kini
tak sebagai angan pun
semoga tidak,
kau mengharap, sayangku
seperti aku dahulu
bagaimana pun,
beri aku kabar!


16 June 2007

Bekerja tanpa bekerja



Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur

Bekerja tanpa bekerja Marilah kita dari hari ke hari menimati bekerja tanpa bekerja, yaitu kita tetap saja bekerja keras dalam menghadapi hidup dan menghidupi keluarga, namun jadilah penikmat bekerja tanpa harus bekerja.

Bagaimana caranya, bekerjalah dengan target yang sangat tinggi, namun bermain-mainlah dalam mencapai target tersebut. Bermain-main disini, bukan berarti bekerja tidak serius, namun menikmati pekerjaan dengan kegembiraan dengan penuh permainan.

Kalau temen-temen bekerja di kantor sebagai karyawan, maka mintalah izin agar bisa membawa foto keluarga, membawa boneka, atau apa saja yang bisa menyemangati kehidupan kerja dan kehidupan keluarga.

Bagi temen-temen yang bekerjanya di rumah, maka ciptakan suasana rumah penuh riang, jangan terjebak pada tempat bekerja pada ruangan tertentu. Kalau perlu, bawa laptop ke dapur, bisa sambil render data, juga menghidupan pengering mesin cuci, atau apa saja yang membuat kita semakin produktif walaupun selama duapuluh empat jam perhari tetap berada di rumah.

Bahkan, sering-seringlah menemui teman bisnis atau membangun jejaring bisnis, jangan terlalu formal, bisa di mall, bisa diperempatan jalan tertentu, bisa di toko buku atau tempat mana saja yang positif dan memungkinkan untuk membangun jejaring bisnis.

Kalau perlu, jangan terjebak meja-meja kerja, sebab itu akan menghalangi terobosan-terobosan pemikiran kita. Kalau pikiran kreatif kita terlalu banyak gangguan sekat-sekat tempat kerja misalnya meja kerja, tempat kerja, atau apa saja, nanti ide kreatif kita akan menjadi tersumbat.

Ingat, kita bukan kuda, yang kemana-mana memakai kacamata kuda, agar melihatnya lurus ke depan. Kita, adalah manusia kreatif, kanan kiri banyak peluang, maka jangan sampai peluang itu terlepas begitu saja, hanya gara-gara berkacamata kuda, yaitu tidak pernah melihat peluang alternatif.

Sahabat CyberMQ

Hidup memang harus bekerja keras yang cerdas, namun jadilah pekerja keras yang cerdas tanpa harus kehilangan kegembiraan hidup. Sebab, hidup ini indah, maka nikmati pekerjaan sebagai bagaian dari kehidupan yang indah.

Berani hadapi tantangan bekerja tanpa bekerja !!! Bagaimana pendapat sahabat ???

08 June 2007

Dari Mana Harus Kuawali?

Aku yang terus berusaha untuk memperbaiki diri ternyata masih dalam kebimbangan. Aku sadari semua ini karena kejauhanku dari Allah Yang Maha Menguasai diriku. Sebagai orang yang terbiasa dengan agama hari-hariku terasa sangat berat ketika aku mulai jauh dari ajaran-ajaran Islam. Aku sekarang harus memulai segalanya dari awal agar hidupku lebih indah dan bermakna.

Hal pertama yang aku rasa perlu aku perbaiki adalah shalatku, ya kualitas sholatku harus aku tingkatkan lagi, termasuk shalat-shalat sunahnya. Kemudian, setelah itu aku harus terus menambah input tentang tauhid agar aku semakin mengenal Tuhanku, Allah Azza wajalla. Karena dengan demikian maka hidup akan tambah semangat.

Setelah itu aku harus terus meningkatkan pemahamanku terhadap sunah-sunah nabi Muhammad SAW, karena dengan demikian hidupku pasti akan mendapatkan berkah.

27 May 2007

Kenanganku


MAN CILILIN KELAS III IPA TAHUN AJARAN 2005/2006
Ini merupakan foto kenang-kenanganku bersama teman sekelasku di MAN Cililin Bandung. Foto ini merupakan hadiah dari Pak Agus Budiono M.Ed dan Mrs. Clerk. Ini merupakan salah satu obat disaat aku kangen kepada teman-teman tercinta dan bapak guru yang sangat kami cintai.
berikut nama-nama mereka dari kiri ke kanan:
Euis Sulastri, Enung Kartini, Een Nuraeni, Endah Fajarwati, Winna R Utami, Dinah Khoerunnisa, Sifa Fauziah, Reni Amelia, Indah Nurul, Siti Hazar, Endah Nurdaniah, Siti Marliani, Vira, Ena, Nenden S Ningrum, Santi N, Ai Remayanti, Elsa R, Mas (may) Ayum, Ani, Komara Nuriman, Ahmad Solihin, Kamaludin, Toni Jamaludin, Acer I, Baban Is, Asep SI, Mrs Clerk, Bpk Agus Budiono, Ade Romdon, Arif Rahman H, Naim, Saeful AB, Jaman N, Yoga, Ardiansyah A (tidak hadir)

26 May 2007

Stress? No Way!

Ketika kita merasa bahwa hidup ini begitu hampa apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan hang out kemana gitu, apakah kita akan mengevaluasi diri kita, apakah kita akan bunuh diri, atau apakah kita akan marah-marah tidak karuan? Semua jawabannya tentu kita yang tahu dan kita juga yang akan mendapatkan konsekuensi dari segala apa yang kita pikirkan dan kita perbuat.

Sebagai seorang yang memiliki akal pikiran tentu kita harus mengutamakan hal-hal yang rasional-masuk akal- jangan sampai kita melakukan hal-hal konyol yang akan menyusahkan diri kita dan orang lain.

Sekarang bagaimana bila Anda sedang stress atau frrustasi? Marilah kita telusuri lebih dalam mengapa kita terkadang stress dan begitu tertekan.

Sudah hal yang lumrah bagi kita bahwa umur kita makin hari makin bertambah, jatah usia kita setiap detiknya berkurang. Sedang perlu kita ketahui bahwa semakin lama kita hidup di dunia maka semakin banyak pula masalah-masalah yang akan menerpa kita.
Apabila masalah-masalah yang timbul terus datang bertubi-tubi menyerang kita dan kita tidak siap menyelesaikan masalah-masalah tersebut maka kita akan tertekan. Tertekan lahir dan batin.

Nah untuk mengatasi semua itu tentunya kita harus terus menambah pembendaharaan ilmu kita. Karena dengan bertambahnya ilmu maka masalah yang kita hadapi pun akan dapat kita selesaikan dengan baik. Ingat masalah itu datang dengan kecepatan yang sangat maka kita pun harus melakukan percepatan terhadap perkembangan wawasan kita. Apabila pertambahan ilmu kita kalah dari pertambahan masalah maka kita akan menghadapi yang namanya stress atau tekanan jiwa. Selain pertambahan ilmu, keimanan kita pun harus terus di update dan di up grade karena itu juga merupakan salah satu cara agar kita tidak tertekan karena masalah yang kita hadapi. Bagaimana pendapat Anda?

MENITI HARI DENGAN ILMU



Meniti Hari dengan Ilmu

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

Saudaraku, hampir dipastikan tidak ada seorang pun yang mengharapkan dirinya terbelakang. Baik ilmu, keahlian, maupun penampilan. Seiring dengan itu sarana pun turut memenuhinya. Kini, bermunculan buku-buku terbitan baru, menjamurnya tempat kursus dan pelatihan-pelatihan, juga semaraknya model pakaian, tas, sepatu baru. Namun sayang, tidak banyak yang menyadari akan pentingnya hal tersebut.

Itu bisa terjadi karena kesadaran yang kurang akan pentingnya ilmu sehingga lebih tertarik pada penampilan raga. Maka tak sedikit yang menganggarkan membeli sepatu baru daripada buku. Ada empat hal yang harus dilalui agar ilmu menjadi landasan dalam meniti hari. Pertama, menelisik diri. Kenapa harus banyak membaca, kenapa harus ikut pelatihan-pelatihan? Jika bukan untuk menjadikan diri lebih baik, apa lagi yang akan diperoleh. Dan, jika tidak melakukan hal tersebut apa yang akan didapat. Dari sana kita akan memperoleh kesadaran.

Kedua, menindaktanjuti sikap sadar pada aplikasi. Dengan menyadari bahwa ilmu yang akan menjadikan kita kaya, tidak terbetakang, bisa bertahan dengan serta merta kita akan mencarinya. Ketiga, meyakini bahwa ilmu itu harus 'dibeli'. Maka selagi ada uang, jangan pelit mengeluarkannya. Tung Desem Waringin, seorang pengusaha No 1 di Indonesia, harus mengeluarkan milyaran rupiah untuk pelatihan dalam hitungan hari. Diyakininya untuk mendapatkan ilmu yang baik, maka dapatkan dari orang yang baik pula. Walaupun harus mengetuarkan uang banyak, dan jauh tempat yang dituju tak menjadikannya rugi. Karena itu nilai tambah untuk kariernya. Namun jangan serta merta kita menganggap ilmu hanya bisa dibeli oleh orang yang berduit saja sehingga kita, yang diberi rezeki pas-pasan tidak berhak. Banyak peluang yang bisa kita lakukan tanpa uang. Tapi jangan disalahkan jika hasiInya juga pas-pasan.

Keempat, ilmu yang diperoleh sertai dengan berlatih. Sangat disayangkan jika seabrek buku habis dibaca, hadir di semi nar-seminar, dan berbagai pelatihan digeluti jika tidak ditindaktanjuti dengan latihan.

Dengan demikian, saudaraku, ilmu menjadi keniscayaan. Awali dengan proses penyadaran akan pentingnya ilmu, tindak lanjuti dengan belajar dan berlatih, dan jangan pelit untuk menganggarkan dana. Dengan berbuat lebih, maka kita pun akan mendapatkan yang lebih. Wallahua'am.

Cetak Kirim Kepada Teman

Informasi Iklan Hubungi :
PT.MQ Multimedia
Telp.022-2012004
Cp.Yoyon/Adi/Taryan
Email : iklan{at}mq{dot}co{dot}id

20 May 2007

Bahagia, Siapa yang tak mau?

Setiap manusia yang memiliki jiwa yang sehat dan normal pastilah menginginkan hidup yang bahagia. Betapa tidak, kebahagiaan adalah dambaan setiap orang. Orang bekerja mencari nafkah adalah untuk memperoleh kebahagiaan, orang belajar adalah untuk memperoleh kebahagiaan.

Orang yang bekerja dan menghasilkan uang ia akan dapat memenuhi kebutuhannya, dan apabila kebutuhan-kebutuhannya telah terpenuhi maka ia akan merasa bahagia. Orang yang belajar dan memperoleh ilmu maka ia akan dapat mengatasi masalah-masalahnya. Apabila ia dapat mengatasi permasalahannya, maka ia akan merasa bahagia.

Kebahagiaan tentunya tidak dapat diukur dengan materi yang kita peroleh belaka. Kebahagiaan akan lebih berarti apabila kita dapat membahagiakan orang lain. Itulah kebahagian sejati yang semestinya ada pada benak kita semua.

Kita akan merasa bahagian manakala disekitar kita, tetangga, saudara dan siapa pun tidak ada yang kekurangan, dalam artian kekurang benar-benar kekurangan. Karena, tidak sedikit orang yang merasa kekurangan tetapi bukan kekurangan yang sebenarnya, tetapi kekurangan karena hawa nafsunya tidak terpenuhi.

19 May 2007

Back to God 'Allah'

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah swt. Ibadah memang memiliki dimensi yang luas, yang penting dikerjakan dengan niat karena Allah dan tidak menyimpang dari aturan-aturan Allah.

Dalam hidup manusia sering sekali lupa akan siapa dirinya, lupa akan Tuhan yang telah memberikan kehidupan kepadanya. Lupa bahwasannya setiap hari dia bernafas dengan udara-Nya, hidup dengan rezeki-Nya. Namun meskipun demikian, Allah tetap saja memberikan kesempatan bagi hamba-hamba-Nya agar kembali kejalan-Nya dengan bertaubat dan menyesali segala kesalahannya selama ini.

Ya memang selama nafas berhembus taubat kita sangatlah dituggu oleh sang Khalik, asalkan kita tidak mensekutukan-Nya.

Kemegahan duniawi memang sering membuat kita lupa, dan terbuai. Padahal kalau dipikir-pikir semua itu semu belaka. Ketika kita mengumbar syahwat, itu hanya sekejap. Ketika kita menyantap makanan yang paling lezat pun itu hanya dimulut dan hanya beberapa saat setelah itu tetap saja jadi kotoran yang sangat menjijikan. Nah, itulah ternyata nafsu yang sering membuat kita buta.

Mudah-mudahan saja kita tergolong orang yang suka akan kebaikan, suka bertaubat dan cepat sadar ketika kita lupa kepada Allah swt.