Cobalah lihat di sekitar kita, apakah banyak ibu-ibu muda yang baru berumur 17-21 tahun? Kalaupun tidak banyak, pastilah ada dan lebih dari satu orang. Ya, mereka adalah ibu-ibu yang 'tumbuh' karena paradigma pemikiran dan pola pergaulan yang kurang 'terdidik' -terarahkan.
Bayangkan saja, seusia mereka sudah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mendidik generasi-generasi baru yang nantinya akan memegang tampuk -kendali bangsa.
Padahal, banyak diantara mereka yang menguasai dan menjaga dirinya saja tidak sanggup. Mereka berumah tangga lantaran dorongan yang sebenarnya tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Karena hawa nafsu, dorongan ekonomi, suruhan orang tua karena anaknya terlalu nakal dalam bergaul, karena 'kecelakaan', karena takut kekasihnya direbut orang lain, dll.
Semua itu nantinya tentu akan berdampak pada psikologis -kejiwaannya. Bahkan, kecenderungan bubarnya pernikahan akan lebih besar peluangnya. Pada usia itu dominasi emosional lebih kentara dan memengaruhi jiwa serta pemikiran.
Akan tetapi, lain halnya dengan anak perempuan yang memang sudah siap secara keilmuan dan kedewasaan berpikir. Meskipun masih relatif muda ia akan mampu menjalani amanah yang ia emban. Tetapi tetap, bimbingan dan arahan dari orang yang berpengalaman terutama orang tua atau keluarga sangat penting.
Perkara ini tidak melulu ada pada kaum hawa, tetapi pun terjadi pada kaum adam. Hanya frekuensinya berbeda
Bayangkan saja, seusia mereka sudah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mendidik generasi-generasi baru yang nantinya akan memegang tampuk -kendali bangsa.
Padahal, banyak diantara mereka yang menguasai dan menjaga dirinya saja tidak sanggup. Mereka berumah tangga lantaran dorongan yang sebenarnya tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Karena hawa nafsu, dorongan ekonomi, suruhan orang tua karena anaknya terlalu nakal dalam bergaul, karena 'kecelakaan', karena takut kekasihnya direbut orang lain, dll.
Semua itu nantinya tentu akan berdampak pada psikologis -kejiwaannya. Bahkan, kecenderungan bubarnya pernikahan akan lebih besar peluangnya. Pada usia itu dominasi emosional lebih kentara dan memengaruhi jiwa serta pemikiran.
Akan tetapi, lain halnya dengan anak perempuan yang memang sudah siap secara keilmuan dan kedewasaan berpikir. Meskipun masih relatif muda ia akan mampu menjalani amanah yang ia emban. Tetapi tetap, bimbingan dan arahan dari orang yang berpengalaman terutama orang tua atau keluarga sangat penting.
Perkara ini tidak melulu ada pada kaum hawa, tetapi pun terjadi pada kaum adam. Hanya frekuensinya berbeda
3 comments:
Jadi udah dapet kabar tho? Kirain belum...
Kemarin pas aku pulang keluarga ente pada nanyain kabar ente.
Balik ke tema, Kita harus benar-benar membuka mata lebar-lebar, bahwa realita seperti itu ada disekitar kita. Malah dilingkungan terdekat kita. Jika dulu kita lebih senang menggunjingkan tanpa menyadari bahwa hal yang serupa kita gunjingkan bisa saja terjadi pada diri sendiri, keluarga, atau teman kita, jika kita tidak berusaha untuk "ngeh" dan saling mengingatkan.
Kini, alur hidup nulai dari lahir-anak2-remaja-dewasa-bekerja-kawin-punya anak-tua-mati sekarang sudah mengalami evolusi, ada beberapa fase yang "dilangkahi", ada juga yang acak urutannya.
(Lahir-anak2-remaja-kawin-baru bingung nyari kerja-punya anak-tua dan mati atau lahir-anak2-remaja-punya anak-baru kawin dst)
Lalu, generasi yang dihasilkannya? Berhubung orang tuanya kurang kesiapan "modal" untuk membina sebuah rumah tangga dan tentu saja menjadi orang tua.
Jadi, aku bingung??????
Bye....
Syau, sebenarnya maksud ane bukan ke dia,...Oh iya, ane selalu mencari tau no ente, tapi ga ketemu-temu, klo bisa minta mail ente donk!
Tertujukedia secara langsung sih emang engga. Tapi terinspirasi iya? Wuakakak...
Lagian segala yang terjadi bisa jadi inspirasi buat bahan tulisan. Disadari atau tidak disadari.
Biasa aja lagee..
Eh, sombong banget. Kabarin ane dunk! Lo suratin ane aja di jangnora@gmail.com ntar ane kasih nomor hape ane yang paling anyar soale yang lama ilang sama hape2nya.
Post a Comment