Halaman

10 June 2013

Rhoma Irama Presiden RI 2014 - 2018


Sekian lama aku menunggu untuk kedatanganmu ...

Setelah sekian lama saya tidak aktif lagi nge-Blog karena terkontaminasi oleh media sosial ini dan itu akhirnya saya mencoba  kembali nulis di Blog yang sudah usang ini.

Akhir-akhir ini saya sering mendengarkan lagu Rhoma Irama (King Rhoma) yang dinyanyikan oleh Putra Mahkotanya Ridho Roma. Pada saat mendengarkan lagu-lagunya itu saya teringat akan wacana tentang akan majunya Rhoma Irama dalam Pemilu Presiden 2014. Sebelum saya hanya menganggap isu murahan, tapi karena saya beberapa kali mendapati King Rhoma diwawancarai di tv akan isu tersebut dan King Rhoma juga tidak menyangkal alias terpanggil untuk mau ikut ambil bagian dalam pemilihan presiden nanti maka lambat laun hati saya jadi luluh juga dan merasa setuju dengan ide tersebut. Anda, tentu boleh berbeda pendapat dengan saya.

Dari sekian nama yang saya perhatikan, ada nama-nama Jenderal Purnawirawan, Pengusaha-pengusaha kelas paus yang ikut pula menjadi wacana bahkan sudah di survey oleh lembaga-lembaga terkait (terikat). Namun, dari nama tersebut saya kurang respek, alias setengah-setengah bin abu-abu jika harus memilih mereka; saya cenderung menyukai gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh king Rhoma walaupun banyak orang yang mencibirnya ketika ia setuju untuk ikut Pemilihan Presiden 2014 nanti.

Sebagai seorang entertain sejati King Rhoma adalah yang paling oke; tentu tidak bermaksud merendahkan yang lain, yang memiliki kualitas baik pula. Namun, kharisma adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak dan diabaikan. Dan itulah yang dimiliki King Rhoma.

Saya benar-benar sedang melamun -berkhayal "Presiden Republik Indonesia : King Rhoma", dan itu baru, pasti yang pertama dan terakhir nama Presiden RI diberi gelar "King".

Kalau ada yang meragukan masalah politiknya; jangan salah, King Rhoma adalah Politikus dari zaman baheula. Silakan saja cari arsipnya sendiri kalau memang penasaran :).

Apalagi yang Anda ragukan? Silakan saja ragu dan temukan Calon Presiden Anda Sendiri; itu hak asasi Anda. 

Selamat berkhayal ... 

20 February 2013

Mobile Blogging

Iseng-iseng nyari aplikasi blogger di google market ternyata sudah ada, atau bahkan mungkin sudah lama ada hanya aku-nya saja yang tidak mencari. Maklum sudah sangat lama aku tidak aktif lagi buat tulisan di blog-blog-ku. Padahal, dulu ketika baru kenal internet sekira tahun 2006 kemudian menemukan artikel di koran tentang blog, aku langsung bergairah untuk buat blog.

Aku mulai membeli buku-buku yang ada kaitannya tentang pembuatan blog. Lebih dari tiga buah buku sudah aku beli, bahkan aku baca sampai buku itu lusuh.Biasanya aku tidak pernah membiarkan buku-ku lusuh.

Lama tidak nge-blog aku juga jarang nulis lagi, nulis buku harianku atau opini dari berbagai masalah yang terjadi di sekitarku maupun opini tentang panggung Indonesia dan dunia. Aku kehilangan niat dan cita-citaku yang dahulu. Memang tidak hanya tentang menulis, banyak hal lain yang aku rasa telah hilang akhir-akhir ini; sesuatu yang penting namun sekarang membuatku rumit dan bingung harus memulai semuanya dari mana.

Aku butuh sebuah titik. Titik dimana aku bisa menyusun kembali bangunan-bangunan jiwaku yang telah runtuh. Titik tolak. Ya, sebuah titik tolak yang aku butuhlan saat ini. Entah lewat apa aku akan mendapatkan titik tolak itu, aku hanya dab masih menunggu. Aku rindu.

Berbagai fenomena memang banyak terjadi lima tahun terakhir ini. Semuanya menjadi berita heboh saat di awal dan membuat semua saraf tertuju pada masalah tertentu. Namun, tidak lama berselang datang masalah lain yang muncul dan menenggelamkan masalaj sebelumnya yang belum selesai. Aku terkadang berpikir lebih baik aku tidak mengetahui masalah yang sedang jadi topik berita dan diskusi, tetapi rasanya sangat disayangkan. Aku sering melihat mereka yang acuh tak acuh akan berbagai perkembangan sekitar.mereka. Mereka seakan santai dengan pikiran mereka dan hanya fokus pasa rutinitas yang harus mereka lakukan; namun pada akhirnya mereka jadi seaeorang kuper atau bahkan menemukan sesuatu yang baru yang bermanfaat karena lebih senang mengeksplorasi kemampuan mereka dibandingkan dengan mengurusi isu-isu yang tidak penting. ... bersambung ...

22 June 2011

Cigarette


A women exhales cigarette smoke inti the mouth og a gaunt, naked patient at a Jakarta clinic where tobacco is a openly touted as a cancer cure.
The western patient is suffering of emphysema, a condition she developed from dekades of smoking. Along with cancer and autism, it's just one of the ailments the Griya Balur clinic claims it can cure with cigarettes.
"I miss this", say the women, a regular patient, with an American accent.
Griya Balur would be shut down in many parts of the world, but not here in Indonesia, one of the new frontiers for big tobacco as it seeks to replace its dwindling profits in the health-conscious West.
Long traditions of tobacco use, combined with poor regulation and the billion of dollars that flow into goverments coffers from the tobacco industry, mean places like Griya Balur go unchallenged.
The "treatment" for the emphysema suffered includes the blowing of smoke from "divine cigarettes" infused with "nanotechnology" to remove their cancer-causing "free radicals," through a tube into her diseased lungs.
Smoke is also blown into her ears and nose, while she holds a cup of aspirin over her right eye. (---to be continued)