Segala puji bagi Sang Pencipta yang selalu memerhatikan ciptaan-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpah kepada junungan alam, Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wasalam.
Bukan rahasia lagi, jika jejaring sosial saat ini telah menjadi kebutuhan pokok jutaan umat manusia. Bukan kebutuhan setiap hari lagi, melainkan kebutuhan setiap saat -saat dimana ia memiliki waktu sedikit luang, maka ia akan menjambanginya.
Kecanduan, Mungkin. terkadang terlintas dalam fikiran yang tak sengaja membaca status orang lain, yang isinya mencurahkan segala rasa yang kalu tidak salah hal tersebut ditujukan untuk Tuhannya. Lalu, kenapa di facebbok? Padahal facebook adalah tempat manusia berkerumun. Jangan-jangan, kita sudah melupakan dan ceroboh. Walaupun tentu kita selalu punya kecerobohan. Tapi, rahasia kita dengan Tuhan kita, tak perlulah di-share kemana-mana. Bukankah itu akan merusak kesakralan. (semoga saja tidak demikian).
Tentu lain halnya jika sesuatu perasaan tersebut memang kita bagi. Tapi tentu kita bisa memilah. Mana yang akan dibagi dengan manusia, mana yang memang akan kita bagi dengan Sang Pencipta kita. Kebablasan, Semoga saja tidak.
Mungkin sekarang kita lupa bahwa tempat yang tepat berharap adalah ditempat sujud dan waktu utamanya adalah di akhir malam. Bukan di facebook.
Dulu, kita mungkin sangat sedih bila kita terlewat untuk bermunajat di malam hening, sekarang kita sedih kalau kita tidak bisa update status atau patroli dunia maya, melihat status teman dan komentar-komentar, dan ditongkrongi walau sampai larut malam pun.
Yang mpunya, mungkin tertawa terbahak-bahak dengan semakin banyaknya pengguna facebook. Dia bisa membuat candu untuk kita semua dan membuat frekuensi lupa kita semakin bertambah.
Semoga kita semua mendapat hikmah dibalik segala fenomena.
Bukan rahasia lagi, jika jejaring sosial saat ini telah menjadi kebutuhan pokok jutaan umat manusia. Bukan kebutuhan setiap hari lagi, melainkan kebutuhan setiap saat -saat dimana ia memiliki waktu sedikit luang, maka ia akan menjambanginya.
Kecanduan, Mungkin. terkadang terlintas dalam fikiran yang tak sengaja membaca status orang lain, yang isinya mencurahkan segala rasa yang kalu tidak salah hal tersebut ditujukan untuk Tuhannya. Lalu, kenapa di facebbok? Padahal facebook adalah tempat manusia berkerumun. Jangan-jangan, kita sudah melupakan dan ceroboh. Walaupun tentu kita selalu punya kecerobohan. Tapi, rahasia kita dengan Tuhan kita, tak perlulah di-share kemana-mana. Bukankah itu akan merusak kesakralan. (semoga saja tidak demikian).
Tentu lain halnya jika sesuatu perasaan tersebut memang kita bagi. Tapi tentu kita bisa memilah. Mana yang akan dibagi dengan manusia, mana yang memang akan kita bagi dengan Sang Pencipta kita. Kebablasan, Semoga saja tidak.
Mungkin sekarang kita lupa bahwa tempat yang tepat berharap adalah ditempat sujud dan waktu utamanya adalah di akhir malam. Bukan di facebook.
Dulu, kita mungkin sangat sedih bila kita terlewat untuk bermunajat di malam hening, sekarang kita sedih kalau kita tidak bisa update status atau patroli dunia maya, melihat status teman dan komentar-komentar, dan ditongkrongi walau sampai larut malam pun.
Yang mpunya, mungkin tertawa terbahak-bahak dengan semakin banyaknya pengguna facebook. Dia bisa membuat candu untuk kita semua dan membuat frekuensi lupa kita semakin bertambah.
Semoga kita semua mendapat hikmah dibalik segala fenomena.
2 comments:
nice blog, emang bener banget, memang manusia mulai lupa akan tuhannya.
fiber optik
Читаю и чувствую себя как дома. Спасибо создателям за хороший ресурс!
Крутой сайт! Все хорошо сделано.
Post a Comment