Baru beberapa menit yang lalu aku mengirimkan surat lamaran lewat kantor pos Pekayon. Untuk pertama kalinya aku menulis surat lamaran yang agak profesional. Dengan memerhatikan kelengkapan dan permintaan yang diajukan oleh PT yang dimaksud.
Tapi semua itu (bersambung)
26 May 2008
26 April 2008
Mang-mang
Aku yang sedang mesantren 'menganggur, santai tapi keren' terus berikhtiar mencari tempat dimana aku dapat memberikan dedikasiku untuk seseorang, perusahaan ataupun lembaga, yang memang membutuhkan.
Ada beberapa tempat yang telah aku kirimi surat ketersediaanku untuk menjadi bagian dari keluarganya, baik lewat surat ataupun lewat email. Ada yang sudah memanggilku tetapi belum ada kelanjutan, adapula yang memang sepi.
Sambil menunggu kesepianku akan rutinitas yang memang aku harapkan, aku pun tetap terus mengaktualisasikan diri dengan berbagai cara. Sampai, beberapa hari yang lalu ada yang memanggilku untuk psikotes. Padahal sekarang ini aku sedang berusaha memasuki sebuah lembaga pendidikan formal; bukan untuk belajar, tetapi untuk bekerja.
Memang sulit, dikala sesuatu lagi tanggung-tanggungnya eh...ada yang membuat kebimbangan akhirnya, karena aku tidak mau diselimuti keraguan maka aku pun tidak memenuhi panggilan psikotes tersebut. Tapi bukan karena tidak mau, tapi karena aku sakit -seperti disengaja jadinya.
Tapi aku tetap yakin, walaupun yang dihadapanku itu belum tentu seratus persen ditangan. Semoga
Ada beberapa tempat yang telah aku kirimi surat ketersediaanku untuk menjadi bagian dari keluarganya, baik lewat surat ataupun lewat email. Ada yang sudah memanggilku tetapi belum ada kelanjutan, adapula yang memang sepi.
Sambil menunggu kesepianku akan rutinitas yang memang aku harapkan, aku pun tetap terus mengaktualisasikan diri dengan berbagai cara. Sampai, beberapa hari yang lalu ada yang memanggilku untuk psikotes. Padahal sekarang ini aku sedang berusaha memasuki sebuah lembaga pendidikan formal; bukan untuk belajar, tetapi untuk bekerja.
Memang sulit, dikala sesuatu lagi tanggung-tanggungnya eh...ada yang membuat kebimbangan akhirnya, karena aku tidak mau diselimuti keraguan maka aku pun tidak memenuhi panggilan psikotes tersebut. Tapi bukan karena tidak mau, tapi karena aku sakit -seperti disengaja jadinya.
Tapi aku tetap yakin, walaupun yang dihadapanku itu belum tentu seratus persen ditangan. Semoga
25 April 2008
Nggak jadi ilmuwan, ane kabur!
Sebenarnya sudah beberapa minggu dari saat aku memenuhi panggilan ke BEJ. Ya yang namanya anak muda kayak aku pastilah dipenuhi dengan jiwa-jiwa penasaran.
Sesampainya di sana, walaupun belum waktunya, karena masih beberapa jam lagi dari waktu janjian akupun langsung naik ke lantai yang memang rencananya hendak dituju. Banyak rintangan yang tidak memilukan tetapi rasanya sungguh memalukan. Betapa tidak, aku masuk ke gedung yang berpengamanan sangat ketat. Disitu aku benar-benar kelihatan wong deso, urang kampung mulai dari pemeriksaan barang bawaan di pos penjagaan sampai mau masuk dengan kartu tanda pengunjung yang gimana... gitu aku jadi malu, benar-banar malu. Untungnya orang lain pada sibuk dengan mobilitasnya jadi aku sedikit merasa aman walaupun ya... wirang pisan.
Naik lift pun salah, untungnya bukan salah karena tidak bisa tapi salah tempat naik doank. Sesampai di lantai yang dimaksud, aku langsung masuk dan menemui satpam, terus disuruh menemui resepsionis. Ternyata yang tadinya mau datang jam dua siang malah sudah mengisi daftar tamu yang disediakan. Setelah selesai mengisis formulir aku pun langsung pamit untut sholat jum'at. Si resepsionis melarang, lalu aku kasih penjelasan nanti aku balik lagi.
Tau nggak ternyata, setelah sholat jum'at kayaknya aku dapat ilham. Dengan sedikit pikir-pikir dulu aku pun langsung naik bus way, tancap gas.....Jadi bohong nih hari ini.
Jadinya ane nggak jadi ilmuwan soalnya keburu kabur sebelum rasa ingin tahu ane terobati semuanya.
Sesampainya di sana, walaupun belum waktunya, karena masih beberapa jam lagi dari waktu janjian akupun langsung naik ke lantai yang memang rencananya hendak dituju. Banyak rintangan yang tidak memilukan tetapi rasanya sungguh memalukan. Betapa tidak, aku masuk ke gedung yang berpengamanan sangat ketat. Disitu aku benar-benar kelihatan wong deso, urang kampung mulai dari pemeriksaan barang bawaan di pos penjagaan sampai mau masuk dengan kartu tanda pengunjung yang gimana... gitu aku jadi malu, benar-banar malu. Untungnya orang lain pada sibuk dengan mobilitasnya jadi aku sedikit merasa aman walaupun ya... wirang pisan.
Naik lift pun salah, untungnya bukan salah karena tidak bisa tapi salah tempat naik doank. Sesampai di lantai yang dimaksud, aku langsung masuk dan menemui satpam, terus disuruh menemui resepsionis. Ternyata yang tadinya mau datang jam dua siang malah sudah mengisi daftar tamu yang disediakan. Setelah selesai mengisis formulir aku pun langsung pamit untut sholat jum'at. Si resepsionis melarang, lalu aku kasih penjelasan nanti aku balik lagi.
Tau nggak ternyata, setelah sholat jum'at kayaknya aku dapat ilham. Dengan sedikit pikir-pikir dulu aku pun langsung naik bus way, tancap gas.....Jadi bohong nih hari ini.
Jadinya ane nggak jadi ilmuwan soalnya keburu kabur sebelum rasa ingin tahu ane terobati semuanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)