Halaman

26 March 2008

Dengan Karya Prestatif

Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur

Hidup ini, tidak cukup dengan hanya dalil dalam berdakwah, namun perlu karya nyata yang membagakan bagi ummat.

Kita sangat penting mengatakan kebersihan sebagaian dari pada iman, namun membersihkan kamar, halaman, pakaian dan lain sebagainya juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.

Kita sangat penting mengatakan tuntutlah ilmu sampai negeri Cina, namun segera memburu aneka keilmuan, agar kita segera mempunyai beberapa alternatif keilmuan sehingga mempermudah menghadapi persoalan hidup lebih produktif juga sangat penting sebagai bukti bersahabat dengan aneka permasalahan hidup dengan karya nyata prestatif.

Kita sangat penting mengetahui bahwa bukan termasuk orang beriman kalau dirinya kenyang sedangkan tetangganya kelaparan. Kita juga sangat penting mengetahui tentang perbanyak kuah kalau engkau membuat sayur. Kita juga sangat penting mengetahui anjuran untuk sering memberi walaupun sekedar kikil kambing. Namun, segera menyisihkan dana untuk tetangga yang memang memerlukan atau memberi oleh-oleh ke tetangga ketika kita pulang dari bepergian juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.

Kita sangat penting mengetahui peta perjalanan menuju Jakarta dan juga peta kota Jakarta, sebab itu adalah pengetahuan bagi kehidupan kita. Namun, segera pergi ke Jakarta dengan segala resiko salah jalan, macet, mobil bocor dan lain sebagainya juga sangat penting sebagai bukti karya nyata prestatif.

Sahabat yang budiman,

Banyak ilmu, merupakan keharusan, namun banyak karya nyata setelah kita mempunyai ilmu, juga merupakan keharusan hidup sebagai karya nyata prestatif.

Go … go……go……. Dengan segala kekurangan kita, mari memperbanyak karya nyata prestatif.

Berani hadapi karya nyata prestatif !!! Bagaimana pendapat sahabat ???

adaftasi dari cybermq

20 March 2008

Child Maker

Cobalah lihat di sekitar kita, apakah banyak ibu-ibu muda yang baru berumur 17-21 tahun? Kalaupun tidak banyak, pastilah ada dan lebih dari satu orang. Ya, mereka adalah ibu-ibu yang 'tumbuh' karena paradigma pemikiran dan pola pergaulan yang kurang 'terdidik' -terarahkan.

Bayangkan saja, seusia mereka sudah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mendidik generasi-generasi baru yang nantinya akan memegang tampuk -kendali bangsa.

Padahal, banyak diantara mereka yang menguasai dan menjaga dirinya saja tidak sanggup. Mereka berumah tangga lantaran dorongan yang sebenarnya tidak bisa dipertanggung-jawabkan.

Karena hawa nafsu, dorongan ekonomi, suruhan orang tua karena anaknya terlalu nakal dalam bergaul, karena 'kecelakaan', karena takut kekasihnya direbut orang lain, dll.

Semua itu nantinya tentu akan berdampak pada psikologis -kejiwaannya. Bahkan, kecenderungan bubarnya pernikahan akan lebih besar peluangnya. Pada usia itu dominasi emosional lebih kentara dan memengaruhi jiwa serta pemikiran.

Akan tetapi, lain halnya dengan anak perempuan yang memang sudah siap secara keilmuan dan kedewasaan berpikir. Meskipun masih relatif muda ia akan mampu menjalani amanah yang ia emban. Tetapi tetap, bimbingan dan arahan dari orang yang berpengalaman terutama orang tua atau keluarga sangat penting.

Perkara ini tidak melulu ada pada kaum hawa, tetapi pun terjadi pada kaum adam. Hanya frekuensinya berbeda

19 March 2008

>>> JAS MERAH, pakailah!


Jas Merah, sesuatu ungkapan yang mampu membuat bangsa ini bangkit dan maju dengan percepatan yang luar biasa. Betapa tidak, jika manusia Indonesia mampu menghayati dan mengamalkan apa-apa yang terkait dalam 'Jasmerah' maka, aku benar-banar yakin akan semua kemajuan bangsa secara signifikan.
***
Ketika aku duduk di bangku Tsanawiyah ada pelajaran yang sangat aku sukai, yaitu SKI, Sejarah Kebudayaan Islam. Saat itu aku benar-benar tergila-gila akan pelajaran itu. Namun aku tidak hendak mengungkap hal itu, yang aku ungkapkan adalah kebenaran yang kini aku temukan yang dahulu mungkin tidak sejelas ini.

Saat aku belajar, dijelaskan tentang kehebatan-kehebatan Dari Daulah Umayyah dan Abbasiyah yang keduanya memimpin ke-khalifah-an Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Yang aku ketahui saat itu adalah mereka memimpin Islam dengan baik, sepertinya tidak ada cela. Sekarang aku tahu bahwa ternyata dari kedua Daulah tersebut hanya sedikit khalifah yang benar-benar menjalankan syariat Islam.

Bahkan yang membuat aku miris dan haru ketika para ulama yang memegang teguh kebenaran mati syahid bersimbah darah keimanan di tangan para penguasa dzalim Umayyah dan Abbasiyah. Sebut saja Abu Hanifah, Ahmad bin hambal, dan ulama-ulama kharismatik lainnya. Sungguh itu benar-benar membuat aku heran, bukan kepalang.
***
Kembali ke 'Jasmerah', dengan hal ini kita akan mengetahui segala kesalahan umat pada masa lampau, pemerintahan yang kacau, umat-umat yang durhaka, dll. Tentu saja jika kita memang mengambil pelajaran dan memang benar-benar mempraktikannya pada kehidupan kita sekarang.

Ya, Jasmerah "Jangan Sekali-kali Melupakan sejarah". Karena dengan sejarah kita dapat belajar dan menumbuhkan semangat dikala kita down. Kita akan merasa tergugah manakala kita membaca betapa semangatnya para pejuang -pahlawan bangsa, kita pun tergugah manakala kita membaca diary yang merupakan sejarah hidup kita.

Pokoknya, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tapi inget, baca dan gali sejar
ah dari sumber yang memang dapat dipertanggung-jawabkan agar nilai-nilai luruh tetap terjaga. Wallahu'alam.