Halaman

19 March 2008

>>> JAS MERAH, pakailah!


Jas Merah, sesuatu ungkapan yang mampu membuat bangsa ini bangkit dan maju dengan percepatan yang luar biasa. Betapa tidak, jika manusia Indonesia mampu menghayati dan mengamalkan apa-apa yang terkait dalam 'Jasmerah' maka, aku benar-banar yakin akan semua kemajuan bangsa secara signifikan.
***
Ketika aku duduk di bangku Tsanawiyah ada pelajaran yang sangat aku sukai, yaitu SKI, Sejarah Kebudayaan Islam. Saat itu aku benar-benar tergila-gila akan pelajaran itu. Namun aku tidak hendak mengungkap hal itu, yang aku ungkapkan adalah kebenaran yang kini aku temukan yang dahulu mungkin tidak sejelas ini.

Saat aku belajar, dijelaskan tentang kehebatan-kehebatan Dari Daulah Umayyah dan Abbasiyah yang keduanya memimpin ke-khalifah-an Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin. Yang aku ketahui saat itu adalah mereka memimpin Islam dengan baik, sepertinya tidak ada cela. Sekarang aku tahu bahwa ternyata dari kedua Daulah tersebut hanya sedikit khalifah yang benar-benar menjalankan syariat Islam.

Bahkan yang membuat aku miris dan haru ketika para ulama yang memegang teguh kebenaran mati syahid bersimbah darah keimanan di tangan para penguasa dzalim Umayyah dan Abbasiyah. Sebut saja Abu Hanifah, Ahmad bin hambal, dan ulama-ulama kharismatik lainnya. Sungguh itu benar-benar membuat aku heran, bukan kepalang.
***
Kembali ke 'Jasmerah', dengan hal ini kita akan mengetahui segala kesalahan umat pada masa lampau, pemerintahan yang kacau, umat-umat yang durhaka, dll. Tentu saja jika kita memang mengambil pelajaran dan memang benar-benar mempraktikannya pada kehidupan kita sekarang.

Ya, Jasmerah "Jangan Sekali-kali Melupakan sejarah". Karena dengan sejarah kita dapat belajar dan menumbuhkan semangat dikala kita down. Kita akan merasa tergugah manakala kita membaca betapa semangatnya para pejuang -pahlawan bangsa, kita pun tergugah manakala kita membaca diary yang merupakan sejarah hidup kita.

Pokoknya, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tapi inget, baca dan gali sejar
ah dari sumber yang memang dapat dipertanggung-jawabkan agar nilai-nilai luruh tetap terjaga. Wallahu'alam.




16 March 2008

>>>Biar Nggak Penat ...?! Ngapain ya..?

Remaja atau yang mengaku "remaja"pada era sekarang, tapi sepertinya memang dari dulu senang bila memiliki pendamping 'pacar'. Mereka merasa pede jika mereka sudah punya doi dan merasa minder jika belum memiliki si doi.

Inilah salah satu sifat manusiawi. Manusia inginkan tempat curhat, orang yang mau mendengarkan dan "menyanginya". Dengan memiliki pacar atau kekasih maka ia mampu mencurahkan sebagian atau mungkin semua unek-unek yang ia miliki kepada sang kekasih.

Dari situ kita bisa mengambil salah satu kesimpulan bahwa seseorang membutuhkan tempat untuk melepaskan penat di kepalanya, dan salah satu caranya dengan curhat atau berbagi.

Senang berbagi, itulah hal yang perlu kita lakukan. Kenapa demikian? Karena dengan berbagi maka secara psikologis akan mengurangi tekanan batin kita dari hal-hal yang membebani pikiran kita. Tentu saja tidak melulu dengan memiliki pacar atau kekasih. Apalagi, jika kita termasuk orang yang sangat menaati peraturan agama maka hal ini sangat terlarang.

Kita sebenarnya dapat mencurahkan sesuatu yang menjadi unek-unek kita dengan cara lain, misalnya dengan menulis diary, sharing dengan sahabat-sahabat, konsultasi dan lain sebagainya yang sesuai dengan kesenangan dan minat masing-masing.

Tentu akan lebih baik bila cara kita melepaskan penat adalah dengan sesuatu yang positif dan nantinya akan menjadi nilai tambah bagi kehidupan kita. Baik itu berupa materil ataupun spirituil. Dengan demikian maka kita akan mendapat dua keuntungan, yang pertama keuntungan saat kita melepaskan penat saat itu dan yang kedua adalah keuntungan pada suatu hari nanti karena kita melakukan sesuatu yang positif. Semoga.

15 March 2008

Panduan >>semua butuh Panduan

Jika kita berada pada sebuah perjalan yang jauh dan belum kita ketahui rutenya, maka kita membutuhkan panduan. Apakah itu berupa peta, ataupun navigator yang memberitahukan setiap seluk beluk mengenai perjalanan tersebut. Dan sepertinya semua segi kehidupan membutuhkan hal itu.

Ketika kita sekolah dan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran maka kita akan membutuhkan panduan baik itu berupa buku ataupun penjelasan lebih lanjut dari guru atau orang yang lebih tahu. Ketika kita inginkan hidup yang bahagia maka kita harus memiliki panduannya berupa ilmu untuk menghadapi permasalahan yang membuat hidup kita tidak bahagia.

So semuanya membutuhkan panduan jika memang kesuksesan yang kita inginkan. Lain halnya jika kita tidak mempedulikan akan hasil yang kita capai. Kita akan melakukan sesuatu dengan serabutan, asal garap saja. Tidak memenuhi standar dan protap yang memang harus dijalani.

Ketika kita di akhirat nanti menginginkan syurga yang Tuhan janjikan, maka kita harus mau mematuhi semua panduan-Nya yang ada di dunia ini. Panduan yang dicontohkan oleh utusan-Nya, wahyu yang diturunkan, dan para penerus dari utusan Tuhan tersebut. Jika tidak, maka jangan harap mendapatkan syurganya Allah.

Intinya, semua hal pasti butuh panduan -apapun itu. Walaupun hanya berupa naluri manusiawi.