Halaman

04 December 2007

Masa Depanmu?

Puja dan puji marilah selalu kita panjatkan ke hadirat ilahi robbi yang memberikan keleluasaan kepada kita untuk berkarya, nge-blog atau kegiatan apapun yang kita lakukan sehari-hari. Betapa jarang kita menyinggung kebesaran dan karunia Tuhan yang diberikan olehnya melalui tulisan-tulisan kita. Baik itu di internet ataupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk itu, marilah kita singgung Zat yang Maha segalanya itu dalam setiap kesempatan yang kita miliki, terutama saat kita nge-Blog.

Sahabat, sudah sejauh mana Anda memprioritaskan masa depan? Atau, kita adalah orang yang terlena dengan kenikmatan, kemudahan yang kita alami saat ini. Marilah kita nikmati hari-hari yang kita lalui tetapi tetap memerhatikan untuk masa depan kita. Sebab, bagaimanapun masa depan adalah masa yang pasti kita alami, bagaimanapun bentuknya.

Selamat menata ulang cita-cita yang mungkin telah usang

01 December 2007

Jalak Harupat in Memorian

Tahun 2005 dimana saat itu aku masih duduk di bangku Aliyah, tepatnya di Madrasah Aliyah Negeri Cililin Bandung aku ikut meresmikan stadion yang diberi nama Jalak Harupat. Stadion itu dibangun begitu megahnya di areal pesawahan, Soreang Kabupaten Bandung.
Stadion itu diresmikan oleh Bupati Bandung Obar Sobarna. Pada upacara peresmian itu ada upacara yang sangat utama yang diikuti oleh 1000 orang atlet Pencak Silat yang ada di Bandung dan sekitarnya. Dan yang lebih membanggakan adalah kami semua adalah salah satu orang yang pertama kali mnginjakkan kaki di stadion itu.
Kini waktu telah berlalu, dan banyak dari para sukarelawan yang pada saat itu ikut meresmikan si Jalak Harupat kini hanya bisa menyaksikan dari jauh, dari layar televisi. Itupun hanya sesekali saja, kalau ada pertandingan penting yang digelar di situ. Maklumlah Persikab-nya belum masuk ke divisi utama alias masih atah adol.
Begitu banyak kenangan yang tersimpan dari si Jalak Harupat. Bayangkan saja, saat itu sekolah kami hendak menghadapi UN dan kami tetap merelakan diri untuk mengikuti acara tersebut. Untungnya, kami masih bisa menjaga konsistensi belajar kami.

29 November 2007

Semoga Dikabulkan

Anda pernah berpikir mengapa harapan Anda belum terwujud?
Doa-doa pada setiap malam yang aku haturkan belum terijabah, apa gerangan yang membuat demikian?
Kita sebagai individu yang penuh dengan kekurangan tidak akan mampu menghadapi berbagai persoalan hidup tanpa pertolongan dari Allah. Untuk mendapatkan pertolongan Allah ini kita harus berdoa. Namun, tak selamanya doa itu manjur, karena adanya hijab yang membuat doa kita terhalang. Salah satunya adalah dosa kita. Untuk itu kita memerlukan bantuan dalam menggapai pertolongan Allah tersebut.
Seorang ustadz pada pengajian pagi di sebuah radio bertutur tentang seorang ibu yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak oleh Allah subhanahu wata’ala. Berbagai upaya telah dilakukan tetapi toh tanda-tanda akan mempunyai anak belum muncul. Akhirnya dia bertemu dengan seorang kyai di Bandung dan dia pun meminta sebuah doa dari kyai itu, dan kyai itu memberi sebuah doa. Selain memberikan sebuah doa untuk diamalkan, kyai tersebut pun memberikan sebuah pesan kepada si ibu tadi untuk mencatat siapa-siapa saja temannya yang juga menginginkan kehadiran seorang anak. Kemudian, si ibu menulis. Ada beberapa nama yang ia tulis dan ia serahkan kepada kyai itu. Lalu kyai itu berkata, “itu bukan untukku, tetapi untukmu, kamu doakan mereka agar mereka diberi apa yang mereka harapkan”.
Terselang beberapa bulan, si ibu tadi memeriksakan dirinya ke dokter dan alhasil ternyata dia dinyatakan positif hamil.
Lalu apa yang mesti kita perhatikan dari kisah tersebut di atas?
Yang mesti kita perhatikan dari kisah tersebut adalah bahwasanya apabila kita menginginkan doa kita dikabulkan oleh Allah azza wajalla, maka kita harus mendoakan orang lain. Mengapa demikian? Karena dengan kita mendoakan orang lain maka kita akan didoakan oleh para malaikat. Dengan demikian, kita akan terbantukan oleh doa makhluk Allah yang selalu taat itu.
Jangan lupa, jaga keikhlasan doa kita dengan merahasiakan bahwa kita telah mendoakannya.